School, Night shift and the hyung
Sanghyun
namja yang hidup penuh dengan kekerasan dari keluarganya, Hal itu terjadi terus
seiring berjalannya waktu. Sampai sepuluh tahun berlalu, keluarga Park
melakukan aktivitasnya dengan hal2 yang sama.. yang berbeda adalah semakin
tumbuhnya anak2 keluarga Park. Semakin dewasa, anak2 Park semakin cerdas,
cerdik dan licik. Sang maknae.. kini dia dapat sekolah dan bekerja. Karena keluarga Park merasa khawatir akan
terbongkarnya rahasia keluarga Park yang menjadikan salah satu putranya sebagai
budak.. akhirnya sanghyun mendapatkan keringanan. Sanghyun tak pernah mengerti
akan kekhawatiran eomma dan appanya itu, dia bebas kerja di rumahnya di waktu
sekolah yaitu senin sampai kamis mulai jam 9 sampai jam 12 siang saja, seseorang
yang dibayar oleh keluarga Park membantu mencari beasiswa sekolahan terbuka di
daerahnya yang memang mengambil waktu setengah hari saja kemudian dia juga
bebas dari kerjaan rumahnya di waktu malam hari setelah jam 10. Lewat jam 10
malam dia di ijinkan keluar untuk bekerja sampai jam 12 malam dia menjadi
seorang pelayan di cafe malam diapun memilih shift malam karena dia memiliki
tugas di rumahnya. Selain waktu tersebut sanghyun dilarang keras keluar dari
rumah keluarga Park. Sanghyun tumbuh menjadi namja pendiam yang sangat tertutup
dan tak pernah mengeluarkan sepatah katapun jika itu tak perlu.
Namja
berumur 17 tahun itu kini bersiap untuk memakai seragam pertamanya,tak ada
senyum senang di wajahnya. Dia hanya diam menaati kata2 eommanya yang menyuruhnya
memakai baju seragam itu. Hanya menyerahkan seragam saja Mrs Park melempar
seragam itu ke wajah sanghyun dengan kibasan keras dari seragam itu. Sanghyun
tampak meringis kesakitan di wajahnya.karna kibasan seragam itu pipi sanghyun
tampak memerah, kulit putihnya memang sangat rentan dengan segala sentuhan
sehingga membuat kulit itu memerah. Mrs Park yang menyadari pipi merah sanghyun
menatap sanghyun dengan jijik, meski dalam hatinya dia sangat iri dengan kulit
putra bungsunya yang mengalahkan kulit halusnya. Tiba2 Mrs Park mencakar pipi
sanghyun dengan keras, “a-auw.. appo eom-mma..” celetuk sanghyun sambil
mengelus pipinya yang kini muncul goresan merah. “kenapa? Kamu ingin pamer
dengan orang2 di sekolahanmu dengan pipi cubby mu itu huh??” geram Mrs Park.
“An-niya eomma..” sanghyun menunduk takut menatap mata eommanya. Kakinya merasa
kesemutan saking takutnya dia untuk menggerakkan sejangkah kakipun. “eomma...
kami berangkat dulu yah..” kata saudara2 sanghyun di balik punggung Mrs Park.
Dengan senyum merekah Mrs Park membalikkan badannya dan memeluk serta mencium
kening masing2 kepada ke empat saudara2 sanghyun. Sanghyun mendongak menatap pemandangan
di depan matanya. Hatinya tiba2 terasa terbakar, dia merasakan panas di
hatinya. Dia hanya menekan pelan di dadanya. Meski bendungan di matanya hendak
pecah, sanghyun tetap bersi keras menahan air matanya yang ingin keluar.
Sanghyun menggigit bibir bagian dalamnya agar dia dapat menahan tangisnnya.
“mister.. mister!” panggil seseorang dengan lumayan keras membuat sanghyun
terlonjak, dia mendongak dan menatap namja yang menggunakan kemeja putih dengan
celana jeans hitam rapi tersenyum menatap sanghyun, sanghyun mengerutkan
dahinya dia merasa familiar dengan wajah namja di depannya tapi tak ingat siapa
dirinya. “Kata Tuan besar saya musti mengantar tuan muda ke tempat sekolahnya
kajja ^_^” namja itu tersenyum menatap sanghyun
yang malah melongo. Namja itu beranjak menuju mobilnya diikuti sanghyun dengan
perasaan canggung, dia tak pernah naik mobil mewah musti banyak mobil mewah
terjajar di rumahnya. Sanghyun hanya diam di dalam mobil, dia tak mengenakan
sabuk pengamannya. Namja itu menyadari sanghyun yang belum memakai sabuk
pengamannya. “tuan muda, saya harap tuan memakai sabuk pengamannya..”. sanghyun
menatap namja itu dengan tatapan bingung. Yah.. mana tau dia mengenakan sabuk
pengaman, seumur dia dari 10 tahun yang lalu sanghyun tak pernah menaiki mobil.
Sanghyun hanya tetap diam tak paham dengan kata2 namja di bangku setir itu.
“tuan muda? Sabuk pengamannya?” tanya namja itu lagi. lagi2 sanghyun hanya
menatap namja itu dengan tatapan blank. Namja itu mengerutkan dahinya, ‘dia
paham tidak gak sie?’ batin yang lebih tua. Dengan sigap namja itu memasangkan
sabuk pengamannya. “nah... biar aman nantinya.. neh..” sanghyun hanya menatap
tangan namja manis itu memasang sabuknya. ‘Park-Park Jungsoo?’ batin sanghyun
membaca tagname sang pengemudi manis itu. Aku menatap namja disampingku terus
tanpa berkedip. “ada apa tuan muda? Ada yang aneh dengan saya?” tanya namja itu
tiba2. “seperti pernah melihatmu..” jawab sanghyun datar. “....” keadaan sunyi
kembali, namja bernama park jungsoo itu tak menjawab pertanyaan yang lebih
muda. Sanghyun pun hanya diam karna diapun tak membutuhkan jawaban itu,
sanghyun pun tak penasaran atau apapun. Dia tetap tak perduli dengan
perasaannya sendiri. “sudah sampai.. setelah ini kata tuan besar aku tidak akan
mengantar anda kembali.. anda ingat jalannya kan?” sanghyun hanya mengangguk. “tapi..
jika tuan muda masih takut.. tuan muda bisa menghub--” sanghyun tak
memperdulikan kelanjutan kata2 park jungsoo itu, dia langsung berjalan memasuki
gerbang sekolahan yang ditunjukan oleh namja manis itu. Namja bernama park
jungsoo itu hanya menghela nafas. “dia masih mengingatku huh?” katanya sambil
tersenyum.
Setelah
selesai sekolahpun sanghyun langsung menuju ke rumah mewahnya. Dia berjalan
sambil menunduk dan tak menghiraukan sekelilingnya. Dia sangat takut dengan
aturan yang dibuat oleh appanya. “jangan pernah berinteraksi dengan siapapun..
kalau sampai ketahuan kamu sedang berhubungan dengan orang diluar sana...” Mr.
Park menarik rambut sanghyun dengan kasar.. “kau akan aku kirim ke neraka!”dan
sanghyun ditendangnya keras pada perutnya sehingga dia mengerang tertahan. Sanghyun
masih mengingat kejadian saat dia ketahuan berbicara dengan orang di depan
rumahnya yang sedang bermain. Saat itu juga seungho hyungnya menarik lengan
sanghyun kasar dan membawanya masuk ke tempat appanya dan Mr. Park mengancam
hal itu. Sanghyun tak ingin kejadian itu terjadi lagi sehingga sanghyun tampak
diam dan tak menghiraukan bisikan atau kata2 yang dilontarkan oleh murid2
disana.
Sesampainya
di rumah, sanghyun sebenarnya merasa sangat letih tapi dia sadar begitu banyak
pekerjaan yang menumpuk. Saat dia sedang mencuci piring2 dan gelas.. cheolyong
dengan sengaja berjalan dan menyenggol siku sanghyun yang sedang memegangi
gelas bersabun, maka tentunya jatuhlah gelas itu ke lantai dan pecah. Dengan senyuman
sinis.. cheolyong mengambil air minum dari lemari esnya dan tak menghiraukan
sanghyun yang berusaha mengumpulkan serpihan gelas itu. “eomma.. gelas
kesayangan eomma pecah tuh” teriak cheolyong setelah meneguk air mineralnya. Sanghyun
langsung merasa badannya gemetaran.. dia benar2 sangat takut.. “cheo-cheolyong
hyung.. je-jebal jangan katakan kepada eomm--”. “BO????” kata2 sanghyun
terpotong dengan teriakan melengking dari eommanya itu.. eommanya hanya menatap
sanghyun dengan tatapan sinis penuh dengan amarah. Sanghyun membeku di
tempatnya dia tak berani bergerak seinchipun. Dengan kasar Mrs Park menarik
lengan sanghyun, ditariknya lengan ramping sanghyun menuju ke sebuah ruangan,
yang mana tak seorangpun selain Mrs Park dan Mr Park yang memasuki ruangan
tersebut. Saat cheolyong berusaha mengikuti eommanya Mrs Park melarang
cheolyong untuk memasuki ruangan itu, jantung sanghyun berdetak sangat kencang.
Dia tak dapat membayangkan apa yang akan dilakukan eommanya. Gelas yang
dipecahkannya memang gelas yang paling dicukai oleh eommanya. Sanghyun didudukkan
di kursi besi, dinginya besi merayap ke badan sanghyun, kursi besi itu tersedia
sabuk di lengannya, lengan sanghyun diikatnya pada pgangan kursi itu, sanghyun
tak berani meronta atau melawan, karna dengan dia meronta dia pasti akan mendapatkan
hukuman yang lebih keras lagi. kaki sanghyun pun di ikatnya pada kaki kursi
itu, peralatan di samping kursi besi itu begitu rumit dengan kabel2 warna-warni
tersambung di aliran listrik. Sanghyun hanya tampak kebingungan sendiri. “eom-eomma..
aku-aku mau di apakan?” tanya sanghyun takut2. Mrs Park memegngi kepala
sanghyun.. “pengen tahu huh?” Mrs park mengambil salah satu kabel besar
berwarna biru.. di ujung kabel itu tampak seperti bercabang yang berbahan
logam. Dan Mrs park mendekatkan kedua ujung logam itu ke lengan kanan sanghyun,
“arghhhhh...” sanghyun langsung terkejut dan mengerang karna sengatan listrik
itu mengaliri tubuhnya. Nafas sanghyun menjadi pendek-pendek.. “am-ampun
eom-eomma...” kata sanghyun pelan, dia menatap ujung kabel yang dipegang oleh
eommanya dengan penuh ketakutan. “ampun heoh?.. jika kata2 ampun dapat
memperbaiki gelas tercantikku.. maka aku tak akan melakukan hal ini!!!!” teriak
Mrs Park di wajah sanghyun, sanghyun tak menangis karna memang ditahannya. Dia hanya
menunduk gemetaran. ‘ha-harabojhi...’ rintihnya dalam hati. Bukannya dilepaskan
sanghyun dibiarkan terikat dikursi besi di ruangan remang-remang yang memang
pribadi untuk kedua ortunya. Sanghyun tak menyangka di dalam ruangan ini
terdapat alat2 yang tak pernah dia bayangkan. Sanghyun merasa salah letih,, dan
akhirnya dia tertidur.
Saat
sanghyun bangun dia sudah tak terikat lagi, dia berda di gudang kamarnya dan
tiduran dilantai seperti biasanya. Sanghyun nampak bingung mulanya sampai suara
dering jam yang menunjukkan pukul tujuh malam, sanghyun langsung berdiri.. dan
dengan sempoyongan dia menuju dapur.. cepat-cepat dicarinya bahan2 dari lemari
es dan.. “ouch..” rintih sanghyun saat perutnya mulai terasa melilit.. tapi dia
tak boleh pingsan, dia tetap terus melanjutkan aktivitasnya untuk menyiapkan
hidangan makan malam bagi keluarganya kecuali dirinya sendiri. Dia tak ingin
tampak sakit dan jika sampai dia tampak sakit dia akan dibuang oleh appanya. Sanghyun
sangat takut jika sampai di terlempar dari keluarganya. Dia tak tahu siapa lagi
keluarga yang dia punya. Dia hanya tahu eomma, appa dan ke empat hyungnya. Sanghyun
sangat menyayangi mereka. Sanghyun tak memperdulikan yang mungkin kini keringat
dinginnya terus keluar dan membuatnya merasa lemas.. dia hanya tetap terus
berusaha menghidangkan yang terbaik untuk keluarganya. Dan setelah selesai...
dia akan tetap berdiri disamping kursi appanya dan menunduk, sedang yang lain
asyik makan, sanghyun merasakan kakinya yang mulai mati rasa. Sanghyun hampir
terhuyung tapi dia cepat2 berpegangan dengan kursi appanya, “wae? Jangan berisikk!!”
bentak Mr. Park. “n-nneh” sanghyun kembali tegak. Sampai akhirnya mereka semua
selesai makan.. sanghyun dengan segera membersihkan piring dan gelas yang kotor
lagi,, kini dia lebih berhati2.
Meski
perutnya yang sakitnya semakin menjadi-jadi, sanghyun tetap keluar ke tempat
dia kerja.. pukul sepuluh malam, sanghyun bergegas menuju tempat dia kerja. Di cafe
malam, ownernya sangat baik dengan sanghyun meski sanghyun tak pernah
melihatnya, yah.. sang owner selalu berinteraksi terhadap pekerja2nya lewat
seorang manager. Di cafe malam sering kali sanghyun digoda oleh pengunjung,
baik wanita maupun pria. Dan tentunya sanghyun selalu hanya diam dengan tatapan
blanky yang dia miliki. Sanghyun adalah the cold prince, begitulah sebutan yang
didapatnya di cafe itu. Meski seperti itu sanghyun sering kali dijadikan alasan
oleh pengunjung untuk selalu mendatangi cafe tersebut. Sanghyun bisa makan saat
ditempat dia bekerja.. karna dia mendapatkan uang juga karna dia bekerja
disitu. “prince doongi-aaaaa.. soju kelas pertama hanya untukku neh...” kata
seorang wanita salah satu pelanggan cafe, sanghyun tak pernah memperkenalkan
dirinya sebagai sanghyun park, melainkan sebagai cheondung. Sanghyun mengangguk
dan segera menyiapkan pesanan itu. “aw.. tetap cold dengan wajah tampannya..”
celetuk wanita itu. Sanghyun hanya diam terus menyiapkan pesanan.. sanghyun
merasa ada yang salah dengan badannya.. saat menyiapkan pesanan wanita cantik
itu.. sanghyun seperti mendengar gelasa yang pecah dan teriakkan wanita tadi..
sanghyun merasakan pipinya menyentuh dinginnya lantai. Dan lampu gemerlap warna
warni menjadi gelap gulita.
Sanghyun membuka mata dan dia mendapatii dirinya terbaring di kasur yang
empuk dan besar. Samar-samar dia masih bisa mendengar musik cafe tempat dia
bkerja. “odiga?” celetuknya tiba-tiba. “di kamar ruanganku..” jawab seseorang
dan saat dia menoleh... “park-park jungsoo?” . “leeteuk.. panggil aku dengan
leeteuk hyung.. saja.. dan aku kebetulan sedang survey di cafeku dan mendapati
salah satu pekerja terbaikku jatuh pingsan. Kamu – kamu memiliki magh yng akut
cheondung.. ah.. atau bisa aku panggil dengan sanghyun? Eum.. tuan muda?”
sanghyun terbelalak.. “na-naneun. Cheondung imnida..” jawabnya buru2 dan gugup.
“yeh-yeh-yeh... cheondung... sbenarnya apa yang terjadi di rumah besarmu? Kenapa
sampai kamu bekerja disini?” tanya owner cafe itu. Sanghyun hanya terus
menunduk tak menjawab. Dia amat bingung.. kenapa bisa ada salah satu orang
appanya yang menjadi pemiliki cafe tempat dia bekerja dan wajahnya yang begitu
familiar di mata sanghyun.. tapi sanghyun enggan memikirkan hal yang
memusingkan baginya, sanghyun bergegas turun dari kasur dan membungkuk. “khamsahamnida..
master.. saya akan kembali bekerja..” dan dengan begitu sanghyun meninggalkan
ruangan bosnya.
---TBC---
tentang apakah yang akan terjadi dikelanjutan harinya sanghyun, kuatkah dia menahan semua ini? dan siapakah Park jungsoo yang sangat familiar dimata sanghyun.. hehehe nantikan kelanjutannya.. muski lama.. haha..
oh iya aku masukan leteuk oppa disini.. abis pengennnn,, hehehehe angels... aku minjem leeteuk oppa bwt crita saye neh.. #Nehhh..--Angels answer. kekekeke
oiyah.. bonus...>_____<
sebagai orangnya Mr Park |
saat sebagai owner cafe |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar