Impossible…I
can’t believe it!!
Sanghyun POV
Aq membuka mataku ‘aq masih terikat dalam tali’
batinku, samar-samar aku mendengarkan suara cambuk yang sedang dihempaskan
‘mustinya aku merasakan sakit, tapi aku tak merasakan tubuhku dicambuk.. lalu
itu suara siapakah yang dicambukki??’ perlahan aku membuka mataku dan di depan
mataku leeteuk hyung dalam keadaan terikat sama seprtiku sedang dicambuk oleh pesuruh
appaku. “leeteuk hyung!!!” pekikku tak percaya apa yang telah terjadi. “appa???
Kenapa denganmu?? Apa salah leeteuk hyung!! Kenapa appa mencambuknya??”
teriakku kepada appaku yang hanya diam menatapku. “kau tahu apa huh? Kau bilang
dia tak salah?
Karna kau telah mengadu kepadanya.. dia telah mencuri barang
yang seharusnya bukan kepunyaannya melainkan kepunyaan appa.. dia telah mencuri
barang penting appa dan tak mau mengembalikannya!!!” teriak appa penuh dengan
penekanan. “dan ini yang pantas dia dpatkan!” dan pesuruh appa kembali
menyambukki leeteuk hyung. Aku tak mau elihat kejadian sperti ini.. hal seperti
ini seharusnya tak terjadi pada leeteuk hyung. Aku meronta dan memohon kepada
appa agar da menghentikan aksinya tapi appa tetap tak menghiraukanku. Leeteuk
hyung sudah melemah. “appa… ku mohon… hentikan.” Aku menangisi leeteuk hyung yang
sudah babak belur itu. Ini semua gara-gara aku! Gara-gara aku melakukan hal
bodoh itu!! ‘mianhe hyung..’ aku menangis sangat pelan. Appa tetap terus
mencambukki leeteuk hyung.. “cepat kau katakana dimana benda yang telah kau
ambil!!!!” teriak appa. “nan-h.. aku akan melaporkanmu ke pi- ahhhh!” leetuk
hyung mengerang kesakitan. “hyung!! Benda apa yang telah kau ambil? Ku mohon
kembalikan kepada appa..” kataku. “andweeh.. jika disk itu aku serahkan.. nanti
aku tak dapat menepati janjiku untuk menolongmu.. aku tak dapat
menyelamatkan---agrrhhh!!” pesuruh appa mencambukki tubuh leeteuk hyung
kembali. “me-menyelamatkan siapa? Aku? Aku-aku berada di rumahku sendiri dan
bersama keluargaku sendiri.. tidak ada yang perlu hyung selamatkan!! Tidak ada
yang perlu hyung tolong jika jawabannya adalah aku!! Aku baik-baik saja
hyung!!! Semua ini karna kesalahanku sehingga aku pantas mendapatkan hukuman
ini” kataku menjelaskan kepada leeteuk hyung. “nan-naneun gwenchanayo…”
lanjutku. “baik? Baik apanya? Jelas-jelas kau disiksa oleh appamu sendiri!! Ini
merupakan criminal yang harus dilaporkan ke pihak yang berwajib..aku hanya
melaksanakan hal yang seharusnya dilaksanakan oleh warga korea selatan yang
taat peraturan.. dan arghhhh” kembali pesuruh appa mncambukki leeteuk hyung.
“STOP!!!! Hyung stop! Aku mohon.. aku ini baik-baik saja hyung jangan hiraukan
aku..” teriakku memohon. Tapi leeteuk hyung tetap ukuh dengan tak mau
mengatakan dimana dia menyebunyikan disk tersebut. Ntah apa yang ada dalam disk
itu sampai appa sangat khawatir. “cepat beri tahu kau menyimpan disk itu!!!
Sebelum kesabaranku hilang!!” teriak appa, dan pesuruh it uterus mencambukki
leeteuk hyung. Aku sangat tak ingin ini terjadi, hatiku sangat sakit melihat
satu-satunya orang yang membelaku dan menyayangiku kini disiksa oleh keluargaku
sendiri dan semua ini karna aku. “hyung please……” “andwe!!!” leeteuk hyung
tetap bersikeras. “owh… atau begini saja..” perlahan dan tiba-tiba appa
mendekatiku. “park jungsoo shi, bagaimana rasanya jika melihat anak ini aku…” “arghhhh”
sebuah cmabukkan besi yang keras menyengat pada punggungku. Appa mencambukku
dengan tongkat besinya. “arghhhhh” lagi-lagi appa mencambukku bersamaan dengan
teriakan leeteuk hyung dan dia berusaha merontamelepaskan diri.
Leeteuk POV
Cheondung mengerang lemah karna cambukkan dari appanya
yang begitu tiba-tiba. Cheondung tampak semakin lemah karna memang sebelumnya
dia sudah sangat babak belur. Kenapa Mr. Park tetap mencambukki putranya? Putra
bungsunya. Aku tak dapat menerima perlakuannya kepada cheondung meskipun dia
itu appanya. Cambukkan itu semakin keras, aku meronta ingin melepaskan diri dan
menolong cheondung tapi ikatan tanganku sangat kencang. Cheondung terus
mengerang kesakitan dan tiba-tiba tak lagi bersuara dia pingsan kembali. Aku
mengeluarkan air mataku dengan deras. Wajah polos tak berdosa itu pucat pasi,
tapi Mr. Park tetap mencambukkinya dia hanya meringis tak kuat untuk berteriak
lagi. “tu-tuan besar.. ku mohon jangan-jangan dilanjutkan.. kasian dia.. dia
itu putra anda… putra kandung anda darah daging anda.. kenapa anda begitu tega
kepadanya? Bu-bunuh saja aku dan jangan siksa dia… ku-ku mohon..” aku terus
memohon dengan berlinangan air mata. “ah~~~ kau benar.. akan lebih efektif jika
aku bunuh kamu saja.. toh disk itu hanya kau yang tau tempat menyimpannya
bukan?? Jadi dengan tak adanya kamu, disk itu gak akan mungkin kemana-mana..”
kata Mr. Park dengan tatapan creepy. “ANDWEEEE!!!” cheondung tiba-tiba saja
berteriak dengan muka fear dan sedih. Dia Nampak sangat kacau, aku hanya bisa berharap…aku
hanya bisa berharap akan satu hal.. aku menatap cheondung dan tersenyum tulus
aku begitu menyanyanginya. “cheondung-aaaa.. kau-kau harus tahu,, dengarkan
baik-baik doong-aaa… hyung sangat menyanyangimu dan akan tetap selalu
menyanyangimu, kau akan selamanya menjadi dongsaeng yang paling aku sayang di
dunia ini.. saranghae yoo.. kau harus tetap hidup dan kunci dari semua ini ada
pada dirimu… you are my best destiny.. remember.. remember brother… remember…
my***************** just for you,, find..”
Sanghyun POV
‘special happiness’ Leeteuk hyung menyebutkan
kata-kata dengan hanya mengatakannya tanpa suara tapi aku masih tak paham
dengan maksud leeteuk hyung..“hentikan kata-kata menjijikkanmu itu!!!!!” appa
memotong kata-kata leeteuk hyung dengan satu suara yang dikeluarkan oleh benda
yang digenggamnya, aku belum pernah mendengar suara tersebut. Satu suara yang
membuat senyuman leeteuk hyung menghilang dan tetesan-tetesan cairan merah
marun segar terjatuh menggenang di bawah tubuh leeteuk hyung yang tergantung.
Aku tercekat dan mataku terbelalak. “lee-leeteuk hyung-leeteuk hyung?” aku
memanggil-manggil leeteuk hyung yang Nampak berpura-pura tak mendengarku dan
tertunduk. “HYUNG!! LEETEUK HYUNG!! HYUNG!!!!” aku berteriak kencang, jantungku
berdegup kencang tak karuan, dan tubuhku mulai gemetaran dan mati rasa,,
“leeteuk hyung!!! Bangun!!! Appa lepaskan aku!!!” aku mulai meronta tak
terkendali dan pesuruh appa melepas taliku dengan sekali sabitan pisaunya. Aku
langsung mendekati leetuk hyung dengan bergerak tak focus. Leeteuk hyung masih
tertunduk, aku memeluknya dan berusaha memanggilnya agar dia mendengarku. Tapi
tak dapat kurasakan hembusan nafasnya meski wajahku begitu dekat dengan
wajahnya,, aku tak dapat mendengarkan detakan jantung yang semestinya terdengar
doble meski aku memeluk erat tubuhnya, hanya suara detakan jantung yang cepat
dan tak karuan keluar dari badanku sendiri. Nafaskulah yang Nampak terdengar
memburu menerpa wajahnya yang pucat pasi. “HYUNG!! BANGUN!! HYUNG!!” aku
berteriak sembari mengguncang tubuh leetuk hyung yang seperti boneka tak
berdaya. Tapi tetap leeteuk hyung tak bergeming sedikitpun. Aku merasakan
dadaku yang basah oleh cairan merah pekat… nafasku tersengal-sengal.. aku tak
dapat bernafas.. ‘sesak’ batinku,, wajah yang ku genggam semakin gelap-gelap
dan menghilang bersamaan dengan kurasakan dinginnya keramik.
Mr. Park
“brukk” aku menatap tubuh sanghyun putra bungsuku
ambruk tak sadarkan diri. Ada sedikit rasa khawatir dalam hatiku tapi aku
abaikan,, toh kenyataan dia pembawa sial tak dapat hilang dari mataku. Ini
memang pantas dia terima, salah dia yang telah memasukkan orang asing ke
rahasia keluarga kami,, dia benar-benar anak pembawa sial!!! “kyu.. urusi semua
ini, jangan sampai ada jejak seinchipun dan rawat sanghyun..” kataku kepada
tangan kananku yang sangat dapat diandalkan itu. “neh.. sajangnim..” dan akupun
beranjak meninggalkan ruangan itu. ‘kurasa aku tak berlebihan…’ batinku.
Changsun POV
Sudah seminggu kami berlibur tanpa appa dan sanghyun.
Aku merasa ada yang disembunyikan oleh appa dan eomma. Aku yakin pasti ini ada
hubungannya dengan sanghyun, atau jangan-jangan appa menyiksa sanghyun lagi???
Aku jadi resah sendiri. Sesampainya di rumah kami aku langsung masuk ke rumah
dan hendak mencari tahu keadaan sanghyun tapi.. aku mendapati sanghyun dengan
baju yang—wah baru? Dan penampilannya rapid an bersih tidak seperti sebelum
kami berlibur,, dia sedang menonton televisi. “sanghyun?” panggilku pelan, dia
tetap diam menatap tv.. aniy.. dia menatap kosong ke arah tv dan dia tak
mendengarku. “sanghyun!” tetap dia menatap kosong kea rah tv dan tak berkutik.
Akhirnya aku menepuk pelan pndaknya sambil memanggilnya dia terlonjak kaget dan
langsung berdiri tegak dan meminta maaf kepadaku. “a.. chang-changsun hyung..
jeo-jeosangimnida.. su-dudah datang dari berberlibur? Aku-aku si-siapkaneum..
eum hyung mau minum apa? Biar aku ambilkan” dia menunduk badannya gemetaran.
Kenapa sanghyun jadi ketakutan? Dan dia-dia sudah tak bekerja membersihkan ini
itu ya? ‘Ada yang aneh ini’ batinku. “ah.. aku tak ingin apa-apa kok.. hanya,
gwenchana?”tanyaku padanya. Dia semakin menunduk sambil menggelengkan
kepalanya. “nan –nan gwenchana..” dia langsung berlari menuju ke—‘eh? Ke
kamarnya yang dulu? Bukan gudang? “eh? Itu kan kamar dia yang dulu?”sebelum aku
hendak mengikuti sanghyun ada yang menahan pundakku. Aku emnoleh dan kudapati
appa yang tersenyum simple kepadaku. “wae? Heran? Yah… sanghyun aku pindahkan
kembali ke kamarnya yang dulu… biar sama dengan kalian semua yang merupakan
putraku, putra keluarga Park..” jelas appa dengan tenang. “o iya dia tidak akan
bekerja lagi,, tidak menyapu, memasak ataupun bersih2 apapun lagi.. di sama
dengan kamu changsun” “ha? Kenapa begitu yeobo?” protes eomma tiba-tiba.
“karena dia putra bungsu kita yeobo yeobo kita tak boleh membedakan apapun
mulai dari sekarang.. neh?” penjelasan appa membuatku meongo keheranan,,, ‘apa
benar ini appa?’ batinku hweran.aq tersenyum sendiri, syukur deh kalo appa
sudah berubah.. “appa benar eomma.. sanghyun itu juga dongsaeng aku.. dongsaeng
kandungku…” tambahku membela appaku kemudian akupun melangkahkan kakiku menuju
kamar sanghyun, aku mengetuk pelan kamarnya. “sanghyun.. boleh aku-” tiba-tiba
saja pintu kamar sanghyun terbuka Nampak sanghun dengan wajah fear dan menunduk..
“iya-iya hyung ada yang harus aku lakukan? A-ada apa?” tanyanya dengan raut
ketakutan. Aq mngerutkan keningku, kenapa sanghyun Nampak ketakutan gtu? “ya..
enggak kok.. ini aq bwakan oleh-oleh dari jeju..” kataku, dia hanya menatap
sekilas oleh-oleh yang aq bawa dan langsung menyautnya cepat.
“kham-khamsahamnida” dia membungkuk. “emm..boleh aq masuk ke kamarmu sanghyun?”
tanyaku dan dijawabnya dengan anggukan. Kami berduapun masuk ke kamarnya yang
sangat rapi, tak banyak barang yang dimilikinya menjadikan kamarnya tampak
sangat luas. Dia hanya diam duduk di kursi belajarnya tetap menunduk. “yah..
gwenchana? Apa yang terjadi selama kami di Jeju sanghyun?” tanyaku dengan
serius. Mulai sekarang aku tak dapat membenci sanghyun hanya karna dia anak
pembawa sial.. jika aku piker-pikir meskipun dia tidak ada di dekatku ataupun
ada di dekatku itu sama saja, kalau memang aku baru sial ya tetap sial... emang
dasarnya. Tidak ada gunanya membenci sanghyun,, lagipula sanghyun itu adalah
saudara kandungku, dongsaeng kandung aku. “a-aniya..ti-tidak ada apa-apa kok..”
jawabnya dengan sangat gugup dan mula ketakutan kembali. Tubuhnya jadi
gemetaran hanya karna aku tanyai saja? Kenapa dengan dia? Aku memegang
pundaknya dia malah terlonjak saking kagetnya dan semakin ketakutan. ‘pasti
telah terjadi sesuatu dengannya dan tak mungkin TIDAK. “sanghyun-aaa dengar
baik-baik dan tolong jawab dengan jujur.. sebenarnya appa telah melakukan
sesuatu kepadamu kan?” tanyaku sambil memegang kedua pundaknya dan menatapnya
dnegan lekat. “ti-tidak ada apa-apa kok hyung.. jeong-jeongmal.. ap-appa tidak
melakukan apa-apa kok.... jeo-jeosang-jeosangimni--” tubuh yang aku pegang
lambat laun menjadi berat dan sanghyun roboh tak sadarkan diri. “sanghyun!!!”
teriakku saking paniknya. “appa!! Eomma!! Sang-sanghyun!!” aku berteriak
memanggil yang lainnya sehingga selang beberapa detik kamar sanghyun penuh
dengan keluargaku plus tangan kanan appa. Dengan sigap dan cekatan pesuruh appa
langsung mengangkat tubuh lemas sanghyun dan menaruhnya ke ranjang dan dokter
keluarga Park langsung memeriksa sanghyun, dokter itu mengatakan jika sanghyun
hanya kelelahan saja. Aku sedikit tak percaya kepadanya. Aku menatap appa tajam
dan kesal. “ada apa changsun.. kanapa menatap appa seperti itu..” “appa jawab
dengan jujur..” kataku dengan serius. “apa yang sebenarnya telah terjadi saat
kami berada di Jeju? Tidak mungkin dengan tiba-tiba appa memindahkan kamar
sanghyun dan tiba-tiba saja appa memperlakukan sanghyun dengan baik.. pasti ada
maksud dari smeua ini kan?” tanyaku kepada appa. “apa maksudmu changsun? Kau
tidak suka jika dongsaeng kamu mendapatkan fasilitas yang sama dengan kamu?”
Tanya appa balik. “sekarang sanghyun bersikap sangat aneh.. dia ketakutan dan
selalu gemetaran, dia dia seperti terancam akan sesuatu..dan ini pasti
gara-gara appa!” kataku mulai emosi. “yah.. dari dulu juga sanghyun orang gtu..
selalu takut-takut aneh.... kamu aja kali hyung yang tak pernah memperhatikan
dia.... hyung sok dramatis deh.. gtu aja diributin.. gak penting tahu..” sela
cheolyong santai. “benar kata cheolyong.. dari dulu juga sanghyun orangnya
memang seprti itu..” tambah appa enteng. “oke.. jika appa tak mau jujur, aku
akan pastikan untuk mendapatkan jawabannya sendiri dan aku pasti dapat
jawabannya” kataku penuh dengan penekanan.
Mr. Park
“oke.. jika appa tak mau jujur, aku akan pastikan
untuk mendapatkan jawabannya sendiri dan aku pasti dapat jawabannya” kata
changsun putra kesayangan ku dengan penuh penekanan. “yah.. carilah sepuasmu my
son..” jawabku tenang. Aku menatap punggung changsun yang meninggalkan ruangan.
“kyu.. awasi gerak-gerik changsun.. jangan sampai dia menemukan semua yang
telah terjadi” perintahku kepada tangan kananku. “neh.. sajangnim..” kata
kyuhyun sembari keluar ruangan. “coba kita lihat anakku.. kau atau aku yang kan
menang....” kataku tenang.
Sanghyun POV
Perlahan aku menatap lampu di atas kepalaku yang
embuatku silau.. “sanghyun-aa” panggil seseorang. Aku menoleh ke sumber suara,
changsun hyung menatapku khawatir. Aku tak tahu harus merasakan bahagia atau
harus bagaimana, pikiranku dipenuhi dengan bayangan leeteuk hyung, senyuman
leetuk hyung yang secara tiba-tiba sirna dan-dan .. leeteuk hyung, bagaimana
kabarnya sekarang? Dimana dia? Aku memejamkan mataku erat.. rsa takut itu
datang kembali,, aku sangat ingat jelas hembusan nafas yang hanya keluar dari
hidungku saja.. tidak pada leeteuk hyung.. ada apa dengan leeteuk hyung?
Perlahan aku merasakan udara di ruangan ingin hilang,, aku kesulitan dalam
bernafas.. aku dapat endnegar suara changsun hyung berulangkali memanggilku.
Aku rasakan kepalaku yang semakin pusing. Tiba-tiba leeteuk hyung muncul dalam
kegelapan dengan wajah sedih. “lee-leeteuk hyung.... leeteuk hyung!!! Hyung!!!”
Changsun POV
lee-leeteuk hyung.... leeteuk hyung!!!
Hyung!!!”tiba-tiba sanghyun berteriak sambil memejamkan matanya erat. Dia
beretriak histeris memanggil-manggil seorang yang dipanggilnya dengan sebutan
leeteuk hyung.. siapa itu? “ssssttt ssttt its ok its ok” aku berusaha
meenangkan sanghyun, tapi dia malah meronta dansemakin berteriak
histerismemanggil-manggil nama itu lagi. Dan sanghyun melemas dan pingsan
kembali. Spertinya aku pernah mendengar nama itu tapi siapa? Aku meraih telapak
sanghyun dan menekannya agar sanghyun sadar.dan.. “ap-appo.. mmhh appo..”
gerutunya dan diapun membuka matanya,, “sanghyun...minum obat dulu neh.. dan
makan” kataku lembut.
Sanghyun POV
Changsun hyung merawatku dan membantu aku untuk
meminum obat dengan lembut, sebenarnya aku sangat terkejut dengan sikap hyungku
yang satu ini, kenapa sikapnya bisa berubah?.. tapi aku tak tahu lah, aku lebih
memilih diam. Aku takut appa akan marah jika aku membuka mulutku tentang
hari-hari kemarin. Aku juga takut akan menyinggung perasaan changsun hyung
kurasa akan lebih baik jika aku tetap diam saja, jantungku berdegup dengan
kencang, secara tiba-tiba aku merasa sangat takut, aku takut akan membuat
kesalahan, aku takut appa akan marah, aku takut eomma akan marah, dan akau
takut smua hyungku akan maraah padaku, kenapa aku musti sakit? Bagaimana ini?
Lee-leeteuk hyung kau dimana? Aku semakin gelsah dan takut tanpa sadar air
mataku turun deras membasahi pipiku. “sang-sanghyun? Ada yang sakit hum?
Ken-kenapa kamu menangis?” Tanya changsun hyung menatapku konsern, aku
terlonjak kaget tapi tenggorokanku tercekayt tak dapat mengatakan apa-apa.
Changsun hyung sangat baik padaku padahal biasanya tidak ada seorangpn yang
memperhatikanku kecuali leeteuk hyung. Aku tak dapat berfikir dengan jernih
sekarang dan aku merasa sangat bingung dengan keadaan di sekitarku,sehingga aku
hanya diam saja. “ini makan dulu biar mendingan..” kata changsun hyung sambil
memberiku suapan bubur, aku terus menatap makanan itu dan secara tiba-tiba
bayangan leeteuk hyung yang selalu memberiku makan malam dengan senyuman itu,
aku terpaku. Kembali lagi ingatan-ingatan yang telah appa lakukan kepada
leeteuk hyung, cairan merah yang terus keluar dari dada leeteuk hyung, senyuman
leeteuk hyung yang lambat laun sirna setelah suara letupan dari benda yang di
genggam oleh appa, dan dan leeteuk hyung yang tak merespon teriakan dan
guncangan dariku, taka ada nafas? Tak ada detakan jantung.. apa itu artinya?
Apa artinya itu?? Apa mungkin leeteuk hyung datang menghampiriku? Aku tak dapat
mengendalikan badanku yang terasa sangat kaku semua, semua terasa dingin dan
sakit, badanku sakit semua...
Changsun POV
Sanghyun hanya menatap lekat makanan yang aku
sodorkan, tiba-tiba saja dia Nampak memucat dan sanghyun tiba-tiba bernafas
tersengal-sengal, dia Nampak menangis dan kesakitan. “sanghyun!!!” aku meraih
badannya yang gemetaran dan aku memeluk erat tubuh ini, tubuhnya kaku dia
menggenggam kedua tangannya dan kejang-kejang. “lee-leeteuk hyung.. leeteuk
hyung.. hyung.. hyung…” dia tetap terus mengucapkan nama itu lagi. “EOMMA!!
APPA!!” kembali lagi semua berkumpul dan menatapku sedikit panic. Tapi kemudian
mereka menunjukkan wajah kesal mereka. “kenapa lagi sih hyung?? Berisik tahu!!
Kirain hyung kenapa-napa..” gerutu cheolyong kesal. Mereapun meninggalkanku
meski sanghyun collapse sekarang. Appa hanya diam dan langsung menelfon
seseorang, mungkin dokter atau rumah sakit..
Aku terdiam dan merenung menatap sanghyun yang pucat
di bangsal rumah sakit, apa-apan mereka? Kenapa mereka malah bukan khawatir
melainkan kesal dan merasa terusik? “sang-sanghyun-aaa mianhe.. kau bertahun-tahun
hidup dengan kebencian yang dilontarkan oleh mereka bahkan mungkin aku juga,
padahal kamilah keluargamu..” kataku pelan dan penyesalan menyeruak dalam
hatiku, pedih.
Sudah beberapa hari sejak sanghyun keluar dari rumah
sakit, sanghyun sudah tak keluar malam untuk bekerja dan sudah tak lagi
mengikuti pembelajaran di sekolahannya, bahkan sudah beberapa guru sampai
kepala sekolah mendatanginya untuk membujuknya untuk kembali ke sekolah, dia
hanya menolak-menolak dan menolaknya. Dia bekerja membersihkan rumah dan
memasak tanpa kita suruh. Dia selalu memasakkan sarapan,makan siang dan makan
malam untuk keluarga kami tapi dia tak pernah mau untuk makan satu meja dengan
kami, selain aku dengan senang hati setuju dengan keinginannya yang tak mau
makan bersama, malahan mereka Nampak senang dan menikmati. Sanghyun tak pernah
mengatakan apapun kecuali jika kami bertanya kepadanya. Kegiatannya selain
membersihkan dan memasak dia hanya merenung dan melamun. Tak seorangpun
menghiraukannya, selain aku. Sampai pada suatu sore, aku sedang menonton berita
di tv, bukan kebiasaanku sih menonton berita ntah kenapa untuk saat ini aku
ingin melihat kabar berita korea selatan. Aku menoleh ke arah sanghyun yang
sedang membersihkan lemari perabot keramik dari debu. “sang-” belum jadi aku
memanggil sanghyun, cheolyong dan byunghe hyung datang dan ikut duduk di
sampingku sembari ikut menonton berita di sore itu. Terpaksa aku urungkan untuk
memanggil sanghyun pasti dua saudaaku ini akan kesal dan bakalan protes dengan
aksiku. Akupun hanya menghela nafas. “wae yo hyung? Seperti mikirin sesuatu?”
Tanya cheolyong menatapku penuh Tanya. “aniya.. suma lelah saja.. kemana
seungho hyung?” tanyaku untuk melumerkan suasana. “kakak sulung kalian sedang
privat piano changsun-aaaa..” potong eomma lembut dna ikut duduk di samping
cheolyong. Tak berapa lama appapun ikut gabung dengan kami, tanpa sengaja aku
melirik sanghyun yang sedang menatap cheolyong dan eomma yang sedang berlovey
dovey. Ingin sekali aku mengajak sanghyun untuk gabung dengan kami juga tapi
pasti malah pada rebut, kesal, marah dll. Kasian sanghyun. “telah ditemukan
sebuah mayat dalam keadaan terikat di dekat......” breaking news itu
mengalihkan pandanganku dari sanghyun, dan juga mengalihkan perhatian smua
keluargaku. “jasad tersebut diketahui sebagai Park Jungsoo 26 tahun” aku dan
keluargaku tercekat dan “PRANG” kami semua menatap ke arah sanghyun yang
menjatuhkan salah satu keramik. Sanghyun terkejut dan dia terpaku melihat ke
arah tv.. “lee-leeteuk hyung..?” gerutunya pelan. “matikan tvnya!!!” teriak
appa mengagetkan semuanya. Aku yang memegang remote takk menghiraukan perintah
appa.. malah aku tambah volumenya. “diduga dia merupakan korban pembunuhan dan
jasadnya dibuang di---" “appa,, bukannya dia pelayan baru keluarga kita
kan?” tanyaku dengan serius. Appa malah Nampak gugup. “appa tidak membunuhnya
kan?”tanyaku lagi dengan sangat serius. “ya! Kau kau menuduh appa mem-membunuh?
Hhuh?” “BRUKK” suara benda berat mengalihkan perhatian semuanya dan semua
mengarah kepada sanghyun yang sudah tak sadarkan diri di lantai. “SANGHYUN!!”
teriakku dan aku segera mendekatinya tapi lenganku ditahan oleh appa. “KYU..
urusi dia” teriak appa kepada pesuruhnya. “appa.. lepaskan!! Aku ingin melihat
keadaan sanghyun!! Lepaskan” appa tetap memegangi tanganku sampai kyuhyun
membawa sanghyun ke mobil dan membawanya pergi. “appa!! Apa-apaan ini??? Kenapa
sanghyun dibawa pergi? Mau kau apa kan dia?” teriakku kesal kepada appa. “yay a
dibawa ke rumah sakit lah..” kata appa. “kenapa appa menahanku?? Aku juga ingin
menemaninya ke rumah sakit!!!” teriakku lagi. Tapi appa malah diam.. aku curiga
dengan tingkah appa.. apa jangan-jangan sanghyun tahu tentang kematian park
jungsoo? Batinku. “sebenarnya apa yang telah terjadi appa?” tanyaku dengan nada
rendah dan serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar