Jumat, 06 Juni 2014

Little White Angel - Chapter Six


CHAPTER – SIX

Big trouble in the new year
Author POV
Hari-hari sanghyun terlampaui sama halnya dengan hari-hari sebelumnya. Tapi ada satu hyung yang terkadang menjadikan hari sanghyun berbeda dari hari-hari biasanya. Setiap saudaranya mulai berniat jelek ataupun mengerjainya, usaha mereka selalu gagal jika leeteuk yang mengetahui rencana mereka terlebih dahulu. Sanghyun sudah mulai ingat bagaimana rasanya senang itu. Dia menatap harabeojhinya ada di leeteuk. Hyung barunya yang sangat baik terhadapnya.leeteuk tak pernah sekalipun membuat sanghyun ketakutan atau bahkan sedih, justru hal-hal sebaliknya lah yang terjadi jika sanghyun berada di dekat leeteuk. “hyu-hyung? kita akan kemana?” tanya sanghyun penuh tanda tanya dan ragu saat leeteuk tiba2 mengajaknya keluar saat jam kerjanya. Tapi karna leeteuk adalah bosnya jadi yaa sah-sah saja.. hehe. “sudah ikut saja..” . “tapi.. pekerjaanku?” tanya sanghyun ragu. “heii.. aq ini kan bos kamu.. atau anggap saja ini adalah tugas dari pekerjaanmu dari bosmu.. neh?” jawab leeteuk santai. Sanghyun hanya mengangguk mengikuti leeteuk ke parkiran.

Di dalam mobil sanghyun mnyibukkan dirinya hanya untuk takjub menatap lampu-lampu malam kota Busan yang indah. Sanghyun menghabiskan waktunya dalam moobil hanya melongo dengan takjub, leeteuk yang menyadari hal tersebut hanya tersenyum kecil. “owaa..” celetuk sanghyun sangat pelan tapi leeteuk mendengarnya. Sampai akhirnya mobil leeteuk memasuki daerah yang begitu sepi dan berhenti. Sanghyun yang menyadari akan hilangnya lampu-lampu kota mulai sedikit takut. “sudah sampai?” leeteuk hanya mengangguk menjawab pertanyaan sanghyun. “se-sepi” celetuk sanghyun pelan,tapi leeteuk mendengarnya. “enggak sepi kok.. kajja” ajak leeteuk dan dia mengulurkan tangannya ke sanghyun. sanghyun tak tahu akan melakukan apa dan dia hanya bingung sendiri tak paham dengan uluran tangan leeteuk. “sini tangan kamu, biar nanti enggak hilang.. neh?” sanghyun hanya termenung tangannya diraih leeteuk dan digandengnya dia menuju ke sebuah tempat yang dimaksud oleh leeteuk. Tanpa sadar sanghyun merasakan wajahnya yang memanas dan bibirnya membentuk senyuman senang. Tiba-tiba saja sanghyun teringat dengan harabeojhi nya yang begitu menyayanginya dulu. Sampai akhirnya leeteuk menghentikan langkahnya dan diikuti berhentinya langkah sanghyun juga. Leeteuk tersenyum menatap pemandangan di depan mereka. “bagus kan? Kajja kesana” ajak leeteuk lagi. “ik-ikke bo?” tanya sanghyun yang tak bisa melepas pandangannya dari pemandangan di depan matanya yang sangat menakjubkan baginya. “heiii.. ini kan malam pergantian tahun sanghyun.. kita akan melepas lampion permohonan disana.. kajja”. “lam-lampion permohonan? Itu-itu apa?” tanya sanghyun lagi di tengah perjalanan mendekati festival lampion itu. “kita akan menuliskan pesan atau permohonan kita kepada lampion-lampion itu kemudian nanti kita lepas ke langit bersama-bersama dengan lampion-lampion yang lainnya. Kita akan melepaskannya bersamaan dengan habisnya tahun ini dan datangnya tahun baru. Dengan begitu kita akan memiliki permohonan yang kukuh dalam hati kita yang akan kita sampaikan kepda Tuhan” jelas leeteuk panjang lebar. “aku yakin kamu pasti punya banyak sekali permohonan kan?” tanya leeteuk tiba-tiba. “permohonan?”celetuk sanghyun sambil melongo. Apa aku pernah memohn untuk seseuatu? Apa-apa aku boleh memohon akan sesuatu? Batin sanghyun dalam diamnya. “kajja.. saeng-aaa” leeteuk menarik lengan sanghyun. sanghyun langsung merona kembali oleh kata-kata leeteuk barusan. Sa-saeng? Aku dipanggilnya dengan kata saeng? Jeongmal???!! Batin sanghyun yang menggebu-gebu sendiri.
Leeteukpun membeli beberapa lampion untuknya dan untuk sanghyun. sanghyun hanya terus diam mengikuti kemanapun leeteuk menarik lengannya. Hangat.. seperti harabeojhi batin sanghyun dan diapun tersenyum. Dan akhirnya mereka sampailah di puncak dimana disana banyak orang-orang memegang dan menulisi lampion masing-masing dengan permohonan mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pasangan dan keluarga yang semuanya memasang wajah bahagianya. Sanghyun sibuk menatap orang-orang yang menuliskan permohonan pada lampion mereka dengan sangat bersemangat. Apa ya yang mereka tulis? Sebegitu banyakkah yang mereka tulis sampai-sampai mereka tak bisa menghilangkan senyuman pada wajah mereka. Batin sanghyun sambil clingak-clinguk. “yah.. sanghyun-aaa.. sini kamu juga tulis permohonan ke lampion ini..” panggil leeteuk yang menghancurkan konsentrasi sanghyun dalam menatap orang-orang disana. Sanghyun mengikuti leeteuk dan memegang spidol yang diberikan oleh leeteuk kemudian dia terdiam. Aku mau tulis apa ya? Batin sanghyun bingung sendiri. “tulis aja.. semoga semua keluargamu bakal selalu menyayangimu lebih dari yang sebelumnya” sanghyun tercekat dengan perkataan leeteuk barusan. “hyu-hyung bisa baca pikiranku?” tanya sanghyun bingung sendiri. “aniya.. hanya saja.. sepertinya kamu sedang memikirkan hal itu.. sekedar nebak saja..heehehe, kan sanghyun adalah dongsaeng dari park jungsoo yang baik dan berjiwa malaikat.. jadi ya wajar saja donk.. aku tahu apa yang kamu fikirkan.. hehe” jelas leeteuk santai. Lagi-lagi sanghyun tersipu malu dan tersenyum kali ini bisa dibilang senyuman bahagia. “owaaa..” leeteuk langsung mengeluarkan handphonennya dan mengaktifkan cameranya serta mengambil gambar sanghyun dengan tiba-tiba. “hyung!! apa yang kamu lakuka--”. “aku hanya ingin mengabadikan senyuman kamu, biar ananti kalau kamu lupa bagaimana cara tersenyum.. nih.. tinggal aku tunjukin ini.. biar kamu ingat lagi..” kata leeteuk santai sambil menunjukan gambar sanghyun yang tersenyum bahagia itu. Sanghyun kembali terdiam dan tiba-tiba air matanya menetes sedikit demi sedikit. “eh? Sang-sanghyun-aaken-kenapa malah menangis? Hyung salah ya? Mi-mianhe...” tanya leeteuk dengan wajah menyesal. “aniya.. hanya saja-hanya saja.. harabeojhi sering mengatakan itu kepada-kepadaku” sanghyun tanpa sadar langsung memeluk hyung barunya itu dan menangis kencang.
flashback
 “yah... harabeojhi capek ini.. istirahat dulu yah..” ajak kakek sanghyun. “yah... harabeojhi gimana sih.. katanya harus cepat-cepat biar dapat hadiahnya.. palli.. kajja.. uh.” Rengek sanghyun kecil dan manyun sendiri karna sebal gak bakal dapet hadiahnya. “hei.. jangan pasang wajah cemberut gitu donk.. sini harabeojhi kasih liat sesuatu..” kata kakek sanghyun lagi. “ikke bo?” tanya sanghyun tetap manyun. “sini..” sanghyunpun mendekat dan melihat apa yang kakeknya bawa yang tak lain adalah fotonya sendiri yang sedang tertawa lepas. “itu kan fotoku doank.. ihhh kirain mau liatin apaan..”. “memang.. harabeojhi hanya mau mengingatkan kepada cucu harabeojhi yang paling tersayang... bagaimana wajah yang bagus itu.. enggak yang kayak sekarang ini.. manyun dan jelek,,,hehehe” sanghyun mengerutkan keningnya sendiri dan menghela nafas. “ih.. harabeojhi.. aku kan enggak jelek... yaudah deh.. aku akan pasang wajah terbaikku.. heeeeee” kata sanghyun sambil tersenyum lebar. “nah.. ini baru cucu harabeojhi yang paling cakep.. hehehe” jelas kakek sanghyun bangga.
Flashback off
Sanghyun mengingat waktu kakeknya masih ada. “go-gomawo hyung.. gomawo leeteuk hyung..” kata sanghyun tiba-tiba. “eh? Untuk ap- hmmm okay.. cheonma saeng-aaa..” jawab leeteuk dengan tenang sambil menepuk-nepuk punggung sanghyun agar dia sedikit lebih tenang. Sanghyun tak melepas dekapan leeteuk, dia tak mau melupakan dekapan kasih sayang dari seorang hyung yang selama ini dia harapkan dan rindukan. Setelah agak lama... “mau sampai kapan kayak gini? Udah jam setengah 12 loh.. bentar lagi upacara pelepasan lampionnya.. lagian gak sedikit orang-orang yang melihat ke arah kita dengan tatapan aneh.. he-heheheheehe” kata leeteuk memecah keheningan. Sanghyun melepaskan dekapannya dan mengusap air matanya. “neh.. kajja kita menulis permohonan kita..”jawab sanghyun gembira. Leeteuk dan sanghyun pun menuliskan permohonan mereka ke lampion-lampion yang telah dibeli leeteuk. “Semoga leeteuk hyung akan tetap menjadi hyungku selamanya.”.sanghyun menambahkan permohonannya selain untuk keluarga kandungnya dengan senyuman lebar dibibirnya.
Sampai akhirnya lampionpun dilepaskan bersamaan dengan meriahnya pergantian tahun baru di festival lampion itu. Sanghyun sampai lupa akan jati dirinya yang pemurung itu.. tapi ada yang lebih penting yang telah dilupakan leh mereka berdua. Mereka melupakan akan waktu sanghyun yang seharusnya sangat terbatas, selain itu merekapun melupakan kewaspadaan mereka terhadap orang-orang berjas yang sedari tadi tak mengalihkan pandangan mereka ke arah leeteuk dan sanghyun. sanghyun maupun leeteuk tak menyadari jika mereka telah di awasi.
Setelah lelah berjalan kesana kemari akhirnya sanghyun dan leeteuk memutuskan untuk istirahat dan makan malam. Sanghyun yang tak pernah merasakan makanan mahal mulanya sedikit sungkan tapi karna perutnya yang terus keroncongan mau tak mau diapun tetap memakan habis makanan yang leeteuk pesan. Setelah selesai makan merekapun beranjak pulang. Karna sanghyun merasa begitu lelah diapun tertidur pulas sepanjang perjalanan pulang, leeteuk mengantar sanghyun sampai ke kediaman park. Kerna leeteuk tak tega harus membangunkan sanghyun, diapun berinisiatif untuk menggendong sanghyun masuk ke rumahnya. Saat pintu besar kediaman park terbuka leeteuk sedikit takjub menatap semua anggota keluarga sanghyun tak satupun yang sudah tidur, mereka seperti sedang menunggu si bungsu pulang. Leeteuk pun menghela nafas lega, ternyata keluarganya tak sekasar dipikirannya. Meski pikiran leeteuk kini sedang salah menilai. Leeteuk tak menyadari tatapan aneh dari Mr. Park mauapun Mrs Park, mereka berdua tak mungkin memasang wajah murka mereka dihadapan pekerja baru keluarga mereka, Park jungsoo. “ah.. Mr. Park.. eum.. tuan besar.. maaf.. ini saya megantar sang- eum.. tuan muda sanghyun, tapi sepertinya dia benar-benar kelelahan sehingga saya mengantarnya..” jelas leeteuk dengan penuh sopan santun. “a.. o... yah.. eum.. park jungsoo shi.. sini.. baringkan saja dia kesini..” kata cheolyong sambil menunjuk kamarnya sendiri. “eh.. bukannya kamar sanghyun--”. “tak apa.. biar nanti kami yang merawatnya.. biarkan dia tidur di kamarku dulu.. neh..” potong cheolyong lagi. “ah,, neh.. tuan..” leeteukpun embaringkan sanghyun ke tempat tidur cheolyong dengan tidak menaruh curiga sedikitpun akan niat keluarga Park ini. “eum.. maaf tuan besar.. tadi kebetulan saya melihat tuan muda sanghyun di festival lampion jadi akhirnya kamipun kembali bersama-sama..” jelas leeteuk dengan sopan sekali. “ah.. kham-khamsahamnida.. neh...” jawab eomma cheondung, Mrs. Park. “owh.. kalau begitu saya permisi pulang terlebih dahulu.. tuan besar..” leeteukpun ijin pamit. Dia meninggalkan kediaman tanpa mengkhawatirkan sesuatu yang harusnya dikhawatirkannya.

Seungho POV
Wallaaaa... bakal jadi tempe goreng nih si bungsu. Enak banget keluar sampai keluar tengah malam.. dan bersenang-senang pula!! Dia lupa jadwal dia keluar apa? “hyung.. coba tebak.. apa yang bakalan terjadi besok..hehehe” kata byunghee dongsaeng tertuaku menyikutq. “bukan besok.. byunghee-aa.. tapi sekarang!”jawabku santai. “cheolyong! Bangunkan sanghyun dan bawa dia di hadapanku! Sekarang!” teriak appa mereka dengan suara yang geram. “CEPAT!!!” teriakkan appa kami membuatku dan yang lainnya bergidik ngeri.. tak biasanya appa semarah ini. Cheolyong langsung berlari ke kamarnya.

Cheolyong POV
“yah,,, wake up! Palli wake up!!” aku mengguncang badan dongsaeng satu-satunya dirumah ini bagiku. Tapi dia tetap tak membuka matanya. “eummmm leetukie hyung... chakkaaa” rengeknya. “what!! Leeteuki? Nugu?? Siapa itu hoh!! Yah.. bangun Pabbo!”teriakku tapi tetap tak mempan. “aish... changsun hyung.. bantu aku membangunkannya.. dia benar-benar tak mau bangun!!” teriakku ke arah pintu kamarku. Salah satu hyung terkuatku pun akhirnya datang dengan membawa ember berisi.. what!! Air es?? Dia memberikan ember itu kepadaku. “eh?”. “bawa ini!! Aku akan tarik dia keluar.. kamu mau kamarmu basah?” tanya changsun hyung ketus. “a.. aniya.. oke” aku meraih ember itu. Dan changsun hyung menarik lengan sanghyun kasar... keluar dari kamarku dan dilepasnya sanghyun ke hadapan appa. Tampak sanghyun meringis kesakitan karna lengannya tadi ditarik paksa oleh changsun hyung. “eum... leeteukie hyung.. ap-appo.. chakka~~~~” rengek sanghyun tanpa sadar. Cute batinku. Dan “srokkkkk” ember berisi air es tadi dituangkan changsun hyung ke wajah sanghyun sampai sanghyun terbangun kaget. “a.a.. di-dinginnn..” celetuknya. “SANGHYUN” teriakan appa membuat sanghyun terbelalak dan perlahan dia mendongak dengan wajah ketakutannya yang seakan menatap neraka. “eh? Ap-appa?” sanghyun mulai gemetaran hebat. aish... rasakan! Batinku tertawa sinis. “darimana?” tanya appa datar tapi aku tahu itu adalah pertanyaan penuh dengan amarah. “sa-saya-sa-sa-”. “DARIMANA!!!?” teriak appa lebih kencang membuat sanghyun bahkan aku terlonjak kaget. “fes-fest-festiva” . “festival huh??” potong appa. Sanghyun mengangguk pelan. “kau melanggar berapa peraturan sanghyun? hum?” tanya eomma kini dengan senyuman sinisnya. “mo-molaseo” jawab sanghyun pelan. Dan “PLAKK” appa menggampar wajah sanghyun sampai dia terjerembab. “heh? Kau pikir dengan berinteraksi dengan orang lain bakal membantumu untuk menjatuhkanku hoh?!!” appa menarik rambut sanghyun, tampak sanghyun kesakitan. “aniy.. appa.. aku-aku tidak bermaksud--”. “BRAKK” appa melempar kepala sanghyun ke meja.sanghyun tersungkur di meja. Kami smua hanya menatap dengan tenang, karna ini adalah urusan appa, jika kami ikutan,, bisa-bisa appa juga marah terhadap kami. Badan sanghyun menggigil hebat.. dia seakan ingin menangis tapi jika sampai hal itu dia lakukan maka hukumannya akan lebih berat lagi.

Author POV
Mr. Park terus memukul kepala sanghyun dengan keras.. sampai Mr. Park puas. “ah.. iya.. park jungsoo huh.. jika kau tak ingin dia kenapa-kenapa.. jangan berinteraksi dengannya... atau.. kau akan aku hukum lagi jika sampai kau berhubungan dengan manusia siapapun yang ada diluar rumah ini!! ARA!!” bentak Mr Park ke wajah sanghyun yang sudah sedikit babak belur karna dipukul appanya itu. Tapi saat Mr park berniat untuk beranjakk dari sanghyun, tiba-tiba seorang pekerja nya datang dan menyerahkan amplop yang berisi foto-foto. Mr Park kembali menghadap sanghyun... “kau- benar-benar ya? Ini apa?” Mr Park melempar semua foto2 itu ke depan sanghyun.. sanghyun melihat foto dirinya dan leeteuk yang sedang makan bersama, menulis lampion, dan bercerita akrab satu sama lain. Sanghyun mulai ketakutan kembali, dia tak menyangka tadi ada yang mengikutinya.. “kau tahu sanghyun.. jika kau berhubungan dengan orang lain.. dan kalau sampai seakrab itu.. itu bisa menghancurkan reputasi keluarga Park... karna mulutmu itu tidak mungkin bungkam.. iyakan? Oh.. kau ingin segera keluar dari rumah ini huh? Iya?”. “andwe appa.. jebal.. aku-sa-say atidak akan mengulanginya appa..” sanghyun mulai memohon. Tapi karna Mr. Park benar-benar sangat marah.. dia menarik kerah sanghyun kasar dan diseretnya sanghyun ke ruangan pribadi Mr dan Mrs Park. Yang lainnya yang hendak mengikuti masukpun dilarang oleh Mr Park masuk.. “kalian semua kembali ke kamar masing-masing.. tidak ada urusannya ini dengan kalian.. kka!” kata Mr Park. “tapi appa.. aku ingin menonton..” rengek cheolyong yang sebenarnya sangat penasaran dengan ruangan itu.. sama halnya dengan semua hyungnya itu. “tidak ada tontonan.. jigeum kka!” kata Mr Park tegas. Dengan hitungan detik semua anak-anak Prak langsung masuk ke kamar masing-masing. Dan Mr Park melanjutkan menyeret sanghyun tanpa ampun memasuki ruangan yang mana sanghyun pernah memasukinya satu kali. Sanghyun tampak meronta minta ampun.. tapi cengkraman Mr Park begitu kuat untuk menahan sanghyun yang berusaha meronta. “kau meronta hoh? Rasakan hukuman dari tindakanmu barusan..!!” Mr Park geram. Dilemparnya sanghyun keruangan luas dan kosong itu.. dengan dinding penuh dengan peredam suara. Sanghyun mengingat kursi besi yang tetap pada tempatnya itu... “appa.. ampunn.. appa... aku tak akan mengulangi lagi.. jeongmal.. appa..” sanghyun tak kuasa menahan tangisnya karna dia benar-benar ketakutan. “berani menangis juga huh?” sanghyun berusaha menghentikan tangisnya meski sangat sulit dia tahu betul apa hukumannya jika sampai dia menangis. Mr. Park memasang semacam penjepit dari kayu ke semua jari-jari sanghyun, yang terjepit tak kencang ke semua jari tangan sanghyun. sanghyun hanya diam melihat appanya.. dia hanya pasrah, meski dalam hatinya dia sangat ketakutan dia tak berani sekalipun mencoba meronta lagi. sanghyun sebelumnya telah terikat lengan tangan dan kakinya ke dua tiang berdiri, Mr. Park bahkan membuat sanghyun shirtless dan hanya mengenakan celana pendeknya saja. Sehingga menampakkan badan, lengan serta kaki nya yang putih bersih. “ck.. tunggu saja.. sebentar lagi gak bakalan ada lagi bdan, lengan dan kaki mulusmu.. dan “claps” “arghh..” sanghyun mengerang saat appanya mulai mencambuk punggungnya. Dengan kasar Mr Park menyumpal mulut sanghyun dengan kain. Mr park terus mencambuki tubuh sanghyun... sanghyun hanya bisa mengerang minta ampun meski suaranya tak jelas. “oke.. oke.. sudah selesai kok.. hanya saja.. masih satu lagi.. yang terakhir.. untuk hari ini..” kata Mr Park kalem.. sanghyun menatap appanya yang memegang tali yang saat diamatinya tersambung dengan sesuatu yang sedari tadi terjepit di setiap ruas jarinya. Sanghyun tak tahu apa itu tapi saat mr Park menarik tali itu.. sanghyun mengerang sangat melengking. Dia merasakan seakan ruas jarinya akan putus. Sanghyun tak dapat menahan tangisnyan untuk kali ini. Sampai sanghyun merasa kelelahan karna siksaan itu.. dia tampak melemah. Mr park melepas semua yang terpsang di tubuhnya dan memaksa sanghyun memakai kembali bajunya. Tangan sanghyun gemetaran.. dia merasakan jari-jarinya yang menjadi kaku. “CEPAT KENAKAN BAJUMU LAGI!!!” teriak Mr Park.. sanghyun dengan menahan perih jarinya dia bersusah payah memakai kembali bajunya. Sanghyun ditariknya oleh Mr Park keluar ruangan dan mereka mendapati semua putra Park masih di depan tv semua. “changsun.. bawa dia ke kamarnya kembali, ingat sanghyun.. kalau sampai kau ulangi.. kau akan tahu apa akibatnya..” dengan decakan kesal changsun mengantar sanghyun ke kmarnya. “kenapa musti diantar si--” changsun terdiam dan tercekat saat tubuh lunglai sanghyun menubruknya.

Changsun POV
Aku terbelalak menangkap badan sanghyun yang seperti tak bertenaga, “hei.. aish,,, berdiri yang benar donk!!!” gerutuku kesal sambil menopang badannya yang sepertinya menggigil hebat. Tapi sepertinya sanghyun benar-benar tak berdaya.. apa yang telah appa lakukan sih? Sampai segininya! Batinku heran. Saat aku mencoba mengambil satu lengannya untuk aku rangkul dia mengerang tertahan... dan aku melihat jari-jarinya yang-yang.. aku menganga.. jari-jarinya sangat merah dan membengkak. Apa yang telah terjadi dengan jarinya? Batinku menatap sedikit iba ke sanghyun. dan kulihat bekas air mata dipipinya, dia menangis juga? Batinku semakin heran akan apa yang telah dilakukan appa.
Aku mengantarnya sampai ke kamarnya dan ku lepaskan dia ke tikar yang ada disana. Dia langsung meringkuk dan menggigil ketakutan. “ha-harabeojhi.. harabeojhi..”dia kembali mengeluarkan air matanya dan tetap memejamkan matanya. Aku clingak-clinguk mencari selimut atau apalah yang penting bisa membuatnya nyaman dan tidak kedinginan, tapi tak ada yang dapat aku temukan. Kamarnya ini.. bukan kamar.. ini gudang yang dialih fungsikan menjadi sebuah kamar untuknya. “hhhhh peduli amat sih.. aku!” gerutuku dan beranjak meninggalkannya tapi mataku menangkap sesuatu yang membuatku berhenti meninggalkannya sekarang ini. Baju bagian punggungnya sedikit tersingkap, “aish..” aku mendekatinya dan berniat untuk menutup bajunya itu tapi aku melihat sesuatu dan aku ternganga.. luka di punggungnya itu baru batinku. Karna penasaran akupun sedikit mengintip dan aku semakin terbelalak.. cam-cambukkan? Dan akupun menyingkap lebih bajunya dan semakin melongo. Punggungnya penuh dengan luka cambuk yang parah bahkan ada yang sampai berdarah. Aku sedikit bergidik ngeri, kasian sanghyun, kenapa sampai-sampai begin.. ah peduli amat sih.. akupun menutup kembali bajunya dan meninggalkannya.

Author POV
Sanghyun hanya bisa meringkuk kesakitan. Badannya sakit semua, dia merasa seluruh badannya seperti terbakar.. sanghyun sangat takut dengan keajdian yang terjadi sebelumnya. Dia terus menangis dan memanggil-manggil kakeknya tanpa dia sadari. Sanghyun terus merintih pelan dalam tidurnya yang tak bisa pulas.
Keesokan harinya sanghyun masih meringkuk tidur di kamarnya, padahal semua hyungnya telah bangun dan memprotes masalah sarapan yang belum dibuatnya. “ah... kemana sanghyun!!! kenapa sarapannya belum siap??!!” teriak Byunghee kesal. “sayang.. eomma dan appa berangkat sekarang neh... dan akan sarapan diluar” kata Mrs Park dan diikuti Mr Park. “he? Appa tak marah? Sanghyun kan kesiangan??? Apa appa lupa?” celetuk cheolyong melongo. “mungkin eomma dan appa bener2 baru konsen di pekerjaan mereka kali sampe lupa” lanjut Byunghee tenang. Akhirnya cheolyong dan Byunghee memutuskan untuk mandi dulu. Saat mereka selesai mandi mereka langsung menuju ke kamar sanghyun dan menggedor-nggedor pintu kamarnya. “YAH SANGHYUN!!! SUDAH JAM BERAPA HUH!!!” teriak cheolyong. Sanghyun langsung terduduk dan merasakan sengatan menyakitkan dari badannya. Karna lukanya yang masih basah, jika dibuat bergerak maka akan terasa sangat pedih. Dia menahan erangan kesakitannya dan langsung membuka pintu kamarnya. Meski dia merasakan badannya yang seperti remuk dia akan lebih takut lagi jika sampai dia terlambat melakukan tugasnya. Dengan sempoyongan dia langsung mengikuti cheolyong dan byunghee menuju ke dapur. Jantungnya berdegup kencang gak karuan sampai-sampai dia gemetaran karna takut. Dia tahu betul bahwa pada saat dia terbangun itu sudah 1 jam lewat untuk jadwal memasak sarapan. “kau tahu? kamu terlambat,, aku dan chelyong sudah selesai mandi tahu!!!” kata byunghee ketus. Sesampainya di dapur mereka bertiga dibuat melongo oleh pemandangan di depan mata mereka. Tampak changsun dan seungho sedang asyik sarapan, bahkan seungho sudah selesai makannya. “aish... ngomong dong,, kalau sudah selesai masaknya” celetuk byunghee. Sedang sanghyun masih tetap diposisinya, melongo. Bagaimana bisa sudah siap? Bahkan aku belum sempat menginjakkan kakiku ke dapur ini sejak bangun tadi batin sanghyun. siapa yang menyiapkan semua ini? Bahkan aku tak tahu masakan apa itu.. lanjutnya masih berfikir sambil melongo. “ini apa namanya? Tampak asing dan enak.. ini namanya apa?” tanya seungho tetap sambil makan. “he? A eu emmm.. mo-molaseyo..” jawab sanghyun menunduk.
--TBC--

  

<<Preview     next>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar