More sick and so sick
Author
POV
Sanghyun
berdiri di dekat meja makan untuk menemani semua hyungnya sarapan. Seungho yang
mulanya penasaran dengan nama masakannya akhirnya terjawab oleh changsun. “ini
sih pasta putanesca, makanan prancis.. ini request menuku..gimana hyung?
seleraku tinggi bukan??” kata changsun menatap hyung sulungnya. “eum... enak juga
sih...” jawab seungho datar. Sanghyun menatap changsun tanpa berkedip. Apa dia yang memasak ya? Batin sanghyun
bertanya-tanya. Sanghyun tak melepaskan pndangan ke salah satu hyungnya yang
tak biasanya tak banyak bicara itu..
setelah mereka selesai mereka langsung pergi meninggalkan meja makan
begitu saja.. dan terakhir adalah changsun yang hendak meninggalkan meja
makan.. “hyu-changsun hyung.. chak-chakkaman yo..” panggil sanghyun pelan dan
menatap ke lantai. Changsun menatap sanghyun dengan tatapan terusik.. “kenapa?”
tanyanya ketus. “err.. itu yang-yang membuat sarapan..”. “iya aku,,, kenapa?
Jelas-jelas jam alarm mu berdering keras... tapi tetap aja kamu tak bangun..
dasar idiot!!” kata changsun ketus. “a.. jeo-jeosangimnida... dan dan
khamsahamnida..” sanghyun membungkukkan badannya kemudian melanjutkan untuk
membereskan sisa sarapan para hyungnya itu.. saat sanghyun mencoba membereskan piring-piring..
sanghyun mengerang tertahan, dia merasakan pedih yang sangat pada tangannya.
Tapi sanghyun tetap membereskannya. Changsun menatap dengan sudut matanya saat
dia mengambil air mineral di lemari es. “sanghyun... setelah pekerjaanmu
beres... dan sebelum kamu berangkat ke sekolah kamu.. ke kamarku sebentar..”
perintah changsun ke dongsaeng bungsunya. Sanghyun hanya mengangguk dan
melanjutkan membereskan pekerjaannya dengan penuh susah payah..‘appo...’ batin
sanghyun. dia merasakan tangannya seakan berkedut perih. Setelah selesai
sanghyunpun memutuskan untuk mandi dan menuju ke kamar hyungnya. Hatinya
berdebar kencang.. dia ketakutan.. takut jika dihukum karna bukan dia yang
membuat sarapan dan malah hyungnya. Sanghyun clingak-clinguk... rumahnya sudah
sepi.. selain changsun dan sanghyun, semuanya sudah berangkat ke sekolah
ataupun ke tempat kerja masing-masing. Dia menatap jam dinding.. sudah jam 10
pagi.. sanghyun tiba-tiba terpikir dengan leeteuk.. hyung baru dan
kesayangannya.. tapi tiba-tiba dia meneteskan air matanya.. dia sadar betul
jika dia tak mungkin bisa bermain lagi dengan leeteuk... kalau sampai dia
mendekatinya bisa-bisa leeteuk dalam bahaya. Sanghyun mengusap air matanya dan
mengetuk pintu kamar changsun. “chang-changsun hyung.. naneun--”. “masuk saja..
enggak aku kunci” teriak changsun dari dalam kamar.
Changsun
POV
Aku
melihat namja jangkung memasuki kamarq dengan hati-hati dan kepala terus
tertunduk. Aku menatap tangannya yang masih penuh dengan luka-lukanya. Appa
benar-benar sangat kelewatan untuk kali ini. Meskipun aku membencinya tapi aku
tetaplah hyungnya dan tetap dia itu saudaraku. Setelah aku pikir-pikir,
sebenarnya sanghyun tak pernah bertingkah aneh dan salah. Dia selalu hormat
kepada eomma, appa bahkan kami semua, hyungnya. Meski aku diam saja, aku tumbuh
dilingkungan orang-orang yang memiliki keluarga yang sederhana dan menurutku
sih harmonis, contohnya saja jinki.. dia hidup tak kaya tapi dia selalu
menyanyangi eomma dan appanya.. serta anak-anak panti. Padahal tak ada hubungan
darah tapi dia bisa sangat menyayangi mereka, aku heran.. kenapa aku dengan
dongsaeng sedarahku malah sering aku.. eum chakka.. aku tak pernah bicara kepadanya dan aku jarang berbuat salah
dengannya.. yaaaa aku g bsa dibilang jahat dong...??? batinku. “kemarikan
tanganmu..” perintahku kepadanya. Dia tampak melongo kaget.. ‘hehe cute..’ tapi
akhirnya dia menunjukkan kedua tanganya dan dia tampak gemetaran. ‘apa aku tampak semenakutkan seprti monster
apa? Kok dia sampai gemetaran gtu? Tapi mungkin ini akibat perlakuan kami semua
kepadanya’ aku menghela nafas dan mulai merawat luka-luka di tangannya
dengan tetap tak mengatakan apa-apa. Sanghyun melongo dan sesekali dia meringis
merasakan sakit mungkin. “tahan sebentar.. biar ga infeksi” kataku.. diapun mengangguk
dan dia menutup matanya erat, mungkin menahan perih tangannya yang sdang aku
bersihkan dengan alkohol. Akhirnya aku
selesai merawat lukanya dan akupun meninggalkannya untuk bergegas ke
sekolahanku. “hyu-hyung... go-gomawo” katanya. Aku hanya diam menatapnya dan
meninggalkannya tanpa sepatah katapun.
Sanghyun
POV
Changsun
hyung merawat lukaku!!!!! Aku senang sekali.. sangat senang. Aku senyam senyum
sendiri berjalan ke sekolahanku.. tiba-tiba seseorang menghadang jalanku. “e..
le-leeteuk hyung!” celetukku pelan. Dia menatapku tersenyum. “cheondung-aaaa”
panggilnya sambil tangannya hendak mendarat di kepalaku dan aku dengan cepat
menghindar. Aku menatap leeteuk hyung sedih, aku tak boleh dekat-dekat dengannya! Kalau tidak bisa-bisa appa akan
menghukumku! Aniy menghukum leeteuk hyung juga!! Hal itu tak boleh terjadi! Aku
harus segera menghindar dan tak boleh berhubungan dengannya, tapi ini berat...
sangat berat.!!! Teriak batinku sembari aku berlari meninggalkan leeteuk
hyung yang tertegun.
Leeteuk
POV
Aku
melongo menatap punggung sanghyun yang semakin menghilang dari pandanganku, ada
apa dengannya? Kenapa dia menjauhiku? Apa hanya perasaanku saja? Dia sdikit
---- aniy dia memang bersikap aneh akhir2 ini, bahkan dia tak mau menatapq, dia
berpaling terus setiap aku dan dia ssaling pandang. Aku yang sedikit jengkel
dengan sikapnya mengambil kesempatan mendekatinya saat kami sedang di kediaman
Park, saat dia sedang sendirian membereskan sesuatu di dapur. “sanghyun-aaa”
panggilku dan dia terlonjak keras, lalu hendak beranjak pergi meninggalkanku
dan dengan cepat aku meraih tangannya dan dia tiba2 saja mengerang kesakitan
tapi ditahannya. Aku mengerutkan keningku, perasaan
aku menarik lengannya dengan pelan deh.. kenapa dia berlagak kesakitan gtu
sih??? Batinku keheranan tapi saat mataku menangkap tangannya yang terluka
aku terbelalak kaget. “sanghyun!!! tanganmu kenapa?!!!” pekikku dan dia
langsung menyembunyikan kedua tangannya. “gwe-gwenchana...jeo-jeosangimnida,
sa-saya harus permisi”dia dengan cepat meninggalkanku sndiri di dapur yang
masih melongo kaget tapi aku segera sadar kembali. “chank-chankkaman!
Sanghyun!” panggilku dengan serius. Dia menghentikan langkahnya di pintu dapur.
“kamu.. kamu kenapa kamu bersikap aneh akhir2 ini? Kau selalu menghindariku
kenapa?” tanyaku dengan ekspresi datar, padahal dalam hati aku pengen sekali
memarahinya karna menghindariku. “eng.. sa-saya tidak menghindarimu,,
jeo-jeosangimnida, saya permiisi”jawabnya pelan, aku melongo lagi dan menatap
punggungnya untuk kedua kalinya.. kenapa
dengannya? Setelah malam tahun baru itu, pasti terjadi sesuatu dengannya..
batinku. “hhhhh” aku hanya bisa menghela nafas. “apa aku telah melupakan janji
dengannya ya? Sehingga dia marah gtu..” gerutuku. “janji apa Park jungso” tanya
seseorang tiba-tiba dari belakangku dan membuatku terlonjak kaget. “a-ahh..
byunghe deoryonim” kataku sambil menunduk memberi hormat kepadanya. “kau belum
menjawab pertanyaan saya... janji apa?” tanya tuan muda yang satu ini lagi. “eum..
ini sanghyun deoryonim bersikap aneh, apa dia sedang sakit ya? Dia sepertinya
marah dengan saya, tapi saya belum tahu apa salah saya” jelasku jujur. “aaaah..
jangan hiraukan dia. Jungso-shi, dia marah ataupun tidak itu tidak akan
mempengaruhi kerja kamu di rumah ini, yang mempengaruhi pekerjaan kamu itu
hanyalah dari dirimu sendiri dan di mata kami selain sanghyun. dia masih
terlalu kecil.. tak perlu kamu khawatirkan..” jelasnya dengan tegas. Aku hanya
mengangguk, dan kemudian mengantar ke empat putra park ke sekolahannya
masing-masing. “eum.. tuan, mengapa sanghyun deoryonim tidak berangkat bersama
sekalian? Kan satu sekolah dengan seung--” “dia masih terlalu muda untuk
dimanjakan, nanti dia bisa menjadi anak yang terlalu manja..biar dia mandiri
agar kelak tidak menjadi bungsu yang manja” potong seungho sang sulung dari
keluarga park. Akupun kembali mengangguk tanda aku paham. Oh jadi begitu ya.. ternyata mereka sebenarnya sangat memperdulikan
sanghyun.. batinku.
“ha??
Yang benar saja.. itu bukan peduli namanya.. itu sih dianak tirikan, coba
bayangkan.. emang hyung dari sanghyunshi yang termuda itu berumur berapa?
Seingatku mereka bisa dibilang seumuran deh hanya jeda 1 tahun doank.. kenapa
hanya sanghyun shi yang disuruh mandiri??? Itu sih namanya ketidak adilan.
Apalagi kamarnya juga beda!” bantah eunhyuk sahabat dekatku yang sedari dulu
mau mendengarkan semua ceritaku termasuk ceritaku mengenai dongsaeng impianku
itu. “eh benar juga ya.. tapi saat aku mengantar sanghyun pulang dari malam
tahun baru itu sanghyun tidur bersama cheolyong sajangnim kok... hyung termuda
sanghyun, kan itu cukup adil bukan?” tambahku lagi. “bisa saja setelah itu dia
dipindahkan ke kamarnya kembali yang memang tak layak disebut sebagai sebuah
kamar itu.. kenapa sih kamu tak mau percaya dengan manager kamu? Dia kan selalu
membawa berita yang akurat kan??” tambah eunhyuk kembali. “hmmmmm” aku hanya
menghela nafas sambil memikirkan perkataan eunyuk barusan. Benarjuga.. kan manager selalu membawa berita yang bukan hanya omong
kosong belaka.. batinku. Tiba-tiba saja aku teringat dengan tangan sanghyun
yang terluka itu, kenapa dengan tangan diaa ya? “teukie hyung! kalau pengen
ngerti kejadian yang terjadi di rumah itu... kamu cek dong di kantor security..
khususnya bagian cctv..tak mungkin kan rumah sebesar itu tak memiliki pengaman
yang bernama cctv???” kata eunyuk dan senyumkupun merekah. “uwaaaaa?? Benar
sekali kamu itu..aku musti mengecek keajadian sejak malam tahun baru itu!! Kamu
pandai eunyukie..” kataku bangga kepada sahabatku yang tumben sekali idenya
cemerlang.. sambil menepuk-nepuk pundaknya. “yah!! Sakit tahu! bangga sih
bangga.. jangan keras-keras juga nepukin nya..” protesnya aku hanya tersenyum
geli.
Mr.
Park POV
Sudah
satu minggu aku membebaskan anak itu dari segala hukuman untuk kesalahannya,
yah.. karna menurutku pasti dia terluka maka akan sulit baginya untuk
mengejakan segala pekerjaanya, tiba-tiba aku teringat dengan sesuatu.. “ahh iya
disk cctv pda malam sampai hari ini belum aku simpan.. kyuhyun!” panggilku
kepada pelayan terbaikku. “neh sajangnim..” “eum.. kamu bawakan segera disk
cctv mulai dari malam tahun baru sampai sekarang ini, khususnya mengenai hal
itu. Kamu paham bukan?” perintahku kepdanya. Kyuhyun mengangguk tnda dia paham.
“neh sajangnim, saya permisi dulu untuk mengambilnya” dia membungkuk kemudian
membelakangiku dan keluar dari ruangan kerjaku. “sa-sajangnim..” aku menoleh
karna suara pelan dari arah depan pintu ruanganku, ku dapati pelayan terbaru
dari keluarga Park yang lain. Park Jungso. “kenapa?” tanyaku datar. “a.. eum...
ikke .. jeosangimnida.. saya rasa-saya tidak jadi bertanya... jeosangimnida..
permisi sajangnim..” dia membungkuk lalu keluar lahi. “kenapa dengan pelayan
itu? Hmmm” akupun melanjutkan menikmati minumanku sambil menatap ke arah luar
dari ruanganku yang pintunya memang tidak aku tutup. Dan tiba-tiba aku
mendapati pemandangan yang mengejutkanku, anak pembawa sial itu sedang
membersihkan lantai ruangan tv dengan terus menundukkan kepalanya. Aku
terbelalak saat tangannya yang memegangi botol pembersih porselen itu mendekat
ke mulutnya dan hendak diminumnya, sebelum aku bisa berteriak, seseorang
mendahuluiku. “CHEONDUNG!!!!” teriak seseorang dan dia dengan cepat mendekati
sanghyun dan memegangi tangannya tadi, sanghyun tampak meronta dan hendak terus
meminumnya tapi dia tampak tak berdaya di tangan pelayan baru itu. Semua
pelayan di kediaman park keluar dan menatap iba ke sanghyun. tanpa segan-segan
aku mendaratkan telapak tangan kananku ke pipi sanghyun, dia berhenti meronta.
“KURANG KERJAAN!!!” teriakku membuat semua gerutuan dari para pelayan terdiam.
Aku hendak menamparnya lagi tapi kali ini sesuatu menahanku, aku membelalakkan
mataku. Park jungsoo menahan tanganku yang hendak memukul sanghyun. “YAH!!
BERANINYA KAU!! KAU MAU DIPECAT HUH!!?” dia malah menatapku dengan dingin kali
ini, benar-benar ini orang mau dipecat, apa-apaan dia?? “tidak ada orang tua
yang tega menyiksa putranya, sajangnim..” katanya dingin. Aku terdiam,,, ‘apa dia tahu?’ batinku. Aku menatap
sanghyun yang didekapnya, aq merasa darahku semua naik kekepalaku. Aku
benar-benar sangat marah! Beraninya bocah itu mengadu ke orang lain huh..
“dasar tukang mengadu! Beraninya membuat malu appa!!” kataku penuh penekanan,
aku meraih lengan sanghyun yang masih memegangi botol obat porselen itu yang
kini terjatuh kelantai. Aku menarik lengan sanghyun dengan kasar, tapi park
jungsoo sempat menahanku dengan terus mendekap sanghyun yang tampak ketakutan
itu, tapi dia bukanlah superhero yang tak terkalahkan, disini akulah yang
berkuasa dan terkuat. Dengan sangat keras aku berhasil menarik lengan sanghyun
sehingga dia terlepas dari dekapan park jungsoo. “park jungsoo, sekarang kau
dipecat.. jegeum kka!” kataku dengan dingin dan melanjutkan menarik lengan
sanghyun secara paksa ke ruangan pribadiku, bisa dibilang.. ruang penyiksaan.
“saya akan melaporkan anda ke pihak yang berwajib, serta ke perlindungan
manusia ke pmerintah..!!” ancam park jungsoo kepadaku. Aku terhenti dan
menatapnya “tanpa bukti huh? Dan beraninya kau hendak melapporkanku tanpa
alasan yang real...” kataku dengan tenang. “tunggu saja sajangnim.. akan ku
pastikan kau di tahan dan mendapat hukuman yang setimpal!! Doongaaaa.. tenang
saja.. aku akan segera menyelamatkanmu!!” teriakya makin keras. “usir dia”
kataku ke bodyguard kediaman park.
Sanghyun
POV
Leeteuk
hyung ditarik oleh penjaga rumah kami, dia bilang dia hendak menyelamatkanku?
Apa maksud hyung? menyelamatkanku dari apa? Keluargaku? Keluargaku bukanlah
kriminal.. tapi.. aku melihat ke arah appa menarik lenganku dan dalam segejap
aku tampak lupa bernafas dan membatu. ‘andweeee’
teriakku dalam hati, tapi appa menarikku lebih kasar. “ap-appa.. jebal.. ampuni
aku.. aku-aku tak akan mengulanginya lagi.. tapi appa.. kumohon..” tanpa sadar
aku telah bergelimang air mata. Aku benar-benar takut dengan ruangan itu. Luka
pda jariku saja masih terasa sakit, ini appa malah menyeretku ke ruangan itu
kembali, aku berusaha meronta untuk melepaskan diri,, tapi appa tidaklah orang
lemah dia sangat kuat sehingga tidak ada kesempatan bagiku untuk dapat
melepaskan diri. “eomma!! Tolong.. tolong aku eomma.. ku mohon...! eomma!
Eommaa! Joonie hyung! jonnie hyung..!! tlong aku,, kumohon!! Hyungs...!! ku
mohon.. semuanya...” aku berteriak sekuat-kuatnya saat mataku menatap eomma dan
hyung-hyungku semua berada. Mereka semua hanya diam tak bergeratk menatapku
yang meronta ditarik oleh appa. “appa-kumohon.. app---” kata2ku terputus saat
appa melemparku ke lantai ruangan mengerikan itu. ‘ap-appo!’ batinku meringis kesakitan. Aku jatuh tersungkur dan
saat aku mendongak kutatap pintu ruangan yang masih terbuka, aku beranjak dan
hendak lari keluar ruangan tapi lenganku ditarik dengan kasar oleh appa
kembali. Aku sangat tahu hukumanku karna aku menangis, tapi untuk kali ini aku
tak mampu menahan rasa takutku.. aku benar-benar takut dengan apa yang akan
terjadi padaku. Ruangan ini benar-benar mengerikan, aku tak mau merasakan rsa
sakit yang sangat menyiksa itu.... ‘aku
tak mau lagi’ teriakku dalam hati.
Author
POV
Mr. Park mencambukki sanghyun dengan cambuk besi, sanghyun terus meraung
kesakitan dan menangis. “appa.. sudahlah.. cukup... ini sudah sangat
keterlaluan” tiba-tiba salah satu putra park melontarkan kata-kata dan menyuruh
appa nya untuk berhenti menyiksa sanghyun. changsun yang ternyata secara
diam-diam memasuki ruanganpribadi kedua orang tua mereka dan terkejut dengan
apa yang telah dilakukan appanya terhdap dongsaengnya.. “sejak kapan kamu
disini changsun? Keluar! Ini bukan tempat kamu.” Teriak Mr. Park. Sanghyun
tampak setengah sadar dan tak menyadari kedatangan changsun. “tapi.. dia bisa
mati jika disiksa seperti ini terus appa!”bantah changsun. Dan dengan segera
Mrs. Park pun menarik keluar putra ketiganya itu. Setelah mengehela anfas Mr.
Park kembali bergumam kesal terhadap tubuh setengah sdar sanghyun yang
tergantung kedua lengannya itu. “ck...sekarang changsun mulai membelamu huh?
Dasar anak pembawa sial! Kenapa? Ingin mati kan? Caranya jangan meminum botol
tadi.. idiot!!! Makanya dengan begini
kau bisa perlahan akan mati kan???” Mr. Park terus mencambuki kembali sanghyun
sampai sanghyun tak sadrkan diri dan tak bergeming. Saat selesa memastikan
sanghyun yang memang tak sadarkan diri, seorang suruhan Mr. Park pun tiba dan
melaporkan sesuatu yang membuat Mr. Park terbelalak. “BO? Disknya hilang???”
teriak Mr. Park dengan geram membuat sanghyun terhentak dan sedikit terbangun.
“ne.. sajangnim... dan setelah saya selidiki.. Park jungsoo lah yang telah
mengambil semua disk setelah tahun baru itu,, dan bagian yang terpentingpun
juga diambilnya...” jelas Kyuhyun. “KURANG AJAR!!! BERANINYA DIA!! Tangkap dia
sekarang!” perintah Mr. Park dengan penuh amarah. “andweee.. jebal.. jangan
tangkap leeteuk hyung.. dia-dia tak bersalah.. ap-appa..je-jeb---” Mr. Park
menampar mulut sanghyun hingga dia menangis dengan pelan. “akan ku bunuh dia!!
Berani-beraninya dia mengancam saya huh?... yeobo.. pastikan anak-anak keluar
dari rumah ini selama satu minggu” kata Mr. Park kepada istrinya yang juga
memasang wajah khawatir. “baiklah yeobo.. akan kupastikan mereka berangkat ke
jeju esok pagi dan selesaikan masalah ini dengan hati-hati neh?” jawab Mrs,
Park. Mr.Park hanya mengangguk pasti. Sanghyun tak tahu maksud kedua orang
tuanya, meskipu dia sangat khawatir dengan apa yang kelak akan terjadi.. dia
tetap tak dapat menahan tubuh lemahnya dan dia pingsan kembali.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar