Cheondung
POV
Ya
Tuhan.. mereka sampai segitunya padaku, but why??? “tidak perlu taruhan,,, aku
akan pulang sekarang juga” aku memotong pembicaraan mereka. Susah payah aku
menahan tangisku. Aku lalu masuk kekamarku dan menutup kamarku sedikit keras
karna aku kesal. Aku mengemasi barangku sambil menumpahkan tangisku tanpa
suara. Jahat! Mereka jahat sekali!!! Batinku perih. Lagian juga aku tdak minta
bantuan mereka untuk mengurusi diriku sendiri, aku-aku aku kan bisa
melakukannya sendiri.. saat aku keluar dari kamarku q dapati mereka masih di
depa tv. “anne-anneyohaseyo.. na ka yo..” kataku pelan dan cepat-cepat aku
keluar dari dorm. Aku tak ingin mereka melihat mukaku yang mungkin sangat kusut
sekali. Aku berjalan dan tetap menjatuhkan air mataku. Karna aku lelah
mengusapnya maka aku biarkan dia menetes terus keluar dari mataku. Dengan
mengenakan kacamata hitam maka orang-orang tak menghiraukanku yang merasa
sangat kacau. Saat aku melewati penjual majalah, tanpa sengaja aku melihat
deadlinenya tentang... aku? Aku langsung terhenti dan mengambil majalah itu..
tak lupa aku membayar uang majalahnya dan akupun membacanya. Apa-apaan berita
ini? Aku mabuk? Ya Tuhan.. mereka ngomong seenaknya!!! Kenapa jadi judul utama
dan booming gini sih?!!! Belum juga aku selesai membaca majalah yang membuatku
sedikit pengap, berita di tv yang ada di resto tempat aku berhenti sekarang ini
memunculkan DARA NOONA?!!! Mataku terbelalak dan tak hanya aku yang elihat ke
arah tv itu.. melainkan
seluruh pengunjung resto ini. Aku mengurungkan niatku
untuk makan dan keluar dari resto ini. Aku segera mencari taksi. “ya ampun..
kasian yah.. dara,, sandara park,,” kata supir taksi itu tiba-tiba memecah
keheningan dalam taksi. “he-heh?” “iyah.. itu adik kesayangan sandara park
telah mabuk-mabukkan.. aish.. tak tau di untung tuh anak.!! Dia pikir dengan
begitu keluarganya akan bangga apa? Yang ada mempermalukan sandara yang selama
ini membangga-banggakannya.. aish... dasar anak muda yang sok.. kan bukan hanya
reputasi dia yang jatuh.. reputasi kakaknya juga ikut jatuh kan?? Aish.. ”
gerutu supir itu. “e.. ta-tau dari mana pak..?” tanyaku hati-hati. “itu berita
tadi... di radio dan tv.. hmmm” jawabnya tetap menatap jalanan karna dia
menyertir. “o-owh..” lagi-lagi mataku jadi memanas.. dan air mataku jatuh juga.Tiba-tiba
handphoneku berdering, ‘myungsoo?’ aku benar-benar merindunkannya.. “yoboseyo?
Myung-myungsoo-aaa..” jawabku serak dan mulai sesenggukkan. “doongie? Kamu
tidak minum kan? Kamu alergi alkohol bukan? Kenapa berita itu- kamu menangis?
Wa-wae??” “be-berita itu tidak benar.. myungso-aaa.. hk hk aku aku tidak pernah
aku-aku.. hk hk berita itu salah.. dan non-noona hk hk..” “ssst sssttt
ulijima... mianhe.. yang kemarin-kemarin yah.. aku-aku sekarang masih di
Jepang, setelah ini infinite akan tour ke philipin.. aku-aku bogoshipeo yo
cheondung-aaaa.. jebal.. ulijima.. ara?” kata myungsoo yang tampak menenangku
lewat telephone. Aku semakin terisak.. karna myungsoo tak akan ada di dekatku
saat ini.. aku-aku butuh dia.. T^T. “ssssttt ssssstttt.. doongie-aaa..
ulijima.. mianhe baru menghubungii kamu,, kami benar-benar sibuk.. sekarang
kamu dimana hum?” . “tak-taksi..” kurasakan nyeri di dadaku kembali.. nafasku
mulai tak beraturan.. “mau kemana?” . “pu-hhh-pulanghh..” “doongie gwenchana?
Ken-kenapa dengan nafasmu?” suara myungsoo tampak panik. “ye-ueh..
gwen-gwenchanah yoo.. sudah dulu.. an-hhhh anneyong” aku memutus sambungan dan
meremas dadaku. “ah-ahjushi.. kita ke rumah sakit seoul neh..” kataku menatap
supir taksi ini. “he? Deo gwenchana? Rumah sakit? Neh..” kata supir taksi
tadi.. aku hanya diam tak kuat berkata apa2.. tapi... “nan gwen-chana..” kataku
pelan. Bdanku terasa dingin, aku merasakan badanku yang menggigil, keringat
dinginku bercucuran. Aku mengambil hpku kembali dan menghubungi eusiaku. Kimbum
sonsaengnim.
“yoboseo?”
“yob-boseyo..
saengnim.. hhmm”
“nugu
nde?”
“naneun..
nan sanghyun..”
“o..
sanghyun? Gwenchana? Wae? Wae geure yo?”
“odiga?”
“rumah
sakit seperti biasanya..”
“saengnim..
aku tung-gu di taman rumah sa hhh sakit neh.. akh.. hmm..”
“sanghyun?
Gwenchana?”
Aku
langsung menutup sambungan hpku dan membayar supir taksi itu, tampak pak supir
menawarkan untuk memapahku, dan dia tampak menyadari badanku yang kini
menggigil hebat. Aku hanya diam saja dan tetap fokus berjalan menuju bangku
taman. Sampai aku tak dengar teriakan ahjushi tadi. Dengan susah payah dan
uasaha yang amat tinggi akhirnya aku sampai di bangku taman dan duduk disana.
Pandanganku mulai kabur, “sanghyun? Sanghyun-aaa?” terdengar samar-samar
seseorang yang memanggilku... saeng-nim? Wajahnya tak jelasa dan gelap dan
dengungan itu seakan menelanku.
Kimbum
POV
Aku
berlari ke taman dan berusaha mencari sosok sanghyun, dari suaranya sepertinya
dia lemas. Dan mataku menangkap seorang namja yang dengan kacamata hitam dan shal
melingkar di lehernya yang duduk di bangku taman. Tampak badan namja itu
perlahan mulai tak seimbang dan ambruk, aku menangkap kepalanya sebelum terkena
bangku. “sanghyun!!” panggilku. Aku menepuk-nepuk pipinya, dia pingsan.
Badannya mengigil serta keringat dingin membanjiri wajahnya. “ya.. hai.. tolong
bantu saya mengangkat saudara saya ke
ruangan saya..” panggilku terhadap perawat laki-laki di rumah sakit ini.
Sanghyun adalah pasienku dan juga calon adik iparku. Yah.. aku telah
bertunangan dengan durami, noona daripada sanghyun. Sanghyun divonis mengidap
kanker hati. Terdapat semacam sel yang selalu tumbuh dengan cepatnya dalam
organ hati sanghyun, dia melarangku memberitahukan hal ini terhadap
keluarganya. Tapi ini tidaklah baik untuknya karna dukungan keluarga dan
kerabat dekatlah yang paling mendukung untuk kesembuhannya. Padahal dia selama
ini hidup bahagia, kedua noona dan eommanya sangat menyayanginya dan setahuku
MBLAQ adalah Group boyband yang terkenal dengan kekeluargaannya, kenapa dia
bisa mengalami depresi berat? Setahuku dia sama sekali memilki masalah, apa
yang sedang dia fikirkan? Aku hanya menghela nafas, q periksa keadaan sanghyun
dan kenapa dia semakin lemah? Harusnya kondisinya membaik. Aku menyiapkan obat
untuknya.
Dilain
tempat tepatnya di dorm MBLAQ beberapa waktu yang lalu....
Seungho
POV
Cheondung
sudah keluar dari dorm, aish... aku ini apa-apaan sih? Make acara ngadain game segala.
Dia-dia menangis lagi dan aku telah membuatnya menangis, saat aku melewati
kamarnya saat dia mengemasi barang, dia terisak dengan pelan. Mengetahuinya
menangis membuatku tak nyaman, maksudku perasaan ku jadi tak enak, aku ingin
sekali meminta maaf atas kelakuannyaku yang keterlaluan—chakka! Aish.. seungho
pabo! Kenapa aku musti mikirin hal tak penting itu?? Aish.. harusnya dia yang
meminta maaf salah siapa dia telah menyingkirkan sangbae dari kita!! Aish..
jongmalyo... kemudian aku menatap Go yang sedang termenung? Didepan tv. Tuh
anak, yang nonton tv itu dia ato tvnya yang ngliatin dia sih? “yah.. Go-ya..”
panggilku. Heh? Dia tetep aja tak bergeming? “yah!!” bukannya yng aku panggil
yang menoleh, kini kedua dongsaengku lah yang menatapku heran kemudian menatap
GO. “Gohyung kenapa sih?” celetuk Mireu. “yah GOhyung..!!” dengan wajah
penasaran kini Joonpun ikut memanggil GO. Ya mpun.. Go itu tuli atau gimana
sih??!!! Batinku mulai geram. “HYUNG!!!” teriak mir sambil menepuk pundak
hyungnya itu dengan keras dan membuatnya terlonjak kaget. Kekekekek cute.
“aish..!! mireu.. kau mengagetkanku tahu!! kenapa sih? Gak usah pake suara
keraskenapa?” gerutu GO dengan kesal. “abis hyung dipanggilin dari tadi juga
gak nyaut-nyaut.” Kata mir sambil manyun. “owh.. kenapa?” tanya GO kemudian
dengan wajah datar tanpa salah. “apa yang kamu pikirin sih??” tanyaku memotong
mir yang tampak akan mengeluarkan suaranya lagi. “aniy.. aku tidak sedang
memikirkan apa-apa. Memang ada apa?” tanya GO balik. “tidak memikirkan apa-apa
huh? Dari tadi dipanggilin gak dengar-dengar..” gerutu joon yang tampak
membelaku. “yah.. tadi aku baru gak konsen saja kalii,,, kenapa emang? Ada apa?
Hehe” tanya GO cengengesan.
GO
POV
Aish..
memangnya aku tampak sedang mikirin sesuatu sampai segitunya apa? Huft.. memang
ada yang sedang mengusik pikiranku. apa yang terjadi dengan cheondung sekarang
ya?dia kan baru sakit, tadi aja seluruh isi perutnya keluar semua.. nanti
bagaomana kalau dia lemas di jalan? Bagaimana kalau dia pingsan kembali?
Bagaimana kalau-kalau.. arghhhhh gah.. lupakan!!! Kenapa aku jadi sangat
khawatir begini? Aish... Goaaaa.. itu bukan urusanmu okey?? Aku
mengangguk-anggukkan kepalaku sendiri, lagi-lagi yang lain hanya menatapku
keheranan.. jangan sampai mereka tahu apa yang sedang aku pkirkan.. aish..
mereka tampak curiga padaku.
Mir
POV
GO
hyung sedang memikirkan apa ya? Cheon-dung? Ah... bagaimana kabar cheondung
ya?dia sudah nyampai rumah belum yah? Diakan masih sangat lemah.. dan pulang
sendirian pula... aku mengaktifkan handphoneku dan akupun membuat sebuah pesan
untuk seseorang.
To
: Sandara noona
Fr : Me
“noona...
:D, doongie hyung sudah sampai rumah dengan baik kan??”
Tidak
beberapa lama Hpku berdering,
To
: Me
Fr : Sandara noona
“rumah?
Aku sedang di dorm saeng-aaa.. ^^ tapi ini aku bentar lagi juga mau balik ke
rumah, dongsaengku kenapa? Kok pulang? Apa ada sesuatu? ‘o’ “
Aku segera membalasnya kembali,
To
: Sandara noona
Fr : Me
“ha?
Tadi cheondung hyung sakit dan pulang, tapi dia bersi keras tak mau di antar
pulang, jadi dia sendirian.. noona.. tlng cek dia hubungi keluarga yang
dirumah.. aku khawaatir noona..T_T”
Setelah
tombol send aku sentuh.. smskupun terkirim, tapi untuk kali ini noona tidak
segera membalas, akupun dengan sabar menunggu hpku berbunyi. Sampai sudah satu
jam, “aish..” gerutuku kesal. Kenapa dara noona tak segera membalas sih!! Aku
duduk di depan tv tanpa menatap tv sedetikpun tapi aku terus menatap hpku yang
aku letakkan di meja depanku. ‘kenapa tak bunyi-bunyi sih!!!!’ batinku kesal.
“yah cheolyong-aaa.. kamau menunggu telp dari siapa sih? Dari tadi menatap hp
ampe segitunya..” kata joon hyung tiba-tiba dan mengalihkan konsentrasiku
menatap hpku tadi. “a-ah.. aniyo.. hehe” jawabku lemas + salah tingkah sendiri.
Aku takut sampai ketahuan aku menanti kabar cheondung. Baru juga diomongin tuh
HP langsung bunyi, dengan segera aku mencoba meraih Hpku tapi.. “yah hyung!!!
kembalikan..” teriakku kepada joon hyung yang telah berhasih meraih Hpku lebih
cepat dan membaca sms yang masuk. ‘aish..’ “deo..” kata joon hyung dengan wajah
keheranan tapi .. “apa yang kalian ributin sih?” tanya seungho hyung tiba-tiba.
“tak ada” jawab kami berdua bersamaan. “uwih... kompak amat.. he” kata seungho
hyung sambil melewati kami berdua tanpa curiga apapun. “kem-kembalikan hyung..”
kataku gugup. Joon hyung hanya menyerahkan hpku kembali kemudian meninggalkanku
dengan wajah.. eum... ntahlah.. dengan cepat aku mebaca isi pesan dari tak lain
tak bukan.. Sandara noona.
To
: Me
Fr : Sandara noona
“yah..
mireu yaaa.. katanya gaeddong tidak ada di rumah tuh.. kata eomma tidak ada
tanda2 dia akan pulang.. biasanya kan kalau dia balik dia pasti menghubungi
rumah dulu,, kau tadi bilang apa? Sakit? Jeongmalyo??” dngan cepat aku
mengeetik balasan.
To
: Sandara noona
Fr : Me
“noona!!
Dia sakit.. bagaimana kalau ada apa2 dengannya? *_*”
Aish..
ottoke? Masa sampai sekarang dia belum sampai rumah,, jangan-jangan dia..
arghhh.. kemana aku musti mencarinya coba? Hpku berdering kembali dengan cepat
akau membuka pesan dari dara noona..
To
: Me
Fr : Sandara noona
“aih..
tenang aja..dia kan namja yang kuat ^^”
“bo???
Bisa-bisanya noona setenang itu?” gerutuku gak percaya. Aku mondar-mandir di
depan kamar cheondung, ahh.. aku telp saja nomor cheondung!! Pabo amat sih
aku?? “yoboseo?” jawab seorang tapi.. iini bukan cheondung!! Jantungku langsung
mencelos. “a-a.. cheo-cheondung? Nu-nugu nde? Di-dimana cheondung?” jawabku
panik. “ah.. saya dokternya cheondung.. sekarang cheondung ada di ruangan saya
sedang istirahat” jawabnya tenang. “dok-dokter?” . “ah.. yeee.. cheonun..
kimbum imni-----” tiba-tiba kata2 dokter itu terputus.. “yoboseo? Mir-mireu?
Ah.. mianh.. mireu shi? Wae-wae geure
yo?” tanya suara lemah yang aku sudah tahu siapa ini. “cheondung??!!!”
pekikku senang dan penuh syukur karna dia baik-baik saja. “yah!! Cheondung!!
Kenapa kamu tidak langsung ke rumah sih??? Kaumembuatku sangat khawatir!!!” bentakku.
“kha-khawatir?” tanya doongie mengulangi kata2ku.. “ah.. maksudku.. maksudku..
kamu tuh kalau pulang langsung kerumah kenapa? Kan kami menghubungi keluargamu
juga.. si-siapa yang khawatir coba???
Aish jeongmalyo..merepotkan!!!!” aku langsung memutus sambungan telephonku. Aku
menghela nafas lega.. aish.. kenapa aku jadi menggila begini?
Joon
POV
“khawatir
huh? Dasar maknae pabo!!!” gerutuku kesal, aku mendengar pembicaraan mir dengan
pasti cheondung. “yah.. penghianat!!” kataku datar dan aku menatapnya lekat.
Mir hanya terbelalak kaget. “hyung!! apa maksudmu?” tanyanya agak sewot. “aku
bilang dasar penghianat!!” kataku kini sedikit ketus dan dingin. Dia tiba-tiba
berusaha memukulku dengan kepalannya. Tapi gerakannya yang lambat dapat aku
tangkis dan aku menggenggam kepalannya. “kau telah menghianati sangbae dengan
memilihnya!!” gretakku. Kepalan mir langsung melemah dan dia gemetaran. Kini
dia sudah menangis sendiri. “aku-aku.. aku sa-salah.. mia-mianhe..” tangisnya
pecah dan dia merasa sangat bersalah. “sebenarnya apa yang terjadi padamu
mireu-aaaa..” kataku lembut sembari memeluknya berusaha menenangkannya.
“nan-na.. molasoo... aku-aku tak akan mengulanginya lagi... aku merindukan
sangbae...aku benar-benar benci-benci cheondung!!” katanya sambil menangis. Aku
menepuk-nepuk punggungnya lembut.. “neh.. kita semua merindukan sangbae...
semoga kita dapat segera menemukannya.. neh..” kataku lembut.. dia hanya
mengangguk.
Cheondung
POV
Aku
mendapati diriku tiduran di ruangan kimbum saengnim. Aku menoleh dan saengnim
sedang duduk di tempatnya dan menulis sesuatu. “sonsaengnim..” kimbum saengnim
menatapku. “o.. kau sudah sadar.. bagaimana? Ini sakit?” kimbum saengnim
menekan diafragmaku.. aku sedikit meringis karna terasa sakit disana. Aku
mengangguk pelan. “saengnim.. aku-aku minta resep obatku lagi ya? Obatku
kemaren ketinggalan di mobil managerku dan dia kini sedang berlibur di jeju..”
kataku kalem. Aku jadi ingat beberapa menit yang lalu.. diantara sadar dan tak
sadar.. spertinya mireu... mireu mengkhawatirkanku? Aku hanya tersenyum senang
dengan tiba2. Kimbum saengnim hanya mengerutkan keningnya, “sanghyun-aaaa...
gwenchana? Ya,, nanti aku buatkan lagi resepnya.. oia.. tadi aku ambil sampel
darahmu lagi dan.. sebaiknya sekarang kmu lakukan scaning organ lagi ya,, ini
sudah aku siapkan berkasnya..” jelasnya lembut. Kimbum saengnim memang terlalu
baik terhadapku... dia calon suami durami noona. Dia bersedia bungkam perihal
penyakitku, itu sangat melegakan. Selama ini aku tak pernah menggubrisnya...
bukan karna aku tak suka padanya. Aku hanya tak ingin ikt campur urusan durami
noona.. dia pernah memarahiku hanya karna kimbum saengnim memberiku sebuah
tablet. Karna noona benci jika aku dekat dengan orang2 yang disayanginya maka
lebih baik aku tak menghiraukannya. “sanghyun-aaa.. aku ini hyungmu... bukan?”
tanyanya tiba2. Aku membulatkan mataku.. dan mengangguk. “kenapa kamu tak
pernah memanggilku dengan sebutan hyung saja? Aku kan hyung mu.. J” aku hanya
diam saja dan memalingkan pandanganku ke arah tembok. “sanghyun-aaaa tapi itu
terserah kamu kok.. J eum.. lebih
baik kamu-kamu harus memberitahu keluargamu perihal penyakitmu ini sanghyun..”
aku menatapnya dan mengerutkan keningku. “and-andweyo.. aku-aku tak ingin ada
yang tahu.. siapapun juga.. kim-kimbum hyung.. jebal.. jaga rahasia ini..” aku
memohon kepada kimbum saeng.. eum kimbum hyung. “tapi sanghyun.. penyakitmu itu
bukanlah penyakit yang sederhana.. kamu-kamu butuh dukungan keluarga.. itu
sangatlah penti---” “aku bisa jaga diriku sendiri.. tanpa siapapun.. hyung!!”
potongku ketus mulai kesal dengannya. “bukannya begitu sanghyun.. aku tahu kamu
itu dapat mandiri.. tapi untuk kali ini.. khususnya penyakitmu ini.. kamu
sangat membutuhkan orang2 terdekatmu.. khususnya keluarga.. aku melihat
penyakitmu semakin..” kimbum hyung terdiam.. aku menatapnya serius.. menunggu
lanjutan kata2nya. “se-semakin apa hyung?” tanyaku ragu, aku begitu takut
dengan lanjutannya. “sudahlah.. yang terpenting kamu harus memberitahukan
semuanya kepada eomma, durami, juga dara noona..” jawab kimbum hyung tegas.
“ck.. mana hyung resepku.. aku mau pulang saja sekarang” kataku ketus. Kimbum
hyung tampak mengacuhkanku dan mengambil Hp di sakunya dan mulai menelfon
seseorang.. “yoboseo.. yeobo..” aku membelalakkan mataku setelah tahu siapa
yang dihubungi kimbum hyung.. dia-dia menghubungi noona. “Sanghyun sekarang ada
di ruanganku, di rumah sakit... dia sakit.. dan-dan ada yang perlu kamu
ketahui..” aku menatapnya dan menggelengkan kepalaku dengan tatapan memohon
untuk mengatakannya. Aku merasakan mataku mulai memanas. “eum.. nanti saja..
kamu jemput kesini neh.. ne... anneyong yeobo,,” kimbum hyung menutup Hpnya dan
menatapku kembali dengan tatapan serius. Aku sudah sedikit meneteskan air
mataku. Aku benar2 takut untuk hal ini.. aku tak ingin siapapun tahu ttg
penyakitku apalagi noona. “hyu-hyung.. apa maksudmu ini?” “maksudku durami akan
segera kesini dan menjeputmu.. saat dia disini aku ingin kamu mengatakan yang
sebenarnya..” katanya kini sedikit ketus. “gak!! Gak akan pernah!!!” “jika kamu
tak ingin mengatakannya maka aku yang akan mengatakannya” tambahnya lagi tetap
ketus dan mulai menuliskan resep untukku. “hyung???” bentakku. Tapi kimbum
hyung tak menghiraukanku dan tetap menuliskan resepku. “hyung~~ jeball”
tambahku lagi, tapi dia tetap diam.. aku benar-benar takut dan bingung.
‘ot-ottokhe??’ batinku. Aku tak dapat membendung tangisku.. aku benar2 takut
sekarang ini.. dan nyeri itu kembali datang.
Kimbum
POV
Dia
memohon tapi aku tetap tak menghiraukannya. Dia harus memberi tahukan semua
kepda keluarganya, sel kankernya semakin menyebar dan pertumbuhan sangat
cepat.. jika suasana hatinya tenang maka sel itu bisa memperlambat daya
membelahnya. Dia harus tenang dan senang agar tak memperburuk keadaannya.
Sekarang saja dia tambah lemah.. itu sangat bahaya. Setelah selesai menulis
resep aku menatapnya.. dia menangis? Kenapa dia sampai menangis? Bukannya
harusnya dia senang jika keluarganya tahu sakitnya? Dia sekarang malah terisak.
Aku tak tega melihatnya menagis seperti ini.. dia tampak semakin lemah.
“ya-yah.. sanghyun-aaa... uljima.. kau ini kan namja.. lagian harusnya kamu
lega jika keluargamu tahu kan??” kataku lembut. Dia tetap menangis dan..
“sanghyun? Sanghyun!!!” dia tampak bernafas tak beraturan dan mulai mengerang..
“arghhhh.... hhhh hhhh” dia menekan dadanya kencang. Aku dengan cepat mengambil
injeksi untuknya. “chakka sanghyun.. tahan sebentar..” saat aku mendekatinya
dia malah mundur. “yah.. sanghyun-aaa.. sini.. biar aku redakan sakitnya.. dan
nanti aku cek kembali,,, palli” kataku lembut dan aku coba mendekatinya tapi
dia kian menjauhiku. “sini sanghyun.. jangan menghindar seperti anak kecil
dong..” kataku. “shireo..!!” teriaknya. “bo? Jangan begitu sanghyun.. kau harus
terima injeksi ini.. palli” kataku. Dia tetap terus menghindariku. Wajahnya
semakin memucat dan dia mulai melemah... keringatnya mulai memenuhi wajahnya
dan dia terus mengerang kesakitan, aku sangat tak tega. “sanghyun jangan begitu
dong...” kataku lembut. “hyu-hyung hhh hharus berjanji hhh tidak –tidak akan.. arghhh..
mengatakannya!” katanya. “Ara! Ara!... hyung berjanji” kataku dengan cepat.
“jeongmal?” “neh..” aku mendenkatinya dan dia tetap diam ditempat sampai
akhirnya melemas karna injeksi obat. Aku mengangkatnya dan aku tempatkan ke
kasur kmbali. Dia sangat ringan.. apa dia mengalami penurunan berat badan?
Batinku. Dia sangat tenang. “sanghyun-aaa.. sebenarnya apa yang kini kamu
fikirkan huh? Katakanlah semuanya.. biarkan hyungmu ini membantumu..” kataku
sembari menatap tubuh lemas di depanku. Sampai akhirnya rami sampai dan dengan
terpaksa aku mengatakan jika sanghyun hanyalah kelelahan saja yang kebetulan
aku melihat di taman rumah sakit. Tentu saja rami percaya.. dia sangat
mempercayaiku, karna dia calon pendamping hidupku. Akupun akhirnya ikut
mengantarkan rami dan sanghyun pulang, karna rami selalu memaksaku untuk
kerumah.. tentu saja aku senang ke rumahnya. Sanghyun masih belum sadar dan
akupun mengangkatnya hingga ke mobil. Benar.. sanghyun semakin kurus.
“rami-aaa.... kasih sanghyun makanan yang bergizi dan banyak neh... kurasa dia
mulai kurus lagi..” kataku saat diperjalanan. Rami hanya mengangguk santai
sedikit tak menghiraukanku huh? Aku sebenarnya sangat ingin mengatakan bahwa
sanghyun sedang dalam keadaan buruk saat ini tapi aku sudah berjanji pada
sanghyun, sepertinya sanghyun benar2 takut jika keluarganya mengetahui
penyakitnya. Tapi suatu saat aku musti mengatakan yang sebenarnya. Saat sampai
dirumah keluarga park, sanghyun terbangun dan menyanggupi untuk berjalan
sendiri. Tapi saat masuk ke rumah kami mendapati dara noona yang memasang wajah
anger? Menatap kami.. aniy... menatap sanghyun? Wae geure yo? Batinku. “YAH..
SANGHYUN!!!!” teriak dara noona penuh emosi. “ye-yee noona?” “kamu kemarin
mabuk huh!!!???” pernyataaan dara noona membuatku terbelalak.. sanghyun mabuk?
Minum alkohol? Andwe!!!!! Batinku. “sanghyun..benar kamu telah minum alkohol?”
tanpa sadar akupun ikut mengintrogasi sanghyun. Sebelum sanghyundapat menjawab
pertanyaanku dara noona sudah meledak dan sanghyun hanya menunduk diam saja.
“kamu pikir dengan kamu mabuk2kan seperti itu.. tidak merugikanku huh??? Kamu
ini jeongmal!!!! Kau tahu betapa sulitnya kau menghindari kejaran wartawan2
itu?? Itu semua karna kau!!!” bentak dara noona. “aku-aku tidak mabuk noona..
aku-aku hanya terjatu-----” “kalaun bukan mabuk terus ini apa????” dara noona
melempar koran yang headlinenya adalah cheondung MBLAQ.aku meraih koran itu dan
menatap sanghyun. “ini apa?” tanya ku kecewa. “aku-aku tak pernah minum
alkohol..” kata sanghyun pelan yang sepertinya hampir menangis lagi. aku sangat
tak tega padanya.. mungkin dia memang tidak mabuk. “noon-noona.. mungkin
sanghyun benar tidak mabuk...” “kimbum!!! Jangan mebelanya!! Nanti dia malah
tidak jera!! Aku ini sednag menasehatinya!!!” teriak dara noona lalu meninggalkan
kami. Dia memasuki kamrnya dengan membanting pintu kamarnya. Sanghyun terduduk
dan tertunduk. “sang---” “jika hyung tak percaya yasudah.. terserah hyung..
yang jelas aku tidak pernah minum minuan beralkohol” kata sanghyun datar lalu
dia beranjak ke kamarnya dan mengunci kamarnya. Aku menghela nafas. “loh..
yeobo.. tadi dara noona kenapa?” tanya rai tiba2muncul dari dalam kamarnya..
yap rami tadi langsung masuk kekamarnya dan tak mengerti dara noona yang
membentak-bentak. “huft.. ntahlah.. aku juga tak tahu.. dara noona marah
terhdapa sanghyun..” jawabku lesu. “owh..” rami hanya merespon begitu saja?
Huft.. memang rami orangnya kelewat nyantainya. Akhirnya akupun pamit pulang.
Cheondung
POV
Aku
memasuki kamarku dan menguncinya, aku sangat sedih dengan kedaan dara noona
yang terganggu karna aku. Aish.. wartawan2 itu kurang ajar.. aku kan tidak
mabuk!!! Mata mereka kemana sih??? Batinku geram. Tapi aku sangat lelah hari ini.. aku ingin
tidur.. pasti besok ada jalan keluarnya. Kembali kata2 kimbum hyung berputar di
otakku.. penyakitku semakin apa? Parah huh? Aish... tenang sanghyun.. sekarang
yang kamu butuhkan hanyalah tidur dan istirahat. Jangan pikirkan hal lain dulu.
Akupun berusaha memejamkan mataku.. aku memikirkan resepku yang belum aku
beli... ahhh... aku sangat lelah.. dan.....
Durami
POV
“eomma...
aku hari ini tak ada pekerjaan di rumah sakit, eomma bikin apaan?” tanyaku
ceria. “ini bulgogi.. kesukaanmu dan eonniemu..” jawab eomma lembut.
“eh..eonnie akan makan dirumah katanya tadi.. oia.. eomma.. kimbum oppa akan
kemari... dia juga suka bulgogi lo.. hehehehe” kataku manja.. “hmmm iya-iya..
ini juga eomma bikin porsi banyak.. J” aku
tersenyum dan melirik si meja makan masih terdapat makanan sisa tadi malam.
‘eh? Sanghyun tidak makan lagi huh? Aish.. kenapa dia ngambek sih? Biasanya
juga tak pernah begini.. sudah 3 hari aku tak melihatnya.. huh.. paling juga
ngendap-ngendap dimalam hari’ batinku manyun. “tak lama kemudian bel pintu
rumahku berbunyi.. ‘yes..yeobo!!’ batinku.. “eomma.. kimbum oppa sudah----”
“yawdah cepat bukain sana gih...” kata eomma ku memotong kata2ku. Hehe dengan
ceria aku berlari ke pintu dan saat aku membukanya benar.. kimbum oppa ada
disana.. hehe.. dia lirik kanan kiri kemudian mengecupku di bibir. “yah..
oppa.. jangan tiba2 gtu donk..” kataku memukul pelan pundaknya. Kimbum oppa pun
langsung menyapa eomma dan duduk di depan tv. “eum... sanghyun kemana?” tanya
kimbum oppa tiba2. “heh? Sanghyun? Mollaso paling juga dikamarnya... ngambek
kali dia..” kimbum oppa mengerutkan keningnya. “ngambek? Kenapa?” “maslah dara
noona kemaren itu.. sejak eonnie memarahinya dia tak mau makan dan tak mau
keluar kamar..” “bo? Selama ini? Tapi dia akhirnya makan juga kan?” tanya
kimbum oppa lagi. ihhh ni oppa kenapa sih tanyanya consern banget. “iya
mungkin..” “mungkin? Maksudmu?” “yaa... aku belum melihatnya sih,, tapi
palingan juga dia ngendap-ngendap di malam hari atau saat aku tak di rum----”
“bo???? Aku cek dia dulu” oppaku memotong kata2ku. “oppa.. biarkan saja...
dia---” “biarin saja? Saat dia pulang dari dorm, dia sedang sakit rami-aaaa...
kalau dia kenapa2 gimana?” katanya sembari berdiri dan menuju ke kamar
sanghyun. Aish.. oppa kenapa sih? Biasanya juga tak pernah peduli dengan
sanghyun,, kenapa tiba2 jadi peduli gini sih?? Huft... aku kesal sendiri.
Kimbum
POV
Yang
benar saja.. sudah tiga hari sejak aku mengantarkannya pulang, dan rami belum
sekalipun melihatnya keluar dari kamrnya? Kenapa mereka tak mengecek sanghyun
sih??? Batinku aku mulai khawatir. “sanghyun? Sanghyun-aaaa buka pintunya
dong.. ini hyung..” tak ada respon sama sekali. Aku semakin panik dna akupun
mulai menggedor-gedor pintu kamr sanghyun dengan keras.. tapi tetap saja tak
ada respon...
~~~TBC~~~
huwaaa doongie sembuh doonk jangan sakit mulu
BalasHapusdia akan baik2 saja kok.. hahaha.. kan aku nina bobo in... heheheheh makanya angkler.. kekekek
Hapus