Minggu, 06 April 2014

Little White Angel - chapter two


NO CRY and NO SICK

............................. Dengan geram Mr. Park menarik lengan sanghyun keras masuk ke dalam rumah dan dilemparnya sanghyun sampai terjatuh dilantai. “ap-appa.. wae-wae geure?” tanya sanghyun takut-takut. Appa sanghyun dengan sangat tajam menatap sanghyun. “kamu senang huh? Mengerjai appa? Kau membuat aku dinasehati ini itu dengan dokter bodoh itu huh? Biar aku memanjakanmu begitu? Iya?” bentak Mr. Park dilemparnya obat yang di belinya tadi di apotek ke wajah sanghyun. Obat2 yang sudah tertata rapi sesuai resep menjadi berhamburan kemana-mana. “ahh.. app-appo” Mr. Park meraih rambut sanghyun dengan kasar membuat
sanghyun meringis kesakitan. “yah...jangan harap aku akan mendengar kata2 dokter itu!!! Dan jika kamu sampai sakit lagi.. aku akan membuangmu!! Dasar tak berguna..” Mr. Park melepaskan genggamannya terhadap sanghyun. Sanghyun mulai menangis. “mau menangis huh?” seteleh Mr. Park mengatakan kata2 itu sanghyun langsung mengurungkan niatnya untuk menjatuhkan air matanya. Dia menahan dan mencoba membendung air matanya. “INGAT... Jangan sampai kamu sakit... !!!” kata Mr. Park dengan penuh penekanan. Sanghyun menganggukkan kepalanya dengan pelan. Bdanny kembali gemetaran. Dia sangat ketakutan dengan appanya yang kini seperti monster. Setelah Mr. Park meninggalkannya ke kamarnya, sanghyun memungut obat yang berhamburan tadi dan langsung masuk ke kamarnya yang tanpa kasur. Dia menatap obat2 itu, terdapat 3 macam obat.. sanghyun cukup cerdas dia meminum satu-satu 3 butir itu.. dan dia menyimpan yang lainnya dalam rak yang sudah rusak tapi dibersihkannya sampai bersih.
Beberapa hari setelah dia dibawa ke rumah sakit, sanghyun tetap mengerjakan pekerjaan di rumahnya dan setelah selesai maka dia akan langsung masuk ke kamarnya dan diam tak melakukan apa-apa, hanya menunggu keluarganya kembali dari acara masing-masing. Dia mengambil buku2nya dan membacanya. Sanghyun sangatlah rajin dan cerdas. Tanpa ada guru yang mengajarinya dia dapat menyelesaikan soal matematika hanya dengan memahami kata2nya. Cukup dengan membaca sanghyun sudah sangat paham dengan soal2 meluas dari suatu topik. Terkadang saat dia membersihkan kamar dari hyung-hyung nya dia akan membaca buku2 milik hyungnya tentunya dengan diam-diam. Bahkan sanghyun mengerjakan soal-soal yang tertera dalam buku hyungnya. Sebenarnya guru sanghyun menanyakan kemana sanghyun pergi dan mengapa sanghyun keluar dari sekolahnya. Bahkan kunjungan ke wali muridpun telah dilakukan guru sanghyun tapi Mr. Dan Mrs. Park tak mengenankan guru itu masuk ataupun bertemu dengan sanghyun. Sanghyun selalu dipaksa masuk ke dalam kamarnya dan disuruh diam tak bersuara di dalam kamarnya yang dikunci oleh Mr. Park saat ada guru sanghyun berkunjung. Sanghyun adalah siswa teladan di sekolahannya. Meski msih di grade pertama dia selalu dapat memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran apapun. Bahkan dia dapat membantu peserta olimpiade yang kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan olimpiadenya. Sanghyun sering disebut-sebut sebagai anak emas bagi sekolahannya, oleh karena itu pihak sekolahannya selalu mengharapkan sanghyun kembali ke sekolahannya. Tapi sepertinya Mr. Dan Mrs. Park memang sangat sulit untuk ditemui.

Saat sedang asik membersihkan ruangan tamu yang memang luasnya seperti ruangan tamu kerajaan sanghyun mendengar bel pintu rumahnya berdering dengan kerasnya. “yah!!! Sanghyun!!! Palii ada tamu itu!” teriak eommanya yang sepertinya berada dalam kamar mandi. “neh eomma..” balas sanghyun sambil berlari dari sudut ruangan ke pintu.. dia membuka pintu rumahnya dan.. yag berdiri disana adalah.. saengnimnya. “a.. saeng-saengnim?” . “sanghyun!!!” dipeluknya diri sanghyun oleh saengnimnya itu. “sanghyun.. selama ini kamu itu ngapain saja jika kamu tidak sekolah hum?” . “....” sanghyun benar-benar takut jika mengeluarkan sepatah atau dua patah kata, eommanya pasti akan langsung memarahinya dan yang benar saja.. belum juga sanghyun membatin “YAH... SANGHYUN.. MASUK KE KAMAR” teriak eommanya dari belakang. Sanghyun langsung melepaskan diri dari pelukan saengnimnya dan berlari masuk ke kamar bekas gudangnya. Badan sanghyun kini gemetaran hebat. Sanghyun tak tau apa yang telah terjadi pada dirinya ‘Kenapa setiap mendengar suara eomma dan appa aku langsung sperti ini.?’ Batin sanghyun. “ouch..” tiba2 merasa perutnya sangat sakit sekali.. dia teringat obat yang dilempar oleh appanya kemarin, dia pun langsung memasukkan obat itu ke mulutnya dan tak peduli pahit atau apapun rasa obat itu merasuk ke lidahnya. Dia meminum obatnya tanpa air ataupun makanan apapun. Karna sanghyun tak memiliki apa-apa untuk saat ini. Dia bisa makan dan minum hanya saat malam saja tepatnya tengah malam nanti. “ah..kenapa masih sakit gini? Aku tak boleh kelihatan sakit di mata mereka!!! Nanti mereka marah lagi..” gerutu sanghyun sambil meremas keras perutnya. “abojhi.. mani appo >.<....” . “sanghyun!!!” teriak eommanya tiba-tiba. Sanghyun langsung mengusap air matanya yang sempat sedikit keluar dan dia berlari mendekati eommanya yang sudah berada diluar kamarnya. “neh eomma?” . “kenapa tak kamu lanjutkan lagi aktivitasmu huh?” . “ne-neh...” sanghyun menuju ke tempat dia berada sebelum saengnimnya datang tadi. “yah!!!” tiba2 eommanya berteriak. Sanghyun langsung menoleh ke arah eommanya dan didapatkannya tamparan keras dari eommanya sampai sanghyun terjatuh. “kenapa dengan matamu huh??!! Kamu menangis? Berani menangis huh???!!!” ditarikknya rambut sanghyun, sanghyun menutup mata dan menahan tangisnya karna dia sangat takut eommanya akan memukulnya lagi. “JAWAB!!!” . “an-aniyoo eomma.. ak-aku tidak menangis ko-kok..” jawab sanghyun sambil meringis kesakitan. Sanghyun menggigit bibirnya bagian dalam sampai dia rasakan asin di dalam mulutnya dia menahan tangis dengan begitu. Saat Mrs. Park akan beretriak lagi tiba2 bel pintu rumahnya berdering kembali. Dilepaskannya rambut sanghyun dan dia langsung menuju ke pintu. “Ah... yeobo.. pulangnya cepat sekali? Di kantor tak ada masalah kan? Mana berkas yang tdi aku bilang.. ketemu gak?” Mr. Park menatap sanghyun yang tersungkur menutup mulutnya. “membuat ulah apa lagi dia?”. “ah.. molaso!!” Mr Park mengerutkan keningnya dan mendekati sanghyun,, “KAU BIKIN ULAH APALAGI HUH?!!!!” ditendangnya sanghyun dipunggungnya.. sanghyun hanya mengerang kesakitan tapi dia tak berani meneteskan air matanya. Dia hanya terus menggigit bibirnya. Sanghyun menggelengkan kepalanya tanda dia tak melakukan apa2. “terus kenapa dia sampai sebal begitu?” ditendang lagi badan kecil sanghyun. Lagi sanghyun mengerang kesakitan. “An-aniya.. mo-molaso” saat sanghyun mengeluarkan kata2nya darah dari mulutnya keluar dan menetes.. Mr Park membelalakkan matanya di genggamnya kepala sanghyun.. “SUDAH AKU BILANG KAN?? JANGAN SAMPAI KAMU SAKIT!!!!! KALAU SAMPAI KAMU SAKIT AKAN AKU BUANG KAMU..!!” teriak Mr Park di telinga sanghyun. Sanghyun menganggukkan kepalanya. “na-naneun gwenchana.. ini hanya karna tergigit saja..” jawab sanghyun pelan. Dijatuhkannya lagi sanghyun ke lantai. “Aish... menyusahkan!!!” gerutu Mr Park dan dia meninggalkan sanghyun begitu saja.. sanghyun berusaha berdiri kembali dan langsung melakukan kegiatannya lagi meski dengan perasaan yang sangat sakit.. dia ingin menangis tapi kalau sampai ketahuan dia sangat takut. Tubuh kecil sanghyun menggigil sakit tak hanya fisik, psikisnyapun terasa sakit.. hanya karna dia masih sangat belia dia hanya diam saja dan menahan semuanya.

Sanghyun POV
Aku mengendap-endap menuju pintu belakang rumahku... jam di dinding rumah tadi menunjukkan pukul 11.30 KST. Pasti mereka sudah pada tidur, karna perutku sudah sangat keroncongan aku bergegas keluar dari rumah kemana lagi kalau bukan ke... resto langgananku.. heheh.. bukan artinya aku membeli disitu, mana punya uang aku nya.. aku kesana mencari makanan sisa, orang-orang yang makan di resto itu memang sangat memubadzirkan makanan, makanan masih sisa banyak ditinggal begitu saja.. dan nantinya akan masuk ke tong sampah,, kan sayang.. makanya aku menunggui tong sampah.. agar makanan2 itu bisa aku ambil dan aku makan.. hehe. “kwukkk~~~~” . “yah... tummy-aaaa... sabar.. bentar lagi pasti mereka akan melempar makanannya.. makanya kamu tenang dulu.. jangan bunyi-bunyiiii~~~” bisikku menatap perut kempesku. Dan akhirnya mereka membuang makanannya.. “ah.. tuan.. chakka.. hehe itu buat saya saja..” . “.....”  tuan itu hanya diam dan menyerahkan plastik sisa makanan itu kepadaku. Dengan cepat aku merenggut kantong plastik itu dan duduk di bwah dan mulai memilah-milah kira2 mana yang akan aku makan.. “yah!! Itu sampah.. kamu sedang ngapain?” teriak seseorang tiba2. Aku terlonjak dan berlari sembunyi dibalik pohon.. jantungku berdegup sangat kencang.. aku sangat takut. Siapa dia itu? Dia terus menatap ke pohon tempat aku bersembunyi. “kwuukkkk kwukkk~~” si tummy ku terus berbunyi.. “aish.. diam.. kita sedang sembunyi tummy pabo..” aku memukul pelan perutku. “kamu itu lapar!! Jangan salahkan perutmu donk..” kata seseorang tiba2 orang tadi sudah berdiri di sampingku. Aku berniat akan berlari tapi lenganku dicengkramnya keras. “le-lepaskan..!! jeb-jeball... salah-salah aku apa?” kataku pelan berusaha melepaskan diri. “hei... tenang dulu donk.. aku hanya ingin bicara saja..” katanya. Mataku terbelalak.. aku semakin takut.. dan semakin meronta.. “lep-lepaskan! Lepaskan!!!” jantungku berdegupnya sangat kencang sampai terasa sakit dan tiba2 saja badanku melemas aku berhenti meronta karna pandangan ku kabur dan gelap.

Some one POV
Anak itu terus meronta sampai tiba2 dia melemas dan jatuh pingsan. Aku menahan badannya yang sangat kecil dan lemah. “yah.. gwenchana? Yah kid..” aku memanggil managerku dan memanggil ambulance. Aku membawa anak itu ke rumah sakit. “tuan muda.. siapa anak ini?” . “ntahlah..” . “jika tidak kenal mengapa kita harus mengurusinya?”. “yah.. kamu tak bisa lihat wajah pucat dan polos itu huh? Dia sangat lemah dan sepertinya dia butuh bantuan..” jelasku kesal. “jeo-jeosangimnida..” kata managerku. Tadi saat akan pulang dari makan malamku bersama teman2ku aku tak sengaja menatap seorang anak yang sedang mengutak atik sampah dan hendak memakannya!! Karna aku pikir itu tindakan yang tidak boleh dilakukan karna bisa membahayakan dia sendiri, lagian makanan sisa dan kotor kok dimakan ya jadi sumber penyakit lah.. makanya aku menegurnya, tapi dia malah lari ketakutan. Kemana orang tuanya sih?? Kasian kan dibiarkan cari makan dari sampah..!!! batinku.”tuan muda.. dia sudah sadar” kata managerku tiba2. “ho? Jeongmal..” aku beranjak dan memasuki bangsal VIP no 5 yang tadi aku pesan untuk anak itu. Anak itu nampak bingung menatap sekeliling.. matanya menatapku. Dan dia tercekat dan wajah yang tadinya hanya bingung tiba2 berubah menjadi wjah ketakutan. “ka-ka-kau siapa? Aku aku dimana?” tanyanya ketakutan. Tiba2 dia melepas selang infus dan hendak melarikan diri, aku dengan sigap menangkap pinggangnya yang sangat ramping. “hei.. kau musti istirahat dulu.!!!” Teriakku. Dia mulai meronta minta melepaskan diri. “lep-lepaskan! Kumohon..” kini badannya gemetaran hebat. Karna bingung musti apa aku mengelus punggungnya dan menenangkan anak itu. Perlahan diapun tenang. “hei anak kecil, siapa namamu?” . dia menatapku ragu, “sang- eum cheondung” . “oh hai cheondungshi.. eung kenapa tadi kamu makan makanan yang ada di sampah huh?” . “aku lapar.. dan dan tak ada uang..” jawabnya singkat. Aku tersenyum menatapnya. “bagaimana kalau kamu kerja.. agar dapat uang..” dia menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan, antara tatapan bingung, sedih, dan takut. “yah... aku bisa memberimu pekerjaan.. bagaimana?” tmbahku lagi. dia hanya menatapku melongo, ‘aigooo kyopta... >.< jika dia tak punya keluarga, akan aku paksa eomma untuk adopsi dia!!!’ cheondung hanya terus melongo tampak bingung...




                                                                           ---TBC---

                                              <<Preview                Next>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar