Sabtu, 28 Maret 2015

Little White Angel - Chapter nine


-Review-
“telah ditemukan sebuah mayat dalam keadaan terikat di dekat......” breaking news itu mengalihkan pandanganku dari sanghyun, dan juga mengalihkan perhatian smua keluargaku. “jasad tersebut diketahui sebagai Park Jungsoo 26 tahun” aku dan keluargaku tercekat dan “PRANG” kami semua menatap ke arah sanghyun yang menjatuhkan salah satu keramik. Sanghyun terkejut dan dia terpaku melihat ke arah tv.. “lee-leeteuk hyung..?” gerutunya pelan. “matikan tvnya!!!” teriak appa mengagetkan semuanya. Aku yang memegang remote takk menghiraukan perintah appa.. malah aku tambah volumenya. “diduga dia merupakan korban pembunuhan dan jasadnya dibuang di---" “appa,, bukannya dia pelayan baru keluarga kita kan?” tanyaku dengan serius. Appa malah Nampak gugup. “appa tidak membunuhnya kan?”tanyaku lagi dengan sangat serius. “ya! Kau kau menuduh appa mem-membunuh? Hhuh?” “BRUKK” suara benda berat mengalihkan perhatian semuanya dan semua mengarah kepada sanghyun yang sudah tak sadarkan diri di lantai. “SANGHYUN!!” teriakku dan aku segera mendekatinya tapi lenganku ditahan oleh appa. “KYU.. urusi dia” teriak appa kepada pesuruhnya. “appa.. lepaskan!! Aku ingin melihat keadaan sanghyun!! Lepaskan” appa tetap memegangi tanganku sampai kyuhyun membawa sanghyun ke mobil dan membawanya pergi. “appa!! Apa-apaan ini??? Kenapa sanghyun dibawa pergi? Mau kau apa kan dia?” teriakku kesal kepada appa. “yay a dibawa ke rumah sakit lah..” kata appa. “kenapa appa menahanku?? Aku juga ingin menemaninya ke rumah sakit!!!” teriakku lagi. Tapi appa malah diam.. aku curiga dengan tingkah appa.. apa jangan-jangan sanghyun tahu tentang kematian park jungsoo? Batinku. “sebenarnya apa yang telah terjadi appa?” tanyaku dengan nada rendah dan serius.
-next-



What is this?? Reverenge?
Kyuhyun POV
“saeng-ah…. Kamu bekerja di keluarga Park kan? Kamu tahu mengenai kematian sahabatq? Leeteuk..” Tanya hyungq konsern. “ha? Mollaseo” jawabku datar. “benarkah? Kamu tak tahu? Leeteuk kan bekerja di kediaman Park juga, kamu tidak sedang berbohong kan? Kyuhyun-aaaa” . “aniya.. aku sedang tidak berbohong, lagian aku tak kenal yang namanya Leeteuk,, stahu saya tak ada pekerja Park yang bernama Leeteuk..” jawabku panjang lebar dan santai. “Park Jungsoo” aku terbelalak mendengar nama yang disebutkan hyungq itu.. “kenapa? Kau kenal nama ini kan?” Tanya hyungku ketus dan sinis. “an-aniya.. aku tak kenal” jawabku gugup. “kenapa? Kenapa jadi gugup? Park jungsoo itu leeteuk, sahabat terdekat hyung.. dan dia meninggal karna dibunuh!! Tolong jawab dengan jujur kyuhyun-aaa.. pasti kematiannya ada sangkut pautnya dengan tempat bekerjanya.. itu!!” hyungku mulai memohon. “a-aku berangkat dulu.. aku bisa telat nanti..” aku langsung pergi meninggalkan hyungku yang sepertinya memanggil-manggilku dari jauh. “ah.. ottokhe? Kenapa orang itu harus sahabat dari hyungku??” celetukku mulai frustasi. Seumur hidup baru kali ini aku berbohong terhadap hyungku itu.


Changsun POV
Sudah 2 minggu berlalu sejak sanghyun pingsan. “appa.. sbenarnya dimana sanghyun huh?” teriakku sudah tak sabar lagi dengan alasan2 yang dibuat oleh appaq. "Sayang sanghyun itu sedang ada less priv-" "alahhh.. eomma jangan bohong dong! tak mungkin sanghyun baik2 saja kalau eomma dan appa sampai menyembunyikan sanghyun dariku!!!" Potongku kesal. "Apa perlu aku melaporkan kedua orangtuaku ke polisi?" Lnjutku saking kesalnya. "Changsun! Oke.. sanghyun itu sedang dirawat di RS dan dia tdak boleh sampai kecapekan.. dy diharuskan untuk istirahat! Puas kamu!" Teriak appaku kesal juga kali… sama aku. "Ck.." aqpun meninggalkan tuang tamu. Aku harus mencari kyuhyun. Pelayan setia appaq. Dia pasti tahu dimana sanghyun, saat aku hendak menyalakan mobilku aku melihat kyuhyun yang telah datang ke kediaman rumahku. Akupun mengurungkan niatku untuk pergi dan aku turun kembali dari mobilku. “kyuhyun shi..” panggilku. Dia tampak menyadari panggilanku tapi dy hendak langsung masuk ke dalam tapi aku sempat menyahut lengannya. “chankkaman..” “ne-neh tuan muda? Ada-ada apa?” tanyanya dengan gugup? “dimana sanghyun sekarang?” tanyaku to the point. “eum,, tuan muda sanghyun ada di rumah sakit” jawabnya makin gugup? “antarkan aku sekarang kesana..” kataku sembari melempar kunci mobilku kepadanya. “tap-”. “antarkan saja.. tidak apa-apa” potong appaku tiba2. Aku menatapnya dengan tatapan puas. “appa.. khamsahamnida”

Kyuhyun POV
Aku mengantar changsun deoryonim ke tempat dongsaengnya dirawat, sebenarnya sanghyun benar2 sedang drop, selain karna magh akutnya juga karna kejiwaannya yang agak terganggu. Keluarga Park memang merupakan keluarga paling terpandang di Busan. Tapi hubungan mereka terhadap putra bungsu mereka sangat berbeda. Aq sebenarnya sangat iba kepada sanghyun doeryonim tapi aku merupakan orang yang bekerja secara professional, aku adalah pelayan kepercayaan Park sajangnim. Tuan besar lah yang menggajiku dan aku patuh serta tunduk terhadap tuan besar saja. Beda dengan pelayan yang lainnya, aku merupakan tangan kanan tuan besar. Aku tak prnah menyangka pekerjaanku akan jadi serumit ini. Aku memiliki keluarga yang musti aku cukupi. Aku memiliki kakak tapi kurasa dia pengangguran, bukan karna dia tidak mendapatkan pekerjaan, tapi dia itu malas untuk mengerjakan sesuatu. Tak pernah aku fikirkan kakakku akan berurusan dengan orang yang menjadi musuh tuan besar. Park jungso telah dibunuh oleh Park sajangnim dan aku ikut terlibat di dalamnya. Akulah yang membuang jasad Park jungsoo. Akupun tak habis pikir kalau kakak kandungku akan bersahabat dekat dengan Park jungsoo. Aku bingung harus menjawab pertanyaan-pertanyaan kakakku tadi. Aku tak pernah sekalipun berbohong kepada kakakku karna dia satu2nya keluarga yang aku miliki. Tapi masalah ini begitu rumit kurasa ini kali pertama aku berbohong kepada kakakku itu.. naega... “dimana ruangnya kyuhyun shi? Kenapa kamu melamun gtu sih disini? Di tengah jalan!!” kata2 changsun deoryonim mengembalikanku dari pikiran2ku. “a-ahh.. le-lewat sini deoryonim..” kataku sembari melanjutkan jalan dan menunjukkan kamar sanghyun deoryonim.

Changsun POV
Kyuhyun menunjukkan dimana sanghyun dirawat, sampai di ruangan VVIP no. 07 kami memasukinya dan aku melihat sanghyun yang terjaga menatap kearah jendela. “sanghyun-aa” panggilku. Dia menoleh dan terdiam. “mi-mianhae.. aku baru menjengukmu, kamu baik2 saja?” tanyaku. Dia hanya mengangguk. “kyuhyun-shi, sanghyun masih belum boleh pulang ya?” tanyaku kepada pelayan kepercayaan appaku itu. “eum… dokter bilang besok pagi sudah boleh pulang” jawabnya dengan sangat sopan seprti bisaa. “jeongmal? Kalau begitu biar aku yang menemani sanghyun sampai pulang, kyuhyun shi kamu boleh kembali dan bilang kepada appa,, aku akan menemani sanghyun sampai pulang.. pastikan hanya appa yang mendengarkan pesanku ini, jangan sampai saudara2ku mengetahuinya kecuali appa yang mengatakannya,, ara?” “neh deoryonim,, kalau begitu saya pamit kembali” katanya sambil membungkuk. “yeee” aku menatap punggung kyuhyun yang menghilang dibalik pintu, dan kembali aku menatap sanghyun yang hanya diam menunduk.
Sudah hampir setengah jam kami berdua saling diam, aku sendiri bingung mau mengatakan hal apa, “eum..sanghyun kamu tak lapar?” aku mencoba memecah keheningan disini. Dia hanya menggeleng. “kamu sudah sarapan?” dia menggeleng, tepat aku selesai bertanya aku melihat plate makanan sarapan dari rumah sakit yang masih utuh. “oke,, aku belikan sesuatu yang kamu suka neh?” dia menggeleng, hmmm aku menghela nafas. “kenapa? Jangan gtu donk,, kamu harus tetap makan biar cpat pulih kesehatanmu. Tiba2 saja dia mendongak dan tampak ketakutan. “sanghyun? Gwen-gwenchana?” “jeo-jeosangimnida... jeosangimnida.. aq-aq baik-baik saja kok.. ti-tidak sakit.. aq baik-baik saja.. maaf telah merepotkan jika aku seperti ini” dia menunduk dan gemetaran. Aku hanya melongo tercengang. Ke-kenapa sanghyun malah jadi merasa bersalah begini? Kenapa malah jadi ketakutan? Se-sebenarnya apa yang terjadi? “eh.. sanghyun-aa.. kenapa kamu harus meminta maaf? Kan-kamu tidak punya salah apa-apa? Te-” tanganku dihempaskan olehnya. Aku terkejut dengan sikap sanghyun yang sangat ketakutan begini, memang sie dia dari dulu takut kepadaku tapi kan waktu itu aku kasar padanya, nah sekarang aku kan enggak kasar kepadanya... “naega,, tidak marah kok,, jadi jangan khawatir,, jangan takut.. arra? Sekarang kamu pengen apa? Biar hyung yang beliin untukmu,, lagian kita ini saudara kan?” dia hanya menatapku saja tapi setidaknya dia sudah tidak ketakutan seperti tadi. “neo kenapa? Apa yang telah terjadi?” “cheo-cheoneun gwen-gwenchanayo...” dia menjawab dengan menunduk. Tiba-tiba sja perawat masuk, “ah.. maaf mengganggu neh.. aku harus memeriksa tekanan darah sanghyun-shi,,” kata perawat itu dengan senyum.“hmm... oke selesai.. sanghyun mikirin apa sekarang? Kok tekanan darahnya tinggi?” Tanya perawat itu lembut, kemudian dia menoleh kepadaku. “anda?” “ah.. anneyong haseyo.. cheoneun Park changsun imnida” perawat itu langsung membelalakkan mata tampak sedikit kaget. “ah.. anda pasti park deoryonim, baiklah saya hanya memberi tahu jika perasaan sanghyun-shi harus dijaga, karena depresi yang dialaminya telah mengganggu kejiwaannya selain itu magh akut yang diderita sanghyun-shi sudah sangat parah. Usahakan sanghyun-shi agar selalu merasa tenang, jangan membuatnya merasa takut atau tidak tenang karna bisa mengakibatkan sesuatu yang mungkin sedikit fatal. Jangan lupa juga untuk menjaga pola makannya neh?” jelas perawat itu setelah kami berdua sudah berada diluar kamar sanghyun. “a... sebenarnya apa yang menyebabkan sanghyun seperti ini?” tanyaku. “yah.. sama sperti yang saya jelaskan tadi, sanghyun-shi mengalami depresi hebat yang membuat gangguan pada jiwanya. Gangguan ini bisa terjadi karena sanghyun-shi mungkin tak kuat dengan sesuatu yang telah menimpanya, dan dia hanya memendam perasaan streesnya.. jadi jika strees itu terus menumpuk maka terjadi depresi,, dan magh itupun ada sangkut paut dengan fikirannya, depresi apabila tidak segera ditangani maka kejiwaannya terganggu,, gangguan kejiwaan memiliki akibat yang beda2, bisa seperti pasien hanya diam saja, atau yang paling parah akan menjadi suatu kegilaan. Tapi saya rasa sanghyun-shi belum sampai ketahap yang paling fatal yakni kegilaan. Jadi usahakan sanghyun-shi agar terbuka sehingga beban pada perasaan dan pikirannya tidak dia rasakan kembali dan agar magh nya bisa sembuh serta fisiknya kembali kuat” jelasnya lagi. Aku sempat melongo tak dapat mempercayai ini.. tapi memang semua itu kesalahan kami kepadanya. “ah..iya besok sanghyun-shi sudah boleh pulang kok,, administrasi lebih baik diselesaikan sekarang, nanti akan dibuatkan resep oleh dokter, tapi dokter akan datang nanti siang neh..” “ah.. neh.. khamsahamnida..” ‘depresi..magh yang akut? sanghyun-aa.. mianhe.. keluarga yang harusnya menjadi tempatmu mendapatkan kasih sayang malah menjadi neraka bagimu huh?’ aku menatap sanghyun yang tertidur. Waktu  tidur maupun terjaga wajahnya yang polos itu memang seperti baik-baik saja.. tapi nyatanya kau sangat rapuh.. aku yang selama ini selalu berfikir cuek, karna aku fikir kau sama dengan ku yang tak menghiraukan apapun yang terjadi di sekitarku..
Sanghyun-aa, kau tidaklah anak yang menyusahkan kami, tapi kenapa sikap kami terhadapmu seperti dirimu itu seorang kriminal? Sikap kami telah keterlaluan.. “sanghyun-aa.. mianhe” kataku sambil menatapnya. Tiba2 saja setelah aku mengucapkan kata2ku tadi dia membuka matanya dan menatapku.

Sanghyun POV
“sanghyun-aa mianhe” kata changsun hyung jelas, akupun membuka mataku dan aku menatap mata changsun hyung lekat. Kembali terputar sikap semua hyungku dan kedua orang tuaku. Tiba-tiba perasaan gelap yang sangat menakutkan menyeruak dalam dadaku. Aku sangat takut jika samapai aku melakukan sedikit kesalahan dalam melaksanakan tugas di rumahku, tiba-tiba saja sesuatu yang merah lekat mencampuri kegelapan dlam hatiku. Begitu lekat dan aku tak pernah ingin menerima kenyataan asal mula dari merah yang lekat itu.. darah segar dan leeteuk hyung yang –yang-.. “dia-dia sudah meninggal?” kataku sendiri. Aku merasakan badanku yang tadi mati rasa menjadi terasa menyakitkan, aku tak dapat mengontrol diriku sendiri. Begitu menakutkan. Air mataku mengalir deras tanpa aku sadari. “DIA MENINGGAL!!! LEETEUK HYUNG DIBUNUH!!! ANDWEEEE....” aku mendengar teriakkan yang Nampak keluar dari mulutku sendiri.

Changsun POV
“DIA MENINGGAL!!! LEETEUK HYUNG DIBUNUH!!! ANDWEEEE....”tiba-tiba saja sanghyun berteriak dan kejang-kejang. Aku berusaha menenangkannya tapi gagal. Dia terus berteriak, segera perawat memasuki ruangan dan mereka memberi sanghyun injeksi penenang sehingga membuat sanghyun tertidur lagi. Aku tercengang, apa maksud perkataan sanghyun? Apa sanghyun mengetahui pembunuhnya? “suster..” .“neh?” .“apa sanghyun baik-baik saja?”. “iya dia baik-baik saja,, sanghyun shi mungkin masih teringat akan sesuatu yang membuatnya sangat takut sehingga dia jadi begini.. tapi tenang saja..jika dia istirahat dengan cukup dan meminum obatnya dia pasti akan semakin membaik, dan jangan lupa pola makan untuknya yang teratur serta dukungan keluarga juga neh..” saran perawat itu dan tak lupa dia tersenyum lembut.
Akupun akhirnya mengajak sanghyun pulang dengan mengendarai mobilku, sanghyun selalu menunduk, dia hanya terus menatap kakinya. “kita sampai, kajja..” ajakku dia hanya menurut mengikutiku. Belum sampai di dalam rumah aku melihat seseorang yang sedang berbicara dengan security, tampak asing dimataku sih.. nugu? “maaf? Anda siapa? Dan mau cari siapa?” tanyaku ditengah2 security dan namja itu. Dia Nampak seperti namja yang lebih tua dariku, mungkin seumuran seungho hyung.. ha apa teman seungho hyung ya? “ah.. saya- kau cheondung bukan? Ah.. maksudq sanghyun-shi” sanghyun langsung mendongak dengan wajah terkejut sekali. “sanghyun kau kenal dengannya?” tanyaku. “nu-nugu?” celetuk sanghyun pelan. “ah... pasti kau belum mengenaliku.. aku--” “eunyuk hyung? Apa yang kamu lakukan di sini?” seorang tangan kanan appaku mendekat. “ah... kyu-ya... aku-aku hanya ingin mencari kebenaran” “hyung!! Lebih baik hyung pulang” kata kyuhyun cepat-cepat. “tunggu... eunyuk-shi.. anda bilang mau mencari kebenaran? Kebenaran apa?” “ah.. deoryonim.. ini bukan apa2--” “diam!!” aku memotong kata2 kyuhyun yang mau mengajak orang bernama eunhyuk itu  keluar dari gerbang. “eunhyuk-shi? Aku tak perlu mengulangi kata2ku bukan?” orang itu mnghela nafas. “kebenaran akan siapa yang telah membunuh sahabatku! LEETEUK!” dia Nampak memperkeras suaranya saat menyebut nama? Egh? Bukannya? “leeteuk itu??” “park jungsoo” dia memotong perkataanku. Sebelum aku membuka mulutku, sesuatu jatuh ke lantai,, kami semua menatap sanghyun yang tiba2 saja pingsan. “sanghyun!!!!” kyuhyun segera membopong sanghyun memasuki kamar sanghyun. Namja yang tadi hendak mencari kebenaran itu akhirnya ikut masuk ke kamar sanghyun dengan waajah sangat khawatir, sebenarnya siapakah dia? “hyung? Kamu harus pulang!! Jigeum kka! Please hyung?” kata kyuhyun-shi dan namja itupun keluar.. aku meraih lengannya. “ah.. eun-eunhyuk-shi? Kapan2 kita bisa bicara kan?” tanyaku. Dia mengangguk dan lalu pergi begitu saja. Karna banyaknya pelayan dirumahku, sampai-sampai appa dan eomma tak menyadari dengan keadaan orang asing itu. Tapi sepertinya kyuhyun mengetahui siapa eunhyuk itu.. aq menatap sanghyun kembali yang tadi tiba2 saja collapse dan berteriak histeris lagi-lagi dia menyebut leeteuk, dan orang yang bernama eunhyuk tadi menyebut leeteuk itu adalah park jungsoo. Jadi pasti sanghyun mengetahui sesuatu tentang kematian itu. Apa appa yang?? Ah.. kenapa jadi menakutkan seperti ini? Aku terus menatap wajah pucat sanghyun yang kini tertidur di bawah pengaruh penenang. Aku berkutat di fikiranku sendiri memikirkan hal yang menyebabkan sanghyun seperti ini. Semua Nampak menemukan titik terang. Pasti sanghyun melihat hal ini dan dia menjadi selalu ketakutan karna seseorang mengancamnya, dan siapa lagi kalau bukan? Aku menatap orang yang paling berkuasa di rumah ini. “kenapa changsun? Kenapa menatap appa seperti itu?”Tanya appa. “aniy” akupun kembali menatap sanghyun.

Mr. Park POV
Aneh, apa yang dia lihat dariku barusan? Seperti mencurigaiku.hmm aku hanya bisa menghela nafas. “appa..--” aku menatap changsun kembali. “wae?” dia nampak ragu mau mengatakan sesuatu. “eum...appa, tadi.. ada orang yang mencari ke-kebenaran—ah.. gak jadi appa.. mianh mengusik. Hehe” kata changsun. Diapun menjauhiku. Sesorang yang mencari kebenaran? Seseorang siapa? Apa ada sangkut pautny dengan..” changsun menatapku tajam.. “appa itu aneh, kenapa sanghyun jadi seperti ini? Kalau bukan karna appa karna siapa?”Tanya putra kesayangan istriku. Aku membelalakkan mataku. “changsun kau-” “kurang ajar? Itu kenyataan bukan? Tidak ada yang salah dengan semua perkataanku kan?”putraku semakin melunjak karna aku jengkel aku menampar pipinya. Baru kali ini aku memukul putraku selain sanghyun. Changsun terdiam dan kaget. Dan pada akhirnya aku ditinggal sendiri dengan putra bungsuku yang terbaring di tempat tidurnya. Aku terus menatapnya, aku merasa ada yang salah dengan diriku. Entah mimpi ataupun bukan aku spertinya telah menjatuhkan air mataku? Tiba2 saja sanghyun membuka matanya dan lekat menatapku. Dan dia reflek langsung terduduk dan menunduk. “ap-appa..? mi-mianhe.. aku-aku” “DIAM” dia semakin menunduk. Akupun keluar dari kamarnya. Entah perasaan apa yang telah aku rasakan sekarang ini. Aku merasa bersalah menatap sanghyun yang sekarang menjadi seperti ini. Apa memang benar semua ini karna aku? “ARGHHHHH” bukan! Bukan karna aku.. tapi karna dia anak pembawa sial!  “yeobo?” aku terlonjak karna panggilan istriku. “ah.. kau mengagetkanku! Kenapa kamu tiba2 saja memanggilku huh? Bikin orang kaget saja!” “yah? Aku Cuma menanyaimu dan kamu jadi seperti ini? Dasar pemarah!” kini malah istriku ikutan marah padaku, tadi changsun kini istriku! Arghhh sebal! Akupun naik darah, aku mengambil vas yang berada disampingku dan membantinnya sampai pecah, membuat pelayan dan seisi rumah pada muncul dan menatapku heran. “appa? Wae yo?” Tanya Cheolyong. “eomma? Kenapa? Kalian bertengkar?” Tanya putra sulungku kini. “SIAPA YANG BERTENGKAR?” teriakku kesal. “kalau bukan bertengkar ini namanya apa dunk?” Tanya seungho lagi. Akupun makin kesal dan beranjak keluar rumah. Tapi “BRAKK” aku menabrak seseorang. “AISH... siapa yang berani-beraninya menabrak- neo nugu?”aku menatap seseorang yang tengah menatapku dengan canggung di depan pintu. “ah!! Cheon-cheoneun..eunhyuk imnida.. naega” “hyung?! Tadi sudah aku bilangkan? Hyung pulang saja!!” teriak kyuhyun si tangan kananku. “dia siapamu hum?” tanyaku menatap pelayan paling setiaku itu. “ah.. jeosangimnida.. dia-dia kakakku. Tolong maafkan kakak saya.. saya akan mengantarkannya pulang.. “sebentar kyuhyun-aaa aku mau bertanya, disini siapakah disini yang merupakan Park sajangnim?” orang itu menatapku dengan penuh penekanan. Apa-apaan ini? Dia seperti bertanya tentang sesuatu yang telah dia ketahui. “kau nampaknya sudah mengetahui jawaban dari pertanyaanmu itu kan? Ada urusan apa denganku” tanyaku menatapnya. Semakin dilihat dia semakin menyebalkan. “owh.. maaf Park sajangnim.. saya telah lancang memasuki rumah anda dan tak sopan menanyai anda, saya.. ingin mengetahui apa yang telah terjadi terhadap Park jungsoo” aku terbelalak karna kaget dengan pertanyaannya. “BO?” aku harus menahan emosiku kalau sampai tidak, dia bisa mengetahui yang sebenarnya telah terjadi. “kyuhyun.. usir kakakmu itu! Kurang ajar dia telah mengganggu ketenangan di rumahku” “neh sajangnim..” kyuhyunpun berusaha menarik laki-laki itu dengan terburu2 tapi sepertinya kakaknya itu merupakan orang yang sangat keras kepala. “AISH.. diam kau kyuhyun... biarkan aku mengetahui apa yang telah terjadi.. aku curiga dialah yang telah membunuh sahabatku!” teriaknya. Aku menjadi agak gugup karnanya. “bu-bukan..” tiba2 suatu suara yang pelan memotong perkataannya. Sanghyun. Dia berdiri di ambang pintu kamarnya. “buk-bukan appa yang membunuhnya! Appa tak-tak pernah melakukan apa2.. lee-leeteuk-leeteuk hyung.. lee-leeteuk hyung yang-yang menghilang sen-sendiri! Ap-appa tak-” sanghyun menghentikan perkataannya dia tiba2 saja semakin ambruk dan dia menjadi pingsan.. pelayan dan changsun langsung mendekati sanghyun. Seseorang yang bernama eunhyukpun berusaha mendekatinya tapi kyuhyun menariknya untuk keluar dari rumahku ini. “hmmm.. kerja bagus..” gerutuku yang kutujukan kepada kyuhyun.

Eunhyuk POV
“apa-apaan kau ini kyu-ya? Aku kan ingin melihat keadaan cheondung!” teriakku kesal kepada dongsaengku yang kurang ajar. “hyung! Lebih baik hyung pulang dulu.. sanghyun doryeonim pasti akan baik2 saja.. nanti aku kabari” katanya dan hendak memasuki gerbang rumah besar itu. “kyu-ya!” panggilku tapi dia tak menoleh dan meninggalkanku sndiri. ‘hhhhhhh..’ saat aku membalikkan badan dan mulai beranjak pulang seseorang memanggilku.
“eunhyuk-shi..” aku menoleh dan kudapati seseorang yang tadi hendak ingin berbicara kepadaku. “ah.. anda..?” “Park changsun imnida.. sepertinya anda sedang tidak ada urusan, bagaimana kalau anda ikut saya ke tempat yang santai untuk bicara mungkin?” kata namja tadi. “baiklah.. itu ide yang bagus” aku tersenyum simpul kepadanya dan mengurungkan niatku yang tadi akan pulang. Changsun mengajakku kembali memasuki halaman kediaman Park yang sangat luas, setelah berjalan kurang lebih 5 menit sampailah kami di tempat yang bisa dibilang sebagai taman mungkin.. tempatnya sangat sejut dan banyak aneka macam Bunga yang tertanam disana.

Di antara bunga2 itu terdapat kursi dan meja serta dilengkapi dengan pelindung dari sinar matahari. Memang kekayaan keluarga Park itu tak tertandingi di Busan. Aku sedikit tercengang.. “eunhyuk-shi? Kajja..” changsun memecah ketertakjupanku. “ah.. iya..” “jadi sebenarnya apa yang membuatmu datang ke rumah ini eunhyuk shi? Critakan semuanya saja.. tak akan marah atau mengusirmu karna alasannya nanti” tanyanya to the point. “em.. park jungsoo adalah sahabat terdekatku bahkan dia sudah aku anggap saudara, tapi kini anda tau kan apa yang telah terjadi padanya? Asal anda tahu saja.. sebelum leeteuk menghilang dia memiliki niat untuk mengambil disk cctv kediaman rumah ini, dia sudah memberi tahuku lewat sms kalau dia telah berhasil mengambilnya dan kami belum sempat bertemu kembali sampai tiba2 dia menghilang dan ditemukan telah tewas. Dan saya ingin mengetahui apa yang telah terjadi padanya, siapa yang telah membunuhnya. Aku-aku sudah mendengar kabar tentang hubungan keluarga Park khususnya anak bungsu dari keluarga Park.. kami berdua hanya merasa aneh saja,, kenapa cheondung diperlakukan berbeda dengan saudara2 yang lainnya” “emm.. maaf, cheondung? Nugu?” potong changsun bingung. “maksud saya sanghyun doryeonim.. di café dia menyebut dirinya sebagai cheondung,” lanjutku. “café?” “yah.. café tempat sanghyung bekerja setiap malam, café itu milik leeteuk” jelasku. Changsun terkejut dengan perkataanku. “ha? Jadi sanghyun itu bekerja di tempatnya park jungsoo? Pa-padahal park jungsoo kan bekerja kepada appa?” tanyanya bingung. Akupun menjelaskan tentang ambisi leeteuk yang ingin menjadikan sanghyun sebagi dongsaengnya, akupun menceritakan masalah leeteuk yang selalu menceritakan bagaimana sanghyun jika berada di rumah ini... changsun hanya ternganga terkejut.

Changsun POV
Aku terkejut dngan semua yang dijelaskan eunhyuk itu, akupun kaget penjelasan terakhirnya “jadi.. aku akan membalas dendam terhadap siapapun yang terlibat dalam pembunuhan leeteuk.. aku tak dapat menerima ini, leeteuk datang untuk mencari dan menolong dongsaeng kesayangannya tapi malah ini yang diterimanya..” jelasnya dengan tegas. “a-a.. eunhyuk shi.. aku-aku- aku siap membantumu.. akupun masih mencurigai apa yang telah terjadi dengan kematian leeteuk itu,, karna hal itu juga yang telah membuat sanghyun, dongsaengku menjadi seperti ini.. aku curiga jika dia mengehui sesuatau tentng kejadian ini..” kataku. Eunhyuk melongo kaget. “neo-neo akan membantuku? Jeongmal?..” aku mengangguk pasti.
 
 <<<preview.........Next>>>
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar