Sabtu, 16 Agustus 2014

Little White Angel - Chapter seven

More sick and so sick
Author POV
Sanghyun berdiri di dekat meja makan untuk menemani semua hyungnya sarapan. Seungho yang mulanya penasaran dengan nama masakannya akhirnya terjawab oleh changsun. “ini sih pasta putanesca, makanan prancis.. ini request menuku..gimana hyung? seleraku tinggi bukan??” kata changsun menatap hyung sulungnya. “eum... enak juga sih...” jawab seungho datar. Sanghyun menatap changsun tanpa berkedip. Apa dia yang memasak ya? Batin sanghyun bertanya-tanya. Sanghyun tak melepaskan pndangan ke salah satu hyungnya yang tak biasanya tak banyak bicara itu.. 
setelah mereka selesai mereka langsung pergi meninggalkan meja makan begitu saja.. dan terakhir adalah changsun yang hendak meninggalkan meja makan.. “hyu-changsun hyung.. chak-chakkaman yo..” panggil sanghyun pelan dan menatap ke lantai. Changsun menatap sanghyun dengan tatapan terusik.. “kenapa?” tanyanya ketus. “err.. itu yang-yang membuat sarapan..”. “iya aku,,, kenapa? Jelas-jelas jam alarm mu berdering keras... tapi tetap aja kamu tak bangun.. dasar idiot!!” kata changsun ketus. “a.. jeo-jeosangimnida... dan dan khamsahamnida..” sanghyun membungkukkan badannya kemudian melanjutkan untuk membereskan sisa sarapan para hyungnya itu.. saat sanghyun mencoba membereskan piring-piring.. sanghyun mengerang tertahan, dia merasakan pedih yang sangat pada tangannya. Tapi sanghyun tetap membereskannya. Changsun menatap dengan sudut matanya saat dia mengambil air mineral di lemari es. “sanghyun... setelah pekerjaanmu beres... dan sebelum kamu berangkat ke sekolah kamu.. ke kamarku sebentar..” perintah changsun ke dongsaeng bungsunya. Sanghyun hanya mengangguk dan melanjutkan membereskan pekerjaannya dengan penuh susah payah..‘appo...’ batin sanghyun. dia merasakan tangannya seakan berkedut perih. Setelah selesai sanghyunpun memutuskan untuk mandi dan menuju ke kamar hyungnya. Hatinya berdebar kencang.. dia ketakutan.. takut jika dihukum karna bukan dia yang membuat sarapan dan malah hyungnya. Sanghyun clingak-clinguk... rumahnya sudah sepi.. selain changsun dan sanghyun, semuanya sudah berangkat ke sekolah ataupun ke tempat kerja masing-masing. Dia menatap jam dinding.. sudah jam 10 pagi.. sanghyun tiba-tiba terpikir dengan leeteuk.. hyung baru dan kesayangannya.. tapi tiba-tiba dia meneteskan air matanya.. dia sadar betul jika dia tak mungkin bisa bermain lagi dengan leeteuk... kalau sampai dia mendekatinya bisa-bisa leeteuk dalam bahaya. Sanghyun mengusap air matanya dan mengetuk pintu kamar changsun. “chang-changsun hyung.. naneun--”. “masuk saja.. enggak aku kunci” teriak changsun dari dalam kamar.

Changsun POV
Aku melihat namja jangkung memasuki kamarq dengan hati-hati dan kepala terus tertunduk. Aku menatap tangannya yang masih penuh dengan luka-lukanya. Appa benar-benar sangat kelewatan untuk kali ini. Meskipun aku membencinya tapi aku tetaplah hyungnya dan tetap dia itu saudaraku. Setelah aku pikir-pikir, sebenarnya sanghyun tak pernah bertingkah aneh dan salah. Dia selalu hormat kepada eomma, appa bahkan kami semua, hyungnya. Meski aku diam saja, aku tumbuh dilingkungan orang-orang yang memiliki keluarga yang sederhana dan menurutku sih harmonis, contohnya saja jinki.. dia hidup tak kaya tapi dia selalu menyanyangi eomma dan appanya.. serta anak-anak panti. Padahal tak ada hubungan darah tapi dia bisa sangat menyayangi mereka, aku heran.. kenapa aku dengan dongsaeng sedarahku malah sering aku.. eum chakka.. aku tak pernah bicara kepadanya dan aku jarang berbuat salah dengannya.. yaaaa aku g bsa dibilang jahat dong...??? batinku. “kemarikan tanganmu..” perintahku kepadanya. Dia tampak melongo kaget.. ‘hehe cute..’ tapi akhirnya dia menunjukkan kedua tanganya dan dia tampak gemetaran. ‘apa aku tampak semenakutkan seprti monster apa? Kok dia sampai gemetaran gtu? Tapi mungkin ini akibat perlakuan kami semua kepadanya’ aku menghela nafas dan mulai merawat luka-luka di tangannya dengan tetap tak mengatakan apa-apa. Sanghyun melongo dan sesekali dia meringis merasakan sakit mungkin. “tahan sebentar.. biar ga infeksi” kataku.. diapun mengangguk dan dia menutup matanya erat, mungkin menahan perih tangannya yang sdang aku bersihkan dengan  alkohol. Akhirnya aku selesai merawat lukanya dan akupun meninggalkannya untuk bergegas ke sekolahanku. “hyu-hyung... go-gomawo” katanya. Aku hanya diam menatapnya dan meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Sanghyun POV
Changsun hyung merawat lukaku!!!!! Aku senang sekali.. sangat senang. Aku senyam senyum sendiri berjalan ke sekolahanku.. tiba-tiba seseorang menghadang jalanku. “e.. le-leeteuk hyung!” celetukku pelan. Dia menatapku tersenyum. “cheondung-aaaa” panggilnya sambil tangannya hendak mendarat di kepalaku dan aku dengan cepat menghindar. Aku menatap leeteuk hyung sedih, aku tak boleh dekat-dekat dengannya! Kalau tidak bisa-bisa appa akan menghukumku! Aniy menghukum leeteuk hyung juga!! Hal itu tak boleh terjadi! Aku harus segera menghindar dan tak boleh berhubungan dengannya, tapi ini berat... sangat berat.!!! Teriak batinku sembari aku berlari meninggalkan leeteuk hyung yang tertegun.

Leeteuk POV
Aku melongo menatap punggung sanghyun yang semakin menghilang dari pandanganku, ada apa dengannya? Kenapa dia menjauhiku? Apa hanya perasaanku saja? Dia sdikit ---- aniy dia memang bersikap aneh akhir2 ini, bahkan dia tak mau menatapq, dia berpaling terus setiap aku dan dia ssaling pandang. Aku yang sedikit jengkel dengan sikapnya mengambil kesempatan mendekatinya saat kami sedang di kediaman Park, saat dia sedang sendirian membereskan sesuatu di dapur. “sanghyun-aaa” panggilku dan dia terlonjak keras, lalu hendak beranjak pergi meninggalkanku dan dengan cepat aku meraih tangannya dan dia tiba2 saja mengerang kesakitan tapi ditahannya. Aku mengerutkan keningku, perasaan aku menarik lengannya dengan pelan deh.. kenapa dia berlagak kesakitan gtu sih??? Batinku keheranan tapi saat mataku menangkap tangannya yang terluka aku terbelalak kaget. “sanghyun!!! tanganmu kenapa?!!!” pekikku dan dia langsung menyembunyikan kedua tangannya. “gwe-gwenchana...jeo-jeosangimnida, sa-saya harus permisi”dia dengan cepat meninggalkanku sndiri di dapur yang masih melongo kaget tapi aku segera sadar kembali. “chank-chankkaman! Sanghyun!” panggilku dengan serius. Dia menghentikan langkahnya di pintu dapur. “kamu.. kamu kenapa kamu bersikap aneh akhir2 ini? Kau selalu menghindariku kenapa?” tanyaku dengan ekspresi datar, padahal dalam hati aku pengen sekali memarahinya karna menghindariku. “eng.. sa-saya tidak menghindarimu,, jeo-jeosangimnida, saya permiisi”jawabnya pelan, aku melongo lagi dan menatap punggungnya untuk kedua kalinya.. kenapa dengannya? Setelah malam tahun baru itu, pasti terjadi sesuatu dengannya.. batinku. “hhhhh” aku hanya bisa menghela nafas. “apa aku telah melupakan janji dengannya ya? Sehingga dia marah gtu..” gerutuku. “janji apa Park jungso” tanya seseorang tiba-tiba dari belakangku dan membuatku terlonjak kaget. “a-ahh.. byunghe deoryonim” kataku sambil menunduk memberi hormat kepadanya. “kau belum menjawab pertanyaan saya... janji apa?” tanya tuan muda yang satu ini lagi. “eum.. ini sanghyun deoryonim bersikap aneh, apa dia sedang sakit ya? Dia sepertinya marah dengan saya, tapi saya belum tahu apa salah saya” jelasku jujur. “aaaah.. jangan hiraukan dia. Jungso-shi, dia marah ataupun tidak itu tidak akan mempengaruhi kerja kamu di rumah ini, yang mempengaruhi pekerjaan kamu itu hanyalah dari dirimu sendiri dan di mata kami selain sanghyun. dia masih terlalu kecil.. tak perlu kamu khawatirkan..” jelasnya dengan tegas. Aku hanya mengangguk, dan kemudian mengantar ke empat putra park ke sekolahannya masing-masing. “eum.. tuan, mengapa sanghyun deoryonim tidak berangkat bersama sekalian? Kan satu sekolah dengan seung--” “dia masih terlalu muda untuk dimanjakan, nanti dia bisa menjadi anak yang terlalu manja..biar dia mandiri agar kelak tidak menjadi bungsu yang manja” potong seungho sang sulung dari keluarga park. Akupun kembali mengangguk tanda aku paham. Oh jadi begitu ya.. ternyata mereka sebenarnya sangat memperdulikan sanghyun.. batinku.
“ha?? Yang benar saja.. itu bukan peduli namanya.. itu sih dianak tirikan, coba bayangkan.. emang hyung dari sanghyunshi yang termuda itu berumur berapa? Seingatku mereka bisa dibilang seumuran deh hanya jeda 1 tahun doank.. kenapa hanya sanghyun shi yang disuruh mandiri??? Itu sih namanya ketidak adilan. Apalagi kamarnya juga beda!” bantah eunhyuk sahabat dekatku yang sedari dulu mau mendengarkan semua ceritaku termasuk ceritaku mengenai dongsaeng impianku itu. “eh benar juga ya.. tapi saat aku mengantar sanghyun pulang dari malam tahun baru itu sanghyun tidur bersama cheolyong sajangnim kok... hyung termuda sanghyun, kan itu cukup adil bukan?” tambahku lagi. “bisa saja setelah itu dia dipindahkan ke kamarnya kembali yang memang tak layak disebut sebagai sebuah kamar itu.. kenapa sih kamu tak mau percaya dengan manager kamu? Dia kan selalu membawa berita yang akurat kan??” tambah eunhyuk kembali. “hmmmmm” aku hanya menghela nafas sambil memikirkan perkataan eunyuk barusan. Benarjuga.. kan manager selalu membawa berita yang bukan hanya omong kosong belaka.. batinku. Tiba-tiba saja aku teringat dengan tangan sanghyun yang terluka itu, kenapa dengan tangan diaa ya? “teukie hyung! kalau pengen ngerti kejadian yang terjadi di rumah itu... kamu cek dong di kantor security.. khususnya bagian cctv..tak mungkin kan rumah sebesar itu tak memiliki pengaman yang bernama cctv???” kata eunyuk dan senyumkupun merekah. “uwaaaaa?? Benar sekali kamu itu..aku musti mengecek keajadian sejak malam tahun baru itu!! Kamu pandai eunyukie..” kataku bangga kepada sahabatku yang tumben sekali idenya cemerlang.. sambil menepuk-nepuk pundaknya. “yah!! Sakit tahu! bangga sih bangga.. jangan keras-keras juga nepukin nya..” protesnya aku hanya tersenyum geli.

Mr. Park POV
Sudah satu minggu aku membebaskan anak itu dari segala hukuman untuk kesalahannya, yah.. karna menurutku pasti dia terluka maka akan sulit baginya untuk mengejakan segala pekerjaanya, tiba-tiba aku teringat dengan sesuatu.. “ahh iya disk cctv pda malam sampai hari ini belum aku simpan.. kyuhyun!” panggilku kepada pelayan terbaikku. “neh sajangnim..” “eum.. kamu bawakan segera disk cctv mulai dari malam tahun baru sampai sekarang ini, khususnya mengenai hal itu. Kamu paham bukan?” perintahku kepdanya. Kyuhyun mengangguk tnda dia paham. “neh sajangnim, saya permisi dulu untuk mengambilnya” dia membungkuk kemudian membelakangiku dan keluar dari ruangan kerjaku. “sa-sajangnim..” aku menoleh karna suara pelan dari arah depan pintu ruanganku, ku dapati pelayan terbaru dari keluarga Park yang lain. Park Jungso. “kenapa?” tanyaku datar. “a.. eum... ikke .. jeosangimnida.. saya rasa-saya tidak jadi bertanya... jeosangimnida.. permisi sajangnim..” dia membungkuk lalu keluar lahi. “kenapa dengan pelayan itu? Hmmm” akupun melanjutkan menikmati minumanku sambil menatap ke arah luar dari ruanganku yang pintunya memang tidak aku tutup. Dan tiba-tiba aku mendapati pemandangan yang mengejutkanku, anak pembawa sial itu sedang membersihkan lantai ruangan tv dengan terus menundukkan kepalanya. Aku terbelalak saat tangannya yang memegangi botol pembersih porselen itu mendekat ke mulutnya dan hendak diminumnya, sebelum aku bisa berteriak, seseorang mendahuluiku. “CHEONDUNG!!!!” teriak seseorang dan dia dengan cepat mendekati sanghyun dan memegangi tangannya tadi, sanghyun tampak meronta dan hendak terus meminumnya tapi dia tampak tak berdaya di tangan pelayan baru itu. Semua pelayan di kediaman park keluar dan menatap iba ke sanghyun. tanpa segan-segan aku mendaratkan telapak tangan kananku ke pipi sanghyun, dia berhenti meronta. “KURANG KERJAAN!!!” teriakku membuat semua gerutuan dari para pelayan terdiam. Aku hendak menamparnya lagi tapi kali ini sesuatu menahanku, aku membelalakkan mataku. Park jungsoo menahan tanganku yang hendak memukul sanghyun. “YAH!! BERANINYA KAU!! KAU MAU DIPECAT HUH!!?” dia malah menatapku dengan dingin kali ini, benar-benar ini orang mau dipecat, apa-apaan dia?? “tidak ada orang tua yang tega menyiksa putranya, sajangnim..” katanya dingin. Aku terdiam,,, ‘apa dia tahu?’ batinku. Aku menatap sanghyun yang didekapnya, aq merasa darahku semua naik kekepalaku. Aku benar-benar sangat marah! Beraninya bocah itu mengadu ke orang lain huh.. “dasar tukang mengadu! Beraninya membuat malu appa!!” kataku penuh penekanan, aku meraih lengan sanghyun yang masih memegangi botol obat porselen itu yang kini terjatuh kelantai. Aku menarik lengan sanghyun dengan kasar, tapi park jungsoo sempat menahanku dengan terus mendekap sanghyun yang tampak ketakutan itu, tapi dia bukanlah superhero yang tak terkalahkan, disini akulah yang berkuasa dan terkuat. Dengan sangat keras aku berhasil menarik lengan sanghyun sehingga dia terlepas dari dekapan park jungsoo. “park jungsoo, sekarang kau dipecat.. jegeum kka!” kataku dengan dingin dan melanjutkan menarik lengan sanghyun secara paksa ke ruangan pribadiku, bisa dibilang.. ruang penyiksaan. “saya akan melaporkan anda ke pihak yang berwajib, serta ke perlindungan manusia ke pmerintah..!!” ancam park jungsoo kepadaku. Aku terhenti dan menatapnya “tanpa bukti huh? Dan beraninya kau hendak melapporkanku tanpa alasan yang real...” kataku dengan tenang. “tunggu saja sajangnim.. akan ku pastikan kau di tahan dan mendapat hukuman yang setimpal!! Doongaaaa.. tenang saja.. aku akan segera menyelamatkanmu!!” teriakya makin keras. “usir dia” kataku ke bodyguard kediaman park.

Sanghyun POV
Leeteuk hyung ditarik oleh penjaga rumah kami, dia bilang dia hendak menyelamatkanku? Apa maksud hyung? menyelamatkanku dari apa? Keluargaku? Keluargaku bukanlah kriminal.. tapi.. aku melihat ke arah appa menarik lenganku dan dalam segejap aku tampak lupa bernafas dan membatu. ‘andweeee’ teriakku dalam hati, tapi appa menarikku lebih kasar. “ap-appa.. jebal.. ampuni aku.. aku-aku tak akan mengulanginya lagi.. tapi appa.. kumohon..” tanpa sadar aku telah bergelimang air mata. Aku benar-benar takut dengan ruangan itu. Luka pda jariku saja masih terasa sakit, ini appa malah menyeretku ke ruangan itu kembali, aku berusaha meronta untuk melepaskan diri,, tapi appa tidaklah orang lemah dia sangat kuat sehingga tidak ada kesempatan bagiku untuk dapat melepaskan diri. “eomma!! Tolong.. tolong aku eomma.. ku mohon...! eomma! Eommaa! Joonie hyung! jonnie hyung..!! tlong aku,, kumohon!! Hyungs...!! ku mohon.. semuanya...” aku berteriak sekuat-kuatnya saat mataku menatap eomma dan hyung-hyungku semua berada. Mereka semua hanya diam tak bergeratk menatapku yang meronta ditarik oleh appa. “appa-kumohon.. app---” kata2ku terputus saat appa melemparku ke lantai ruangan mengerikan itu. ‘ap-appo!’ batinku meringis kesakitan. Aku jatuh tersungkur dan saat aku mendongak kutatap pintu ruangan yang masih terbuka, aku beranjak dan hendak lari keluar ruangan tapi lenganku ditarik dengan kasar oleh appa kembali. Aku sangat tahu hukumanku karna aku menangis, tapi untuk kali ini aku tak mampu menahan rasa takutku.. aku benar-benar takut dengan apa yang akan terjadi padaku. Ruangan ini benar-benar mengerikan, aku tak mau merasakan rsa sakit yang sangat menyiksa itu.... ‘aku tak mau lagi’ teriakku dalam hati.

Author POV
Mr. Park mencambukki sanghyun dengan cambuk besi, sanghyun terus meraung kesakitan dan menangis. “appa.. sudahlah.. cukup... ini sudah sangat keterlaluan” tiba-tiba salah satu putra park melontarkan kata-kata dan menyuruh appa nya untuk berhenti menyiksa sanghyun. changsun yang ternyata secara diam-diam memasuki ruanganpribadi kedua orang tua mereka dan terkejut dengan apa yang telah dilakukan appanya terhdap dongsaengnya.. “sejak kapan kamu disini changsun? Keluar! Ini bukan tempat kamu.” Teriak Mr. Park. Sanghyun tampak setengah sadar dan tak menyadari kedatangan changsun. “tapi.. dia bisa mati jika disiksa seperti ini terus appa!”bantah changsun. Dan dengan segera Mrs. Park pun menarik keluar putra ketiganya itu. Setelah mengehela anfas Mr. Park kembali bergumam kesal terhadap tubuh setengah sdar sanghyun yang tergantung kedua lengannya itu. “ck...sekarang changsun mulai membelamu huh? Dasar anak pembawa sial! Kenapa? Ingin mati kan? Caranya jangan meminum botol tadi.. idiot!!!  Makanya dengan begini kau bisa perlahan akan mati kan???” Mr. Park terus mencambuki kembali sanghyun sampai sanghyun tak sadrkan diri dan tak bergeming. Saat selesa memastikan sanghyun yang memang tak sadarkan diri, seorang suruhan Mr. Park pun tiba dan melaporkan sesuatu yang membuat Mr. Park terbelalak. “BO? Disknya hilang???” teriak Mr. Park dengan geram membuat sanghyun terhentak dan sedikit terbangun. “ne.. sajangnim... dan setelah saya selidiki.. Park jungsoo lah yang telah mengambil semua disk setelah tahun baru itu,, dan bagian yang terpentingpun juga diambilnya...” jelas Kyuhyun. “KURANG AJAR!!! BERANINYA DIA!! Tangkap dia sekarang!” perintah Mr. Park dengan penuh amarah. “andweee.. jebal.. jangan tangkap leeteuk hyung.. dia-dia tak bersalah.. ap-appa..je-jeb---” Mr. Park menampar mulut sanghyun hingga dia menangis dengan pelan. “akan ku bunuh dia!! Berani-beraninya dia mengancam saya huh?... yeobo.. pastikan anak-anak keluar dari rumah ini selama satu minggu” kata Mr. Park kepada istrinya yang juga memasang wajah khawatir. “baiklah yeobo.. akan kupastikan mereka berangkat ke jeju esok pagi dan selesaikan masalah ini dengan hati-hati neh?” jawab Mrs, Park. Mr.Park hanya mengangguk pasti. Sanghyun tak tahu maksud kedua orang tuanya, meskipu dia sangat khawatir dengan apa yang kelak akan terjadi.. dia tetap tak dapat menahan tubuh lemahnya dan dia pingsan kembali.




TBC


mianh... sangat lama sekali aku tidak update, pkerjaan semakin menggunung.. jadi penulisanpun jadi tertunda... mianh neh..  



         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar