CHAPTER
– SIX
Big trouble in the new year
Author
POV
Hari-hari
sanghyun terlampaui sama halnya dengan hari-hari sebelumnya. Tapi ada satu
hyung yang terkadang menjadikan hari sanghyun berbeda dari hari-hari biasanya.
Setiap saudaranya mulai berniat jelek ataupun mengerjainya, usaha mereka selalu
gagal jika leeteuk yang mengetahui rencana mereka terlebih dahulu. Sanghyun
sudah mulai ingat bagaimana rasanya senang itu. Dia menatap harabeojhinya ada
di leeteuk. Hyung barunya yang sangat baik terhadapnya.leeteuk tak pernah
sekalipun membuat sanghyun ketakutan atau bahkan sedih, justru hal-hal
sebaliknya lah yang terjadi jika sanghyun berada di dekat leeteuk. “hyu-hyung?
kita akan kemana?” tanya sanghyun penuh tanda tanya dan ragu saat leeteuk tiba2
mengajaknya keluar saat jam kerjanya. Tapi karna leeteuk adalah bosnya jadi yaa
sah-sah saja.. hehe. “sudah ikut saja..” . “tapi.. pekerjaanku?” tanya sanghyun
ragu. “heii.. aq ini kan bos kamu.. atau anggap saja ini adalah tugas dari
pekerjaanmu dari bosmu.. neh?” jawab leeteuk santai. Sanghyun hanya mengangguk
mengikuti leeteuk ke parkiran.
Di
dalam mobil sanghyun mnyibukkan dirinya hanya untuk takjub menatap lampu-lampu
malam kota Busan yang indah. Sanghyun menghabiskan waktunya dalam moobil hanya
melongo dengan takjub, leeteuk yang menyadari hal tersebut hanya tersenyum
kecil. “owaa..” celetuk sanghyun sangat pelan tapi leeteuk mendengarnya. Sampai
akhirnya mobil leeteuk memasuki daerah yang begitu sepi dan berhenti. Sanghyun
yang menyadari akan hilangnya lampu-lampu kota mulai sedikit takut. “sudah
sampai?” leeteuk hanya mengangguk menjawab pertanyaan sanghyun. “se-sepi”
celetuk sanghyun pelan,tapi leeteuk mendengarnya. “enggak sepi kok.. kajja”
ajak leeteuk dan dia mengulurkan tangannya ke sanghyun. sanghyun tak tahu akan
melakukan apa dan dia hanya bingung sendiri tak paham dengan uluran tangan
leeteuk. “sini tangan kamu, biar nanti enggak hilang.. neh?” sanghyun hanya
termenung tangannya diraih leeteuk dan digandengnya dia menuju ke sebuah tempat
yang dimaksud oleh leeteuk. Tanpa sadar sanghyun merasakan wajahnya yang
memanas dan bibirnya membentuk senyuman senang. Tiba-tiba saja sanghyun
teringat dengan harabeojhi nya yang begitu menyayanginya dulu. Sampai akhirnya
leeteuk menghentikan langkahnya dan diikuti berhentinya langkah sanghyun juga.
Leeteuk tersenyum menatap pemandangan di depan mereka. “bagus kan? Kajja
kesana” ajak leeteuk lagi. “ik-ikke bo?” tanya sanghyun yang tak bisa melepas
pandangannya dari pemandangan di depan matanya yang sangat menakjubkan baginya.
“heiii.. ini kan malam pergantian tahun sanghyun.. kita akan melepas lampion
permohonan disana.. kajja”. “lam-lampion permohonan? Itu-itu apa?” tanya
sanghyun lagi di tengah perjalanan mendekati festival lampion itu. “kita akan
menuliskan pesan atau permohonan kita kepada lampion-lampion itu kemudian nanti
kita lepas ke langit bersama-bersama dengan lampion-lampion yang lainnya. Kita
akan melepaskannya bersamaan dengan habisnya tahun ini dan datangnya tahun
baru. Dengan begitu kita akan memiliki permohonan yang kukuh dalam hati kita
yang akan kita sampaikan kepda Tuhan” jelas leeteuk panjang lebar. “aku yakin
kamu pasti punya banyak sekali permohonan kan?” tanya leeteuk tiba-tiba.
“permohonan?”celetuk sanghyun sambil melongo. Apa aku pernah memohn untuk seseuatu? Apa-apa aku boleh memohon akan
sesuatu? Batin sanghyun dalam diamnya. “kajja.. saeng-aaa” leeteuk menarik
lengan sanghyun. sanghyun langsung merona kembali oleh kata-kata leeteuk
barusan. Sa-saeng? Aku dipanggilnya
dengan kata saeng? Jeongmal???!! Batin sanghyun yang menggebu-gebu sendiri.
Leeteukpun
membeli beberapa lampion untuknya dan untuk sanghyun. sanghyun hanya terus diam
mengikuti kemanapun leeteuk menarik lengannya. Hangat.. seperti harabeojhi batin sanghyun dan diapun tersenyum.
Dan akhirnya mereka sampailah di puncak dimana disana banyak orang-orang
memegang dan menulisi lampion masing-masing dengan permohonan mereka.
Kebanyakan dari mereka adalah pasangan dan keluarga yang semuanya memasang
wajah bahagianya. Sanghyun sibuk menatap orang-orang yang menuliskan permohonan
pada lampion mereka dengan sangat bersemangat. Apa ya yang mereka tulis? Sebegitu banyakkah yang mereka tulis
sampai-sampai mereka tak bisa menghilangkan senyuman pada wajah mereka.
Batin sanghyun sambil clingak-clinguk. “yah.. sanghyun-aaa.. sini kamu juga
tulis permohonan ke lampion ini..” panggil leeteuk yang menghancurkan
konsentrasi sanghyun dalam menatap orang-orang disana. Sanghyun mengikuti
leeteuk dan memegang spidol yang diberikan oleh leeteuk kemudian dia terdiam. Aku mau tulis apa ya? Batin sanghyun
bingung sendiri. “tulis aja.. semoga semua keluargamu bakal selalu menyayangimu
lebih dari yang sebelumnya” sanghyun tercekat dengan perkataan leeteuk barusan.
“hyu-hyung bisa baca pikiranku?” tanya sanghyun bingung sendiri. “aniya.. hanya
saja.. sepertinya kamu sedang memikirkan hal itu.. sekedar nebak saja..heehehe,
kan sanghyun adalah dongsaeng dari park jungsoo yang baik dan berjiwa
malaikat.. jadi ya wajar saja donk.. aku tahu apa yang kamu fikirkan.. hehe”
jelas leeteuk santai. Lagi-lagi sanghyun tersipu malu dan tersenyum kali ini
bisa dibilang senyuman bahagia. “owaaa..” leeteuk langsung mengeluarkan
handphonennya dan mengaktifkan cameranya serta mengambil gambar sanghyun dengan
tiba-tiba. “hyung!! apa yang kamu lakuka--”. “aku hanya ingin mengabadikan
senyuman kamu, biar ananti kalau kamu lupa bagaimana cara tersenyum.. nih..
tinggal aku tunjukin ini.. biar kamu ingat lagi..” kata leeteuk santai sambil
menunjukan gambar sanghyun yang tersenyum bahagia itu. Sanghyun kembali terdiam
dan tiba-tiba air matanya menetes sedikit demi sedikit. “eh?
Sang-sanghyun-aaken-kenapa malah menangis? Hyung salah ya? Mi-mianhe...” tanya
leeteuk dengan wajah menyesal. “aniya.. hanya saja-hanya saja.. harabeojhi
sering mengatakan itu kepada-kepadaku” sanghyun tanpa sadar langsung memeluk
hyung barunya itu dan menangis kencang.
flashback
“yah... harabeojhi capek ini.. istirahat dulu
yah..” ajak kakek sanghyun. “yah... harabeojhi gimana sih.. katanya harus
cepat-cepat biar dapat hadiahnya.. palli.. kajja.. uh.” Rengek sanghyun kecil
dan manyun sendiri karna sebal gak bakal dapet hadiahnya. “hei.. jangan pasang
wajah cemberut gitu donk.. sini harabeojhi kasih liat sesuatu..” kata kakek
sanghyun lagi. “ikke bo?” tanya sanghyun tetap manyun. “sini..” sanghyunpun
mendekat dan melihat apa yang kakeknya bawa yang tak lain adalah fotonya
sendiri yang sedang tertawa lepas. “itu kan fotoku doank.. ihhh kirain mau
liatin apaan..”. “memang.. harabeojhi hanya mau mengingatkan kepada cucu
harabeojhi yang paling tersayang... bagaimana wajah yang bagus itu.. enggak
yang kayak sekarang ini.. manyun dan jelek,,,hehehe” sanghyun mengerutkan
keningnya sendiri dan menghela nafas. “ih.. harabeojhi.. aku kan enggak
jelek... yaudah deh.. aku akan pasang wajah terbaikku.. heeeeee” kata sanghyun
sambil tersenyum lebar. “nah.. ini baru cucu harabeojhi yang paling cakep..
hehehe” jelas kakek sanghyun bangga.
Flashback
off
Sanghyun
mengingat waktu kakeknya masih ada. “go-gomawo hyung.. gomawo leeteuk hyung..”
kata sanghyun tiba-tiba. “eh? Untuk ap- hmmm okay.. cheonma saeng-aaa..” jawab
leeteuk dengan tenang sambil menepuk-nepuk punggung sanghyun agar dia sedikit
lebih tenang. Sanghyun tak melepas dekapan leeteuk, dia tak mau melupakan
dekapan kasih sayang dari seorang hyung yang selama ini dia harapkan dan
rindukan. Setelah agak lama... “mau sampai kapan kayak gini? Udah jam setengah
12 loh.. bentar lagi upacara pelepasan lampionnya.. lagian gak sedikit
orang-orang yang melihat ke arah kita dengan tatapan aneh.. he-heheheheehe”
kata leeteuk memecah keheningan. Sanghyun melepaskan dekapannya dan mengusap
air matanya. “neh.. kajja kita menulis permohonan kita..”jawab sanghyun
gembira. Leeteuk dan sanghyun pun menuliskan permohonan mereka ke
lampion-lampion yang telah dibeli leeteuk. “Semoga
leeteuk hyung akan tetap menjadi hyungku selamanya.”.sanghyun menambahkan
permohonannya selain untuk keluarga kandungnya dengan senyuman lebar
dibibirnya.
Sampai
akhirnya lampionpun dilepaskan bersamaan dengan meriahnya pergantian tahun baru
di festival lampion itu. Sanghyun sampai lupa akan jati dirinya yang pemurung
itu.. tapi ada yang lebih penting yang telah dilupakan leh mereka berdua.
Mereka melupakan akan waktu sanghyun yang seharusnya sangat terbatas, selain
itu merekapun melupakan kewaspadaan mereka terhadap orang-orang berjas yang
sedari tadi tak mengalihkan pandangan mereka ke arah leeteuk dan sanghyun.
sanghyun maupun leeteuk tak menyadari jika mereka telah di awasi.
Setelah
lelah berjalan kesana kemari akhirnya sanghyun dan leeteuk memutuskan untuk
istirahat dan makan malam. Sanghyun yang tak pernah merasakan makanan mahal
mulanya sedikit sungkan tapi karna perutnya yang terus keroncongan mau tak mau
diapun tetap memakan habis makanan yang leeteuk pesan. Setelah selesai makan
merekapun beranjak pulang. Karna sanghyun merasa begitu lelah diapun tertidur
pulas sepanjang perjalanan pulang, leeteuk mengantar sanghyun sampai ke
kediaman park. Kerna leeteuk tak tega harus membangunkan sanghyun, diapun
berinisiatif untuk menggendong sanghyun masuk ke rumahnya. Saat pintu besar
kediaman park terbuka leeteuk sedikit takjub menatap semua anggota keluarga
sanghyun tak satupun yang sudah tidur, mereka seperti sedang menunggu si bungsu
pulang. Leeteuk pun menghela nafas lega, ternyata keluarganya tak sekasar
dipikirannya. Meski pikiran leeteuk kini sedang salah menilai. Leeteuk tak
menyadari tatapan aneh dari Mr. Park mauapun Mrs Park, mereka berdua tak
mungkin memasang wajah murka mereka dihadapan pekerja baru keluarga mereka,
Park jungsoo. “ah.. Mr. Park.. eum.. tuan besar.. maaf.. ini saya megantar
sang- eum.. tuan muda sanghyun, tapi sepertinya dia benar-benar kelelahan
sehingga saya mengantarnya..” jelas leeteuk dengan penuh sopan santun. “a..
o... yah.. eum.. park jungsoo shi.. sini.. baringkan saja dia kesini..” kata
cheolyong sambil menunjuk kamarnya sendiri. “eh.. bukannya kamar sanghyun--”.
“tak apa.. biar nanti kami yang merawatnya.. biarkan dia tidur di kamarku
dulu.. neh..” potong cheolyong lagi. “ah,, neh.. tuan..” leeteukpun embaringkan
sanghyun ke tempat tidur cheolyong dengan tidak menaruh curiga sedikitpun akan
niat keluarga Park ini. “eum.. maaf tuan besar.. tadi kebetulan saya melihat
tuan muda sanghyun di festival lampion jadi akhirnya kamipun kembali
bersama-sama..” jelas leeteuk dengan sopan sekali. “ah.. kham-khamsahamnida..
neh...” jawab eomma cheondung, Mrs. Park. “owh.. kalau begitu saya permisi
pulang terlebih dahulu.. tuan besar..” leeteukpun ijin pamit. Dia meninggalkan
kediaman tanpa mengkhawatirkan sesuatu yang harusnya dikhawatirkannya.
Seungho
POV
Wallaaaa...
bakal jadi tempe goreng nih si bungsu. Enak banget keluar sampai keluar tengah
malam.. dan bersenang-senang pula!! Dia lupa jadwal dia keluar apa? “hyung..
coba tebak.. apa yang bakalan terjadi besok..hehehe” kata byunghee dongsaeng
tertuaku menyikutq. “bukan besok.. byunghee-aa.. tapi sekarang!”jawabku santai.
“cheolyong! Bangunkan sanghyun dan bawa dia di hadapanku! Sekarang!” teriak
appa mereka dengan suara yang geram. “CEPAT!!!” teriakkan appa kami membuatku
dan yang lainnya bergidik ngeri.. tak biasanya appa semarah ini. Cheolyong
langsung berlari ke kamarnya.
Cheolyong
POV
“yah,,,
wake up! Palli wake up!!” aku mengguncang badan dongsaeng satu-satunya dirumah
ini bagiku. Tapi dia tetap tak membuka matanya. “eummmm leetukie hyung...
chakkaaa” rengeknya. “what!! Leeteuki? Nugu?? Siapa itu hoh!! Yah.. bangun
Pabbo!”teriakku tapi tetap tak mempan. “aish... changsun hyung.. bantu aku
membangunkannya.. dia benar-benar tak mau bangun!!” teriakku ke arah pintu
kamarku. Salah satu hyung terkuatku pun akhirnya datang dengan membawa ember
berisi.. what!! Air es?? Dia memberikan ember itu kepadaku. “eh?”. “bawa ini!!
Aku akan tarik dia keluar.. kamu mau kamarmu basah?” tanya changsun hyung
ketus. “a.. aniya.. oke” aku meraih ember itu. Dan changsun hyung menarik
lengan sanghyun kasar... keluar dari kamarku dan dilepasnya sanghyun ke hadapan
appa. Tampak sanghyun meringis kesakitan karna lengannya tadi ditarik paksa
oleh changsun hyung. “eum... leeteukie hyung.. ap-appo.. chakka~~~~” rengek
sanghyun tanpa sadar. Cute batinku.
Dan “srokkkkk” ember berisi air es tadi dituangkan changsun hyung ke wajah
sanghyun sampai sanghyun terbangun kaget. “a.a.. di-dinginnn..” celetuknya.
“SANGHYUN” teriakan appa membuat sanghyun terbelalak dan perlahan dia mendongak
dengan wajah ketakutannya yang seakan menatap neraka. “eh? Ap-appa?” sanghyun
mulai gemetaran hebat. aish... rasakan!
Batinku tertawa sinis. “darimana?” tanya appa datar tapi aku tahu itu adalah
pertanyaan penuh dengan amarah. “sa-saya-sa-sa-”. “DARIMANA!!!?” teriak appa
lebih kencang membuat sanghyun bahkan aku terlonjak kaget. “fes-fest-festiva” .
“festival huh??” potong appa. Sanghyun mengangguk pelan. “kau melanggar berapa
peraturan sanghyun? hum?” tanya eomma kini dengan senyuman sinisnya.
“mo-molaseo” jawab sanghyun pelan. Dan “PLAKK” appa menggampar wajah sanghyun
sampai dia terjerembab. “heh? Kau pikir dengan berinteraksi dengan orang lain
bakal membantumu untuk menjatuhkanku hoh?!!” appa menarik rambut sanghyun, tampak
sanghyun kesakitan. “aniy.. appa.. aku-aku tidak bermaksud--”. “BRAKK” appa
melempar kepala sanghyun ke meja.sanghyun tersungkur di meja. Kami smua hanya
menatap dengan tenang, karna ini adalah urusan appa, jika kami ikutan,,
bisa-bisa appa juga marah terhadap kami. Badan sanghyun menggigil hebat.. dia
seakan ingin menangis tapi jika sampai hal itu dia lakukan maka hukumannya akan
lebih berat lagi.
Author
POV
Mr.
Park terus memukul kepala sanghyun dengan keras.. sampai Mr. Park puas. “ah..
iya.. park jungsoo huh.. jika kau tak ingin dia kenapa-kenapa.. jangan
berinteraksi dengannya... atau.. kau akan aku hukum lagi jika sampai kau
berhubungan dengan manusia siapapun yang ada diluar rumah ini!! ARA!!” bentak
Mr Park ke wajah sanghyun yang sudah sedikit babak belur karna dipukul appanya
itu. Tapi saat Mr park berniat untuk beranjakk dari sanghyun, tiba-tiba seorang
pekerja nya datang dan menyerahkan amplop yang berisi foto-foto. Mr Park
kembali menghadap sanghyun... “kau- benar-benar ya? Ini apa?” Mr Park melempar
semua foto2 itu ke depan sanghyun.. sanghyun melihat foto dirinya dan leeteuk
yang sedang makan bersama, menulis lampion, dan bercerita akrab satu sama lain.
Sanghyun mulai ketakutan kembali, dia tak menyangka tadi ada yang
mengikutinya.. “kau tahu sanghyun.. jika kau berhubungan dengan orang lain..
dan kalau sampai seakrab itu.. itu bisa menghancurkan reputasi keluarga Park...
karna mulutmu itu tidak mungkin bungkam.. iyakan? Oh.. kau ingin segera keluar
dari rumah ini huh? Iya?”. “andwe appa.. jebal.. aku-sa-say atidak akan
mengulanginya appa..” sanghyun mulai memohon. Tapi karna Mr. Park benar-benar
sangat marah.. dia menarik kerah sanghyun kasar dan diseretnya sanghyun ke
ruangan pribadi Mr dan Mrs Park. Yang lainnya yang hendak mengikuti masukpun
dilarang oleh Mr Park masuk.. “kalian semua kembali ke kamar masing-masing..
tidak ada urusannya ini dengan kalian.. kka!” kata Mr Park. “tapi appa.. aku
ingin menonton..” rengek cheolyong yang sebenarnya sangat penasaran dengan
ruangan itu.. sama halnya dengan semua hyungnya itu. “tidak ada tontonan..
jigeum kka!” kata Mr Park tegas. Dengan hitungan detik semua anak-anak Prak
langsung masuk ke kamar masing-masing. Dan Mr Park melanjutkan menyeret
sanghyun tanpa ampun memasuki ruangan yang mana sanghyun pernah memasukinya
satu kali. Sanghyun tampak meronta minta ampun.. tapi cengkraman Mr Park begitu
kuat untuk menahan sanghyun yang berusaha meronta. “kau meronta hoh? Rasakan
hukuman dari tindakanmu barusan..!!” Mr Park geram. Dilemparnya sanghyun keruangan
luas dan kosong itu.. dengan dinding penuh dengan peredam suara. Sanghyun
mengingat kursi besi yang tetap pada tempatnya itu... “appa.. ampunn.. appa...
aku tak akan mengulangi lagi.. jeongmal.. appa..” sanghyun tak kuasa menahan
tangisnya karna dia benar-benar ketakutan. “berani menangis juga huh?” sanghyun
berusaha menghentikan tangisnya meski sangat sulit dia tahu betul apa
hukumannya jika sampai dia menangis. Mr. Park memasang semacam penjepit dari
kayu ke semua jari-jari sanghyun, yang terjepit tak kencang ke semua jari
tangan sanghyun. sanghyun hanya diam melihat appanya.. dia hanya pasrah, meski
dalam hatinya dia sangat ketakutan dia tak berani sekalipun mencoba meronta
lagi. sanghyun sebelumnya telah terikat lengan tangan dan kakinya ke dua tiang
berdiri, Mr. Park bahkan membuat sanghyun shirtless dan hanya mengenakan celana
pendeknya saja. Sehingga menampakkan badan, lengan serta kaki nya yang putih
bersih. “ck.. tunggu saja.. sebentar lagi gak bakalan ada lagi bdan, lengan dan
kaki mulusmu.. dan “claps” “arghh..” sanghyun mengerang saat appanya mulai
mencambuk punggungnya. Dengan kasar Mr Park menyumpal mulut sanghyun dengan
kain. Mr park terus mencambuki tubuh sanghyun... sanghyun hanya bisa mengerang
minta ampun meski suaranya tak jelas. “oke.. oke.. sudah selesai kok.. hanya
saja.. masih satu lagi.. yang terakhir.. untuk hari ini..” kata Mr Park kalem..
sanghyun menatap appanya yang memegang tali yang saat diamatinya tersambung
dengan sesuatu yang sedari tadi terjepit di setiap ruas jarinya. Sanghyun tak
tahu apa itu tapi saat mr Park menarik tali itu.. sanghyun mengerang sangat
melengking. Dia merasakan seakan ruas jarinya akan putus. Sanghyun tak dapat
menahan tangisnyan untuk kali ini. Sampai sanghyun merasa kelelahan karna
siksaan itu.. dia tampak melemah. Mr park melepas semua yang terpsang di
tubuhnya dan memaksa sanghyun memakai kembali bajunya. Tangan sanghyun
gemetaran.. dia merasakan jari-jarinya yang menjadi kaku. “CEPAT KENAKAN BAJUMU
LAGI!!!” teriak Mr Park.. sanghyun dengan menahan perih jarinya dia bersusah
payah memakai kembali bajunya. Sanghyun ditariknya oleh Mr Park keluar ruangan
dan mereka mendapati semua putra Park masih di depan tv semua. “changsun.. bawa
dia ke kamarnya kembali, ingat sanghyun.. kalau sampai kau ulangi.. kau akan
tahu apa akibatnya..” dengan decakan kesal changsun mengantar sanghyun ke
kmarnya. “kenapa musti diantar si--” changsun terdiam dan tercekat saat tubuh
lunglai sanghyun menubruknya.
Changsun
POV
Aku
terbelalak menangkap badan sanghyun yang seperti tak bertenaga, “hei.. aish,,,
berdiri yang benar donk!!!” gerutuku kesal sambil menopang badannya yang
sepertinya menggigil hebat. Tapi sepertinya sanghyun benar-benar tak berdaya.. apa yang telah appa lakukan sih? Sampai
segininya! Batinku heran. Saat aku mencoba mengambil satu lengannya untuk
aku rangkul dia mengerang tertahan... dan aku melihat jari-jarinya yang-yang..
aku menganga.. jari-jarinya sangat merah dan membengkak. Apa yang telah terjadi dengan jarinya? Batinku menatap sedikit iba
ke sanghyun. dan kulihat bekas air mata dipipinya, dia menangis juga? Batinku semakin heran akan apa yang telah
dilakukan appa.
Aku
mengantarnya sampai ke kamarnya dan ku lepaskan dia ke tikar yang ada disana.
Dia langsung meringkuk dan menggigil ketakutan. “ha-harabeojhi..
harabeojhi..”dia kembali mengeluarkan air matanya dan tetap memejamkan matanya.
Aku clingak-clinguk mencari selimut atau apalah yang penting bisa membuatnya
nyaman dan tidak kedinginan, tapi tak ada yang dapat aku temukan. Kamarnya
ini.. bukan kamar.. ini gudang yang dialih fungsikan menjadi sebuah kamar
untuknya. “hhhhh peduli amat sih.. aku!” gerutuku dan beranjak meninggalkannya
tapi mataku menangkap sesuatu yang membuatku berhenti meninggalkannya sekarang
ini. Baju bagian punggungnya sedikit tersingkap, “aish..” aku mendekatinya dan
berniat untuk menutup bajunya itu tapi aku melihat sesuatu dan aku ternganga.. luka di punggungnya itu baru batinku.
Karna penasaran akupun sedikit mengintip dan aku semakin terbelalak.. cam-cambukkan? Dan akupun menyingkap
lebih bajunya dan semakin melongo. Punggungnya penuh dengan luka cambuk yang
parah bahkan ada yang sampai berdarah. Aku sedikit bergidik ngeri, kasian sanghyun, kenapa sampai-sampai
begin.. ah peduli amat sih.. akupun menutup kembali bajunya dan meninggalkannya.
Author
POV
Sanghyun
hanya bisa meringkuk kesakitan. Badannya sakit semua, dia merasa seluruh
badannya seperti terbakar.. sanghyun sangat takut dengan keajdian yang terjadi
sebelumnya. Dia terus menangis dan memanggil-manggil kakeknya tanpa dia sadari.
Sanghyun terus merintih pelan dalam tidurnya yang tak bisa pulas.
Keesokan harinya sanghyun masih meringkuk tidur di kamarnya, padahal
semua hyungnya telah bangun dan memprotes masalah sarapan yang belum dibuatnya.
“ah... kemana sanghyun!!! kenapa sarapannya belum siap??!!” teriak Byunghee
kesal. “sayang.. eomma dan appa berangkat sekarang neh... dan akan sarapan
diluar” kata Mrs Park dan diikuti Mr Park. “he? Appa tak marah? Sanghyun kan
kesiangan??? Apa appa lupa?” celetuk cheolyong melongo. “mungkin eomma dan appa
bener2 baru konsen di pekerjaan mereka kali sampe lupa” lanjut Byunghee tenang.
Akhirnya cheolyong dan Byunghee memutuskan untuk mandi dulu. Saat mereka
selesai mandi mereka langsung menuju ke kamar sanghyun dan menggedor-nggedor
pintu kamarnya. “YAH SANGHYUN!!! SUDAH JAM BERAPA HUH!!!” teriak cheolyong.
Sanghyun langsung terduduk dan merasakan sengatan menyakitkan dari badannya.
Karna lukanya yang masih basah, jika dibuat bergerak maka akan terasa sangat
pedih. Dia menahan erangan kesakitannya dan langsung membuka pintu kamarnya.
Meski dia merasakan badannya yang seperti remuk dia akan lebih takut lagi jika
sampai dia terlambat melakukan tugasnya. Dengan sempoyongan dia langsung
mengikuti cheolyong dan byunghee menuju ke dapur. Jantungnya berdegup kencang
gak karuan sampai-sampai dia gemetaran karna takut. Dia tahu betul bahwa pada
saat dia terbangun itu sudah 1 jam lewat untuk jadwal memasak sarapan. “kau
tahu? kamu terlambat,, aku dan chelyong sudah selesai mandi tahu!!!” kata byunghee
ketus. Sesampainya di dapur mereka bertiga dibuat melongo oleh pemandangan di
depan mata mereka. Tampak changsun dan seungho sedang asyik sarapan, bahkan
seungho sudah selesai makannya. “aish... ngomong dong,, kalau sudah selesai
masaknya” celetuk byunghee. Sedang sanghyun masih tetap diposisinya, melongo. Bagaimana bisa sudah siap? Bahkan aku belum
sempat menginjakkan kakiku ke dapur ini sejak bangun tadi batin sanghyun. siapa yang menyiapkan semua ini? Bahkan aku
tak tahu masakan apa itu.. lanjutnya masih berfikir sambil melongo. “ini
apa namanya? Tampak asing dan enak.. ini namanya apa?” tanya seungho tetap
sambil makan. “he? A eu emmm.. mo-molaseyo..” jawab sanghyun menunduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar