Selasa, 01 April 2014

The Best I Can Do - Chapter 16

Cheondung POV
Ya Tuhan.. mereka sampai segitunya padaku, but why??? “tidak perlu taruhan,,, aku akan pulang sekarang juga” aku memotong pembicaraan mereka. Susah payah aku menahan tangisku. Aku lalu masuk kekamarku dan menutup kamarku sedikit keras karna aku kesal. Aku mengemasi barangku sambil menumpahkan tangisku tanpa suara. Jahat! Mereka jahat sekali!!! Batinku perih. Lagian juga aku tdak minta bantuan mereka untuk mengurusi diriku sendiri, aku-aku aku kan bisa melakukannya sendiri.. saat aku keluar dari kamarku q dapati mereka masih di depa tv. “anne-anneyohaseyo.. na ka yo..” kataku pelan dan cepat-cepat aku keluar dari dorm. Aku tak ingin mereka melihat mukaku yang mungkin sangat kusut sekali. Aku berjalan dan tetap menjatuhkan air mataku. Karna aku lelah mengusapnya maka aku biarkan dia menetes terus keluar dari mataku. Dengan mengenakan kacamata hitam maka orang-orang tak menghiraukanku yang merasa sangat kacau. Saat aku melewati penjual majalah, tanpa sengaja aku melihat deadlinenya tentang... aku? Aku langsung terhenti dan mengambil majalah itu.. tak lupa aku membayar uang majalahnya dan akupun membacanya. Apa-apaan berita ini? Aku mabuk? Ya Tuhan.. mereka ngomong seenaknya!!! Kenapa jadi judul utama dan booming gini sih?!!! Belum juga aku selesai membaca majalah yang membuatku sedikit pengap, berita di tv yang ada di resto tempat aku berhenti sekarang ini memunculkan DARA NOONA?!!! Mataku terbelalak dan tak hanya aku yang elihat ke arah tv itu.. melainkan
seluruh pengunjung resto ini. Aku mengurungkan niatku untuk makan dan keluar dari resto ini. Aku segera mencari taksi. “ya ampun.. kasian yah.. dara,, sandara park,,” kata supir taksi itu tiba-tiba memecah keheningan dalam taksi. “he-heh?” “iyah.. itu adik kesayangan sandara park telah mabuk-mabukkan.. aish.. tak tau di untung tuh anak.!! Dia pikir dengan begitu keluarganya akan bangga apa? Yang ada mempermalukan sandara yang selama ini membangga-banggakannya.. aish... dasar anak muda yang sok.. kan bukan hanya reputasi dia yang jatuh.. reputasi kakaknya juga ikut jatuh kan?? Aish.. ” gerutu supir itu. “e.. ta-tau dari mana pak..?” tanyaku hati-hati. “itu berita tadi... di radio dan tv.. hmmm” jawabnya tetap menatap jalanan karna dia menyertir. “o-owh..” lagi-lagi mataku jadi memanas.. dan air mataku jatuh juga.Tiba-tiba handphoneku berdering, ‘myungsoo?’ aku benar-benar merindunkannya.. “yoboseyo? Myung-myungsoo-aaa..” jawabku serak dan mulai sesenggukkan. “doongie? Kamu tidak minum kan? Kamu alergi alkohol bukan? Kenapa berita itu- kamu menangis? Wa-wae??” “be-berita itu tidak benar.. myungso-aaa.. hk hk aku aku tidak pernah aku-aku.. hk hk berita itu salah.. dan non-noona hk hk..” “ssst sssttt ulijima... mianhe.. yang kemarin-kemarin yah.. aku-aku sekarang masih di Jepang, setelah ini infinite akan tour ke philipin.. aku-aku bogoshipeo yo cheondung-aaaa.. jebal.. ulijima.. ara?” kata myungsoo yang tampak menenangku lewat telephone. Aku semakin terisak.. karna myungsoo tak akan ada di dekatku saat ini.. aku-aku butuh dia.. T^T. “ssssttt ssssstttt.. doongie-aaa.. ulijima.. mianhe baru menghubungii kamu,, kami benar-benar sibuk.. sekarang kamu dimana hum?” . “tak-taksi..” kurasakan nyeri di dadaku kembali.. nafasku mulai tak beraturan.. “mau kemana?” . “pu-hhh-pulanghh..” “doongie gwenchana? Ken-kenapa dengan nafasmu?” suara myungsoo tampak panik. “ye-ueh.. gwen-gwenchanah yoo.. sudah dulu.. an-hhhh anneyong” aku memutus sambungan dan meremas dadaku. “ah-ahjushi.. kita ke rumah sakit seoul neh..” kataku menatap supir taksi ini. “he? Deo gwenchana? Rumah sakit? Neh..” kata supir taksi tadi.. aku hanya diam tak kuat berkata apa2.. tapi... “nan gwen-chana..” kataku pelan. Bdanku terasa dingin, aku merasakan badanku yang menggigil, keringat dinginku bercucuran. Aku mengambil hpku kembali dan menghubungi eusiaku. Kimbum sonsaengnim.
“yoboseo?”
“yob-boseyo.. saengnim.. hhmm”
“nugu nde?”
“naneun.. nan sanghyun..”
“o.. sanghyun? Gwenchana? Wae? Wae geure yo?”
“odiga?”
“rumah sakit seperti biasanya..”
“saengnim.. aku tung-gu di taman rumah sa hhh sakit neh.. akh.. hmm..”
“sanghyun? Gwenchana?”
Aku langsung menutup sambungan hpku dan membayar supir taksi itu, tampak pak supir menawarkan untuk memapahku, dan dia tampak menyadari badanku yang kini menggigil hebat. Aku hanya diam saja dan tetap fokus berjalan menuju bangku taman. Sampai aku tak dengar teriakan ahjushi tadi. Dengan susah payah dan uasaha yang amat tinggi akhirnya aku sampai di bangku taman dan duduk disana. Pandanganku mulai kabur, “sanghyun? Sanghyun-aaa?” terdengar samar-samar seseorang yang memanggilku... saeng-nim? Wajahnya tak jelasa dan gelap dan dengungan itu seakan menelanku.

Kimbum POV
Aku berlari ke taman dan berusaha mencari sosok sanghyun, dari suaranya sepertinya dia lemas. Dan mataku menangkap seorang namja yang dengan kacamata hitam dan shal melingkar di lehernya yang duduk di bangku taman. Tampak badan namja itu perlahan mulai tak seimbang dan ambruk, aku menangkap kepalanya sebelum terkena bangku. “sanghyun!!” panggilku. Aku menepuk-nepuk pipinya, dia pingsan. Badannya mengigil serta keringat dingin membanjiri wajahnya. “ya.. hai.. tolong bantu saya mengangkat saudara saya  ke ruangan saya..” panggilku terhadap perawat laki-laki di rumah sakit ini. Sanghyun adalah pasienku dan juga calon adik iparku. Yah.. aku telah bertunangan dengan durami, noona daripada sanghyun. Sanghyun divonis mengidap kanker hati. Terdapat semacam sel yang selalu tumbuh dengan cepatnya dalam organ hati sanghyun, dia melarangku memberitahukan hal ini terhadap keluarganya. Tapi ini tidaklah baik untuknya karna dukungan keluarga dan kerabat dekatlah yang paling mendukung untuk kesembuhannya. Padahal dia selama ini hidup bahagia, kedua noona dan eommanya sangat menyayanginya dan setahuku MBLAQ adalah Group boyband yang terkenal dengan kekeluargaannya, kenapa dia bisa mengalami depresi berat? Setahuku dia sama sekali memilki masalah, apa yang sedang dia fikirkan? Aku hanya menghela nafas, q periksa keadaan sanghyun dan kenapa dia semakin lemah? Harusnya kondisinya membaik. Aku menyiapkan obat untuknya.

Dilain tempat tepatnya di dorm MBLAQ beberapa waktu yang lalu....

Seungho POV
Cheondung sudah keluar dari dorm, aish... aku ini apa-apaan sih? Make acara ngadain game segala. Dia-dia menangis lagi dan aku telah membuatnya menangis, saat aku melewati kamarnya saat dia mengemasi barang, dia terisak dengan pelan. Mengetahuinya menangis membuatku tak nyaman, maksudku perasaan ku jadi tak enak, aku ingin sekali meminta maaf atas kelakuannyaku yang keterlaluan—chakka! Aish.. seungho pabo! Kenapa aku musti mikirin hal tak penting itu?? Aish.. harusnya dia yang meminta maaf salah siapa dia telah menyingkirkan sangbae dari kita!! Aish.. jongmalyo... kemudian aku menatap Go yang sedang termenung? Didepan tv. Tuh anak, yang nonton tv itu dia ato tvnya yang ngliatin dia sih? “yah.. Go-ya..” panggilku. Heh? Dia tetep aja tak bergeming? “yah!!” bukannya yng aku panggil yang menoleh, kini kedua dongsaengku lah yang menatapku heran kemudian menatap GO. “Gohyung kenapa sih?” celetuk Mireu. “yah GOhyung..!!” dengan wajah penasaran kini Joonpun ikut memanggil GO. Ya mpun.. Go itu tuli atau gimana sih??!!! Batinku mulai geram. “HYUNG!!!” teriak mir sambil menepuk pundak hyungnya itu dengan keras dan membuatnya terlonjak kaget. Kekekekek cute. “aish..!! mireu.. kau mengagetkanku tahu!! kenapa sih? Gak usah pake suara keraskenapa?” gerutu GO dengan kesal. “abis hyung dipanggilin dari tadi juga gak nyaut-nyaut.” Kata mir sambil manyun. “owh.. kenapa?” tanya GO kemudian dengan wajah datar tanpa salah. “apa yang kamu pikirin sih??” tanyaku memotong mir yang tampak akan mengeluarkan suaranya lagi. “aniy.. aku tidak sedang memikirkan apa-apa. Memang ada apa?” tanya GO balik. “tidak memikirkan apa-apa huh? Dari tadi dipanggilin gak dengar-dengar..” gerutu joon yang tampak membelaku. “yah.. tadi aku baru gak konsen saja kalii,,, kenapa emang? Ada apa? Hehe” tanya GO cengengesan.

GO POV
Aish.. memangnya aku tampak sedang mikirin sesuatu sampai segitunya apa? Huft.. memang ada yang sedang mengusik pikiranku. apa yang terjadi dengan cheondung sekarang ya?dia kan baru sakit, tadi aja seluruh isi perutnya keluar semua.. nanti bagaomana kalau dia lemas di jalan? Bagaimana kalau dia pingsan kembali? Bagaimana kalau-kalau.. arghhhhh gah.. lupakan!!! Kenapa aku jadi sangat khawatir begini? Aish... Goaaaa.. itu bukan urusanmu okey?? Aku mengangguk-anggukkan kepalaku sendiri, lagi-lagi yang lain hanya menatapku keheranan.. jangan sampai mereka tahu apa yang sedang aku pkirkan.. aish.. mereka tampak curiga padaku.

Mir POV
GO hyung sedang memikirkan apa ya? Cheon-dung? Ah... bagaimana kabar cheondung ya?dia sudah nyampai rumah belum yah? Diakan masih sangat lemah.. dan pulang sendirian pula... aku mengaktifkan handphoneku dan akupun membuat sebuah pesan untuk seseorang.

To : Sandara noona
Fr  : Me

“noona... :D, doongie hyung sudah sampai rumah dengan baik kan??”

Tidak beberapa lama Hpku berdering,

To : Me
Fr  : Sandara noona

“rumah? Aku sedang di dorm saeng-aaa.. ^^ tapi ini aku bentar lagi juga mau balik ke rumah, dongsaengku kenapa? Kok pulang? Apa ada sesuatu? ‘o’ “
 Aku segera membalasnya kembali,

To : Sandara noona
Fr  : Me

“ha? Tadi cheondung hyung sakit dan pulang, tapi dia bersi keras tak mau di antar pulang, jadi dia sendirian.. noona.. tlng cek dia hubungi keluarga yang dirumah.. aku khawaatir noona..T_T”

Setelah tombol send aku sentuh.. smskupun terkirim, tapi untuk kali ini noona tidak segera membalas, akupun dengan sabar menunggu hpku berbunyi. Sampai sudah satu jam, “aish..” gerutuku kesal. Kenapa dara noona tak segera membalas sih!! Aku duduk di depan tv tanpa menatap tv sedetikpun tapi aku terus menatap hpku yang aku letakkan di meja depanku. ‘kenapa tak bunyi-bunyi sih!!!!’ batinku kesal. “yah cheolyong-aaa.. kamau menunggu telp dari siapa sih? Dari tadi menatap hp ampe segitunya..” kata joon hyung tiba-tiba dan mengalihkan konsentrasiku menatap hpku tadi. “a-ah.. aniyo.. hehe” jawabku lemas + salah tingkah sendiri. Aku takut sampai ketahuan aku menanti kabar cheondung. Baru juga diomongin tuh HP langsung bunyi, dengan segera aku mencoba meraih Hpku tapi.. “yah hyung!!! kembalikan..” teriakku kepada joon hyung yang telah berhasih meraih Hpku lebih cepat dan membaca sms yang masuk. ‘aish..’ “deo..” kata joon hyung dengan wajah keheranan tapi .. “apa yang kalian ributin sih?” tanya seungho hyung tiba-tiba. “tak ada” jawab kami berdua bersamaan. “uwih... kompak amat.. he” kata seungho hyung sambil melewati kami berdua tanpa curiga apapun. “kem-kembalikan hyung..” kataku gugup. Joon hyung hanya menyerahkan hpku kembali kemudian meninggalkanku dengan wajah.. eum... ntahlah.. dengan cepat aku mebaca isi pesan dari tak lain tak bukan.. Sandara noona.

To : Me
Fr  : Sandara noona

“yah.. mireu yaaa.. katanya gaeddong tidak ada di rumah tuh.. kata eomma tidak ada tanda2 dia akan pulang.. biasanya kan kalau dia balik dia pasti menghubungi rumah dulu,, kau tadi bilang apa? Sakit? Jeongmalyo??” dngan cepat aku mengeetik balasan.

To : Sandara noona
Fr  : Me

“noona!! Dia sakit.. bagaimana kalau ada apa2 dengannya? *_*”

Aish.. ottoke? Masa sampai sekarang dia belum sampai rumah,, jangan-jangan dia.. arghhh.. kemana aku musti mencarinya coba? Hpku berdering kembali dengan cepat akau membuka pesan dari dara noona..

To : Me
Fr  : Sandara noona

“aih.. tenang aja..dia kan namja yang kuat ^^”

“bo??? Bisa-bisanya noona setenang itu?” gerutuku gak percaya. Aku mondar-mandir di depan kamar cheondung, ahh.. aku telp saja nomor cheondung!! Pabo amat sih aku?? “yoboseo?” jawab seorang tapi.. iini bukan cheondung!! Jantungku langsung mencelos. “a-a.. cheo-cheondung? Nu-nugu nde? Di-dimana cheondung?” jawabku panik. “ah.. saya dokternya cheondung.. sekarang cheondung ada di ruangan saya sedang istirahat” jawabnya tenang. “dok-dokter?” . “ah.. yeee.. cheonun.. kimbum imni-----” tiba-tiba kata2 dokter itu terputus.. “yoboseo? Mir-mireu? Ah.. mianh.. mireu shi? Wae-wae geure  yo?” tanya suara lemah yang aku sudah tahu siapa ini. “cheondung??!!!” pekikku senang dan penuh syukur karna dia baik-baik saja. “yah!! Cheondung!! Kenapa kamu tidak langsung ke rumah sih??? Kaumembuatku sangat khawatir!!!” bentakku. “kha-khawatir?” tanya doongie mengulangi kata2ku.. “ah.. maksudku.. maksudku.. kamu tuh kalau pulang langsung kerumah kenapa? Kan kami menghubungi keluargamu juga..  si-siapa yang khawatir coba??? Aish jeongmalyo..merepotkan!!!!” aku langsung memutus sambungan telephonku. Aku menghela nafas lega.. aish.. kenapa aku jadi menggila begini?

Joon POV
“khawatir huh? Dasar maknae pabo!!!” gerutuku kesal, aku mendengar pembicaraan mir dengan pasti cheondung. “yah.. penghianat!!” kataku datar dan aku menatapnya lekat. Mir hanya terbelalak kaget. “hyung!! apa maksudmu?” tanyanya agak sewot. “aku bilang dasar penghianat!!” kataku kini sedikit ketus dan dingin. Dia tiba-tiba berusaha memukulku dengan kepalannya. Tapi gerakannya yang lambat dapat aku tangkis dan aku menggenggam kepalannya. “kau telah menghianati sangbae dengan memilihnya!!” gretakku. Kepalan mir langsung melemah dan dia gemetaran. Kini dia sudah menangis sendiri. “aku-aku.. aku sa-salah.. mia-mianhe..” tangisnya pecah dan dia merasa sangat bersalah. “sebenarnya apa yang terjadi padamu mireu-aaaa..” kataku lembut sembari memeluknya berusaha menenangkannya. “nan-na.. molasoo... aku-aku tak akan mengulanginya lagi... aku merindukan sangbae...aku benar-benar benci-benci cheondung!!” katanya sambil menangis. Aku menepuk-nepuk punggungnya lembut.. “neh.. kita semua merindukan sangbae... semoga kita dapat segera menemukannya.. neh..” kataku lembut.. dia hanya mengangguk.

Cheondung POV
Aku mendapati diriku tiduran di ruangan kimbum saengnim. Aku menoleh dan saengnim sedang duduk di tempatnya dan menulis sesuatu. “sonsaengnim..” kimbum saengnim menatapku. “o.. kau sudah sadar.. bagaimana? Ini sakit?” kimbum saengnim menekan diafragmaku.. aku sedikit meringis karna terasa sakit disana. Aku mengangguk pelan. “saengnim.. aku-aku minta resep obatku lagi ya? Obatku kemaren ketinggalan di mobil managerku dan dia kini sedang berlibur di jeju..” kataku kalem. Aku jadi ingat beberapa menit yang lalu.. diantara sadar dan tak sadar.. spertinya mireu... mireu mengkhawatirkanku? Aku hanya tersenyum senang dengan tiba2. Kimbum saengnim hanya mengerutkan keningnya, “sanghyun-aaaa... gwenchana? Ya,, nanti aku buatkan lagi resepnya.. oia.. tadi aku ambil sampel darahmu lagi dan.. sebaiknya sekarang kmu lakukan scaning organ lagi ya,, ini sudah aku siapkan berkasnya..” jelasnya lembut. Kimbum saengnim memang terlalu baik terhadapku... dia calon suami durami noona. Dia bersedia bungkam perihal penyakitku, itu sangat melegakan. Selama ini aku tak pernah menggubrisnya... bukan karna aku tak suka padanya. Aku hanya tak ingin ikt campur urusan durami noona.. dia pernah memarahiku hanya karna kimbum saengnim memberiku sebuah tablet. Karna noona benci jika aku dekat dengan orang2 yang disayanginya maka lebih baik aku tak menghiraukannya. “sanghyun-aaa.. aku ini hyungmu... bukan?” tanyanya tiba2. Aku membulatkan mataku.. dan mengangguk. “kenapa kamu tak pernah memanggilku dengan sebutan hyung saja? Aku kan hyung mu.. J” aku hanya diam saja dan memalingkan pandanganku ke arah tembok. “sanghyun-aaaa tapi itu terserah kamu kok..  J eum.. lebih baik kamu-kamu harus memberitahu keluargamu perihal penyakitmu ini sanghyun..” aku menatapnya dan mengerutkan keningku. “and-andweyo.. aku-aku tak ingin ada yang tahu.. siapapun juga.. kim-kimbum hyung.. jebal.. jaga rahasia ini..” aku memohon kepada kimbum saeng.. eum kimbum hyung. “tapi sanghyun.. penyakitmu itu bukanlah penyakit yang sederhana.. kamu-kamu butuh dukungan keluarga.. itu sangatlah penti---” “aku bisa jaga diriku sendiri.. tanpa siapapun.. hyung!!” potongku ketus mulai kesal dengannya. “bukannya begitu sanghyun.. aku tahu kamu itu dapat mandiri.. tapi untuk kali ini.. khususnya penyakitmu ini.. kamu sangat membutuhkan orang2 terdekatmu.. khususnya keluarga.. aku melihat penyakitmu semakin..” kimbum hyung terdiam.. aku menatapnya serius.. menunggu lanjutan kata2nya. “se-semakin apa hyung?” tanyaku ragu, aku begitu takut dengan lanjutannya. “sudahlah.. yang terpenting kamu harus memberitahukan semuanya kepada eomma, durami, juga dara noona..” jawab kimbum hyung tegas. “ck.. mana hyung resepku.. aku mau pulang saja sekarang” kataku ketus. Kimbum hyung tampak mengacuhkanku dan mengambil Hp di sakunya dan mulai menelfon seseorang.. “yoboseo.. yeobo..” aku membelalakkan mataku setelah tahu siapa yang dihubungi kimbum hyung.. dia-dia menghubungi noona. “Sanghyun sekarang ada di ruanganku, di rumah sakit... dia sakit.. dan-dan ada yang perlu kamu ketahui..” aku menatapnya dan menggelengkan kepalaku dengan tatapan memohon untuk mengatakannya. Aku merasakan mataku mulai memanas. “eum.. nanti saja.. kamu jemput kesini neh.. ne... anneyong yeobo,,” kimbum hyung menutup Hpnya dan menatapku kembali dengan tatapan serius. Aku sudah sedikit meneteskan air mataku. Aku benar2 takut untuk hal ini.. aku tak ingin siapapun tahu ttg penyakitku apalagi noona. “hyu-hyung.. apa maksudmu ini?” “maksudku durami akan segera kesini dan menjeputmu.. saat dia disini aku ingin kamu mengatakan yang sebenarnya..” katanya kini sedikit ketus. “gak!! Gak akan pernah!!!” “jika kamu tak ingin mengatakannya maka aku yang akan mengatakannya” tambahnya lagi tetap ketus dan mulai menuliskan resep untukku. “hyung???” bentakku. Tapi kimbum hyung tak menghiraukanku dan tetap menuliskan resepku. “hyung~~ jeball” tambahku lagi, tapi dia tetap diam.. aku benar-benar takut dan bingung. ‘ot-ottokhe??’ batinku. Aku tak dapat membendung tangisku.. aku benar2 takut sekarang ini.. dan nyeri itu kembali datang.

Kimbum POV
Dia memohon tapi aku tetap tak menghiraukannya. Dia harus memberi tahukan semua kepda keluarganya, sel kankernya semakin menyebar dan pertumbuhan sangat cepat.. jika suasana hatinya tenang maka sel itu bisa memperlambat daya membelahnya. Dia harus tenang dan senang agar tak memperburuk keadaannya. Sekarang saja dia tambah lemah.. itu sangat bahaya. Setelah selesai menulis resep aku menatapnya.. dia menangis? Kenapa dia sampai menangis? Bukannya harusnya dia senang jika keluarganya tahu sakitnya? Dia sekarang malah terisak. Aku tak tega melihatnya menagis seperti ini.. dia tampak semakin lemah. “ya-yah.. sanghyun-aaa... uljima.. kau ini kan namja.. lagian harusnya kamu lega jika keluargamu tahu kan??” kataku lembut. Dia tetap menangis dan.. “sanghyun? Sanghyun!!!” dia tampak bernafas tak beraturan dan mulai mengerang.. “arghhhh.... hhhh hhhh” dia menekan dadanya kencang. Aku dengan cepat mengambil injeksi untuknya. “chakka sanghyun.. tahan sebentar..” saat aku mendekatinya dia malah mundur. “yah.. sanghyun-aaa.. sini.. biar aku redakan sakitnya.. dan nanti aku cek kembali,,, palli” kataku lembut dan aku coba mendekatinya tapi dia kian menjauhiku. “sini sanghyun.. jangan menghindar seperti anak kecil dong..” kataku. “shireo..!!” teriaknya. “bo? Jangan begitu sanghyun.. kau harus terima injeksi ini.. palli” kataku. Dia tetap terus menghindariku. Wajahnya semakin memucat dan dia mulai melemah... keringatnya mulai memenuhi wajahnya dan dia terus mengerang kesakitan, aku sangat tak tega. “sanghyun jangan begitu dong...” kataku lembut. “hyu-hyung hhh hharus berjanji hhh tidak –tidak akan.. arghhh.. mengatakannya!” katanya. “Ara! Ara!... hyung berjanji” kataku dengan cepat. “jeongmal?” “neh..” aku mendenkatinya dan dia tetap diam ditempat sampai akhirnya melemas karna injeksi obat. Aku mengangkatnya dan aku tempatkan ke kasur kmbali. Dia sangat ringan.. apa dia mengalami penurunan berat badan? Batinku. Dia sangat tenang. “sanghyun-aaa.. sebenarnya apa yang kini kamu fikirkan huh? Katakanlah semuanya.. biarkan hyungmu ini membantumu..” kataku sembari menatap tubuh lemas di depanku. Sampai akhirnya rami sampai dan dengan terpaksa aku mengatakan jika sanghyun hanyalah kelelahan saja yang kebetulan aku melihat di taman rumah sakit. Tentu saja rami percaya.. dia sangat mempercayaiku, karna dia calon pendamping hidupku. Akupun akhirnya ikut mengantarkan rami dan sanghyun pulang, karna rami selalu memaksaku untuk kerumah.. tentu saja aku senang ke rumahnya. Sanghyun masih belum sadar dan akupun mengangkatnya hingga ke mobil. Benar.. sanghyun semakin kurus. “rami-aaa.... kasih sanghyun makanan yang bergizi dan banyak neh... kurasa dia mulai kurus lagi..” kataku saat diperjalanan. Rami hanya mengangguk santai sedikit tak menghiraukanku huh? Aku sebenarnya sangat ingin mengatakan bahwa sanghyun sedang dalam keadaan buruk saat ini tapi aku sudah berjanji pada sanghyun, sepertinya sanghyun benar2 takut jika keluarganya mengetahui penyakitnya. Tapi suatu saat aku musti mengatakan yang sebenarnya. Saat sampai dirumah keluarga park, sanghyun terbangun dan menyanggupi untuk berjalan sendiri. Tapi saat masuk ke rumah kami mendapati dara noona yang memasang wajah anger? Menatap kami.. aniy... menatap sanghyun? Wae geure yo? Batinku. “YAH.. SANGHYUN!!!!” teriak dara noona penuh emosi. “ye-yee noona?” “kamu kemarin mabuk huh!!!???” pernyataaan dara noona membuatku terbelalak.. sanghyun mabuk? Minum alkohol? Andwe!!!!! Batinku. “sanghyun..benar kamu telah minum alkohol?” tanpa sadar akupun ikut mengintrogasi sanghyun. Sebelum sanghyundapat menjawab pertanyaanku dara noona sudah meledak dan sanghyun hanya menunduk diam saja. “kamu pikir dengan kamu mabuk2kan seperti itu.. tidak merugikanku huh??? Kamu ini jeongmal!!!! Kau tahu betapa sulitnya kau menghindari kejaran wartawan2 itu?? Itu semua karna kau!!!” bentak dara noona. “aku-aku tidak mabuk noona.. aku-aku hanya terjatu-----” “kalaun bukan mabuk terus ini apa????” dara noona melempar koran yang headlinenya adalah cheondung MBLAQ.aku meraih koran itu dan menatap sanghyun. “ini apa?” tanya ku kecewa. “aku-aku tak pernah minum alkohol..” kata sanghyun pelan yang sepertinya hampir menangis lagi. aku sangat tak tega padanya.. mungkin dia memang tidak mabuk. “noon-noona.. mungkin sanghyun benar tidak mabuk...” “kimbum!!! Jangan mebelanya!! Nanti dia malah tidak jera!! Aku ini sednag menasehatinya!!!” teriak dara noona lalu meninggalkan kami. Dia memasuki kamrnya dengan membanting pintu kamarnya. Sanghyun terduduk dan tertunduk. “sang---” “jika hyung tak percaya yasudah.. terserah hyung.. yang jelas aku tidak pernah minum minuan beralkohol” kata sanghyun datar lalu dia beranjak ke kamarnya dan mengunci kamarnya. Aku menghela nafas. “loh.. yeobo.. tadi dara noona kenapa?” tanya rai tiba2muncul dari dalam kamarnya.. yap rami tadi langsung masuk kekamarnya dan tak mengerti dara noona yang membentak-bentak. “huft.. ntahlah.. aku juga tak tahu.. dara noona marah terhdapa sanghyun..” jawabku lesu. “owh..” rami hanya merespon begitu saja? Huft.. memang rami orangnya kelewat nyantainya. Akhirnya akupun pamit pulang.

Cheondung POV
Aku memasuki kamarku dan menguncinya, aku sangat sedih dengan kedaan dara noona yang terganggu karna aku. Aish.. wartawan2 itu kurang ajar.. aku kan tidak mabuk!!! Mata mereka kemana sih??? Batinku geram.  Tapi aku sangat lelah hari ini.. aku ingin tidur.. pasti besok ada jalan keluarnya. Kembali kata2 kimbum hyung berputar di otakku.. penyakitku semakin apa? Parah huh? Aish... tenang sanghyun.. sekarang yang kamu butuhkan hanyalah tidur dan istirahat. Jangan pikirkan hal lain dulu. Akupun berusaha memejamkan mataku.. aku memikirkan resepku yang belum aku beli... ahhh... aku sangat lelah.. dan.....

Durami POV
“eomma... aku hari ini tak ada pekerjaan di rumah sakit, eomma bikin apaan?” tanyaku ceria. “ini bulgogi.. kesukaanmu dan eonniemu..” jawab eomma lembut. “eh..eonnie akan makan dirumah katanya tadi.. oia.. eomma.. kimbum oppa akan kemari... dia juga suka bulgogi lo.. hehehehe” kataku manja.. “hmmm iya-iya.. ini juga eomma bikin porsi banyak.. J” aku tersenyum dan melirik si meja makan masih terdapat makanan sisa tadi malam. ‘eh? Sanghyun tidak makan lagi huh? Aish.. kenapa dia ngambek sih? Biasanya juga tak pernah begini.. sudah 3 hari aku tak melihatnya.. huh.. paling juga ngendap-ngendap dimalam hari’ batinku manyun. “tak lama kemudian bel pintu rumahku berbunyi.. ‘yes..yeobo!!’ batinku.. “eomma.. kimbum oppa sudah----” “yawdah cepat bukain sana gih...” kata eomma ku memotong kata2ku. Hehe dengan ceria aku berlari ke pintu dan saat aku membukanya benar.. kimbum oppa ada disana.. hehe.. dia lirik kanan kiri kemudian mengecupku di bibir. “yah.. oppa.. jangan tiba2 gtu donk..” kataku memukul pelan pundaknya. Kimbum oppa pun langsung menyapa eomma dan duduk di depan tv. “eum... sanghyun kemana?” tanya kimbum oppa tiba2. “heh? Sanghyun? Mollaso paling juga dikamarnya... ngambek kali dia..” kimbum oppa mengerutkan keningnya. “ngambek? Kenapa?” “maslah dara noona kemaren itu.. sejak eonnie memarahinya dia tak mau makan dan tak mau keluar kamar..” “bo? Selama ini? Tapi dia akhirnya makan juga kan?” tanya kimbum oppa lagi. ihhh ni oppa kenapa sih tanyanya consern banget. “iya mungkin..” “mungkin? Maksudmu?” “yaa... aku belum melihatnya sih,, tapi palingan juga dia ngendap-ngendap di malam hari atau saat aku tak di rum----” “bo???? Aku cek dia dulu” oppaku memotong kata2ku. “oppa.. biarkan saja... dia---” “biarin saja? Saat dia pulang dari dorm, dia sedang sakit rami-aaaa... kalau dia kenapa2 gimana?” katanya sembari berdiri dan menuju ke kamar sanghyun. Aish.. oppa kenapa sih? Biasanya juga tak pernah peduli dengan sanghyun,, kenapa tiba2 jadi peduli gini sih?? Huft... aku kesal sendiri.

Kimbum POV
Yang benar saja.. sudah tiga hari sejak aku mengantarkannya pulang, dan rami belum sekalipun melihatnya keluar dari kamrnya? Kenapa mereka tak mengecek sanghyun sih??? Batinku aku mulai khawatir. “sanghyun? Sanghyun-aaaa buka pintunya dong.. ini hyung..” tak ada respon sama sekali. Aku semakin panik dna akupun mulai menggedor-gedor pintu kamr sanghyun dengan keras.. tapi tetap saja tak ada respon...



~~~TBC~~~

Hehehehehe... apakah yang terjadi pda sanghyun aka cheondung aka thunder? Nantikan lanjutannya.. hheehehe tetap disini neh... khamsahamnida....

<<< Preview     next>>
           

2 komentar:

  1. huwaaa doongie sembuh doonk jangan sakit mulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. dia akan baik2 saja kok.. hahaha.. kan aku nina bobo in... heheheheh makanya angkler.. kekekek

      Hapus