Sabtu, 12 April 2014

Little White Angel - Chapter Three

School, Night shift and the hyung


Sanghyun namja yang hidup penuh dengan kekerasan dari keluarganya, Hal itu terjadi terus seiring berjalannya waktu. Sampai sepuluh tahun berlalu, keluarga Park melakukan aktivitasnya dengan hal2 yang sama.. yang berbeda adalah semakin tumbuhnya anak2 keluarga Park. Semakin dewasa, anak2 Park semakin cerdas, cerdik dan licik. Sang maknae.. kini dia dapat sekolah dan  bekerja. Karena keluarga Park merasa khawatir akan terbongkarnya rahasia keluarga Park yang menjadikan salah satu putranya sebagai budak.. akhirnya sanghyun mendapatkan keringanan. Sanghyun tak pernah mengerti akan kekhawatiran eomma dan appanya itu, dia bebas kerja di rumahnya di waktu sekolah yaitu senin sampai kamis mulai jam 9 sampai jam 12 siang saja, seseorang yang dibayar oleh keluarga Park membantu mencari beasiswa sekolahan terbuka di daerahnya yang memang mengambil waktu setengah hari saja kemudian dia juga bebas dari kerjaan rumahnya di waktu malam hari setelah jam 10. Lewat jam 10 malam dia di ijinkan keluar untuk bekerja sampai jam 12 malam dia menjadi seorang pelayan di cafe malam diapun memilih shift malam karena dia memiliki tugas di rumahnya. Selain waktu tersebut sanghyun dilarang keras keluar dari rumah keluarga Park. Sanghyun tumbuh menjadi namja pendiam yang sangat tertutup dan tak pernah mengeluarkan sepatah katapun jika itu tak perlu.

Namja berumur 17 tahun itu kini bersiap untuk memakai seragam pertamanya,tak ada senyum senang di wajahnya. Dia hanya diam menaati kata2 eommanya yang menyuruhnya memakai baju seragam itu. Hanya menyerahkan seragam saja Mrs Park melempar seragam itu ke wajah sanghyun dengan kibasan keras dari seragam itu. Sanghyun tampak meringis kesakitan di wajahnya.karna kibasan seragam itu pipi sanghyun tampak memerah, kulit putihnya memang sangat rentan dengan segala sentuhan sehingga membuat kulit itu memerah. Mrs Park yang menyadari pipi merah sanghyun menatap sanghyun dengan jijik, meski dalam hatinya dia sangat iri dengan kulit putra bungsunya yang mengalahkan kulit halusnya. Tiba2 Mrs Park mencakar pipi sanghyun dengan keras, “a-auw.. appo eom-mma..” celetuk sanghyun sambil mengelus pipinya yang kini muncul goresan merah. “kenapa? Kamu ingin pamer dengan orang2 di sekolahanmu dengan pipi cubby mu itu huh??” geram Mrs Park. “An-niya eomma..” sanghyun menunduk takut menatap mata eommanya. Kakinya merasa kesemutan saking takutnya dia untuk menggerakkan sejangkah kakipun. “eomma... kami berangkat dulu yah..” kata saudara2 sanghyun di balik punggung Mrs Park. Dengan senyum merekah Mrs Park membalikkan badannya dan memeluk serta mencium kening masing2 kepada ke empat saudara2 sanghyun. Sanghyun mendongak menatap pemandangan di depan matanya. Hatinya tiba2 terasa terbakar, dia merasakan panas di hatinya. Dia hanya menekan pelan di dadanya. Meski bendungan di matanya hendak pecah, sanghyun tetap bersi keras menahan air matanya yang ingin keluar. Sanghyun menggigit bibir bagian dalamnya agar dia dapat menahan tangisnnya. “mister.. mister!” panggil seseorang dengan lumayan keras membuat sanghyun terlonjak, dia mendongak dan menatap namja yang menggunakan kemeja putih dengan celana jeans hitam rapi tersenyum menatap sanghyun, sanghyun mengerutkan dahinya dia merasa familiar dengan wajah namja di depannya tapi tak ingat siapa dirinya. “Kata Tuan besar saya musti mengantar tuan muda ke tempat sekolahnya kajja ^_^” namja itu tersenyum menatap sanghyun yang malah melongo. Namja itu beranjak menuju mobilnya diikuti sanghyun dengan perasaan canggung, dia tak pernah naik mobil mewah musti banyak mobil mewah terjajar di rumahnya. Sanghyun hanya diam di dalam mobil, dia tak mengenakan sabuk pengamannya. Namja itu menyadari sanghyun yang belum memakai sabuk pengamannya. “tuan muda, saya harap tuan memakai sabuk pengamannya..”. sanghyun menatap namja itu dengan tatapan bingung. Yah.. mana tau dia mengenakan sabuk pengaman, seumur dia dari 10 tahun yang lalu sanghyun tak pernah menaiki mobil. Sanghyun hanya tetap diam tak paham dengan kata2 namja di bangku setir itu. “tuan muda? Sabuk pengamannya?” tanya namja itu lagi. lagi2 sanghyun hanya menatap namja itu dengan tatapan blank. Namja itu mengerutkan dahinya, ‘dia paham tidak gak sie?’ batin yang lebih tua. Dengan sigap namja itu memasangkan sabuk pengamannya. “nah... biar aman nantinya.. neh..” sanghyun hanya menatap tangan namja manis itu memasang sabuknya. ‘Park-Park Jungsoo?’ batin sanghyun membaca tagname sang pengemudi manis itu. Aku menatap namja disampingku terus tanpa berkedip. “ada apa tuan muda? Ada yang aneh dengan saya?” tanya namja itu tiba2. “seperti pernah melihatmu..” jawab sanghyun datar. “....” keadaan sunyi kembali, namja bernama park jungsoo itu tak menjawab pertanyaan yang lebih muda. Sanghyun pun hanya diam karna diapun tak membutuhkan jawaban itu, sanghyun pun tak penasaran atau apapun. Dia tetap tak perduli dengan perasaannya sendiri. “sudah sampai.. setelah ini kata tuan besar aku tidak akan mengantar anda kembali.. anda ingat jalannya kan?” sanghyun hanya mengangguk. “tapi.. jika tuan muda masih takut.. tuan muda bisa menghub--” sanghyun tak memperdulikan kelanjutan kata2 park jungsoo itu, dia langsung berjalan memasuki gerbang sekolahan yang ditunjukan oleh namja manis itu. Namja bernama park jungsoo itu hanya menghela nafas. “dia masih mengingatku huh?” katanya sambil tersenyum.
Setelah selesai sekolahpun sanghyun langsung menuju ke rumah mewahnya. Dia berjalan sambil menunduk dan tak menghiraukan sekelilingnya. Dia sangat takut dengan aturan yang dibuat oleh appanya. “jangan pernah berinteraksi dengan siapapun.. kalau sampai ketahuan kamu sedang berhubungan dengan orang diluar sana...” Mr. Park menarik rambut sanghyun dengan kasar.. “kau akan aku kirim ke neraka!”dan sanghyun ditendangnya keras pada perutnya sehingga dia mengerang tertahan. Sanghyun masih mengingat kejadian saat dia ketahuan berbicara dengan orang di depan rumahnya yang sedang bermain. Saat itu juga seungho hyungnya menarik lengan sanghyun kasar dan membawanya masuk ke tempat appanya dan Mr. Park mengancam hal itu. Sanghyun tak ingin kejadian itu terjadi lagi sehingga sanghyun tampak diam dan tak menghiraukan bisikan atau kata2 yang dilontarkan oleh murid2 disana.
Sesampainya di rumah, sanghyun sebenarnya merasa sangat letih tapi dia sadar begitu banyak pekerjaan yang menumpuk. Saat dia sedang mencuci piring2 dan gelas.. cheolyong dengan sengaja berjalan dan menyenggol siku sanghyun yang sedang memegangi gelas bersabun, maka tentunya jatuhlah gelas itu ke lantai dan pecah. Dengan senyuman sinis.. cheolyong mengambil air minum dari lemari esnya dan tak menghiraukan sanghyun yang berusaha mengumpulkan serpihan gelas itu. “eomma.. gelas kesayangan eomma pecah tuh” teriak cheolyong setelah meneguk air mineralnya. Sanghyun langsung merasa badannya gemetaran.. dia benar2 sangat takut.. “cheo-cheolyong hyung.. je-jebal jangan katakan kepada eomm--”. “BO????” kata2 sanghyun terpotong dengan teriakan melengking dari eommanya itu.. eommanya hanya menatap sanghyun dengan tatapan sinis penuh dengan amarah. Sanghyun membeku di tempatnya dia tak berani bergerak seinchipun. Dengan kasar Mrs Park menarik lengan sanghyun, ditariknya lengan ramping sanghyun menuju ke sebuah ruangan, yang mana tak seorangpun selain Mrs Park dan Mr Park yang memasuki ruangan tersebut. Saat cheolyong berusaha mengikuti eommanya Mrs Park melarang cheolyong untuk memasuki ruangan itu, jantung sanghyun berdetak sangat kencang. Dia tak dapat membayangkan apa yang akan dilakukan eommanya. Gelas yang dipecahkannya memang gelas yang paling dicukai oleh eommanya. Sanghyun didudukkan di kursi besi, dinginya besi merayap ke badan sanghyun, kursi besi itu tersedia sabuk di lengannya, lengan sanghyun diikatnya pada pgangan kursi itu, sanghyun tak berani meronta atau melawan, karna dengan dia meronta dia pasti akan mendapatkan hukuman yang lebih keras lagi. kaki sanghyun pun di ikatnya pada kaki kursi itu, peralatan di samping kursi besi itu begitu rumit dengan kabel2 warna-warni tersambung di aliran listrik. Sanghyun hanya tampak kebingungan sendiri. “eom-eomma.. aku-aku mau di apakan?” tanya sanghyun takut2. Mrs Park memegngi kepala sanghyun.. “pengen tahu huh?” Mrs park mengambil salah satu kabel besar berwarna biru.. di ujung kabel itu tampak seperti bercabang yang berbahan logam. Dan Mrs park mendekatkan kedua ujung logam itu ke lengan kanan sanghyun, “arghhhhh...” sanghyun langsung terkejut dan mengerang karna sengatan listrik itu mengaliri tubuhnya. Nafas sanghyun menjadi pendek-pendek.. “am-ampun eom-eomma...” kata sanghyun pelan, dia menatap ujung kabel yang dipegang oleh eommanya dengan penuh ketakutan. “ampun heoh?.. jika kata2 ampun dapat memperbaiki gelas tercantikku.. maka aku tak akan melakukan hal ini!!!!” teriak Mrs Park di wajah sanghyun, sanghyun tak menangis karna memang ditahannya. Dia hanya menunduk gemetaran. ‘ha-harabojhi...’ rintihnya dalam hati. Bukannya dilepaskan sanghyun dibiarkan terikat dikursi besi di ruangan remang-remang yang memang pribadi untuk kedua ortunya. Sanghyun tak menyangka di dalam ruangan ini terdapat alat2 yang tak pernah dia bayangkan. Sanghyun merasa salah letih,, dan akhirnya dia tertidur.
Saat sanghyun bangun dia sudah tak terikat lagi, dia berda di gudang kamarnya dan tiduran dilantai seperti biasanya. Sanghyun nampak bingung mulanya sampai suara dering jam yang menunjukkan pukul tujuh malam, sanghyun langsung berdiri.. dan dengan sempoyongan dia menuju dapur.. cepat-cepat dicarinya bahan2 dari lemari es dan.. “ouch..” rintih sanghyun saat perutnya mulai terasa melilit.. tapi dia tak boleh pingsan, dia tetap terus melanjutkan aktivitasnya untuk menyiapkan hidangan makan malam bagi keluarganya kecuali dirinya sendiri. Dia tak ingin tampak sakit dan jika sampai dia tampak sakit dia akan dibuang oleh appanya. Sanghyun sangat takut jika sampai di terlempar dari keluarganya. Dia tak tahu siapa lagi keluarga yang dia punya. Dia hanya tahu eomma, appa dan ke empat hyungnya. Sanghyun sangat menyayangi mereka. Sanghyun tak memperdulikan yang mungkin kini keringat dinginnya terus keluar dan membuatnya merasa lemas.. dia hanya tetap terus berusaha menghidangkan yang terbaik untuk keluarganya. Dan setelah selesai... dia akan tetap berdiri disamping kursi appanya dan menunduk, sedang yang lain asyik makan, sanghyun merasakan kakinya yang mulai mati rasa. Sanghyun hampir terhuyung tapi dia cepat2 berpegangan dengan kursi appanya, “wae? Jangan berisikk!!” bentak Mr. Park. “n-nneh” sanghyun kembali tegak. Sampai akhirnya mereka semua selesai makan.. sanghyun dengan segera membersihkan piring dan gelas yang kotor lagi,, kini dia lebih berhati2.
Meski perutnya yang sakitnya semakin menjadi-jadi, sanghyun tetap keluar ke tempat dia kerja.. pukul sepuluh malam, sanghyun bergegas menuju tempat dia kerja. Di cafe malam, ownernya sangat baik dengan sanghyun meski sanghyun tak pernah melihatnya, yah.. sang owner selalu berinteraksi terhadap pekerja2nya lewat seorang manager. Di cafe malam sering kali sanghyun digoda oleh pengunjung, baik wanita maupun pria. Dan tentunya sanghyun selalu hanya diam dengan tatapan blanky yang dia miliki. Sanghyun adalah the cold prince, begitulah sebutan yang didapatnya di cafe itu. Meski seperti itu sanghyun sering kali dijadikan alasan oleh pengunjung untuk selalu mendatangi cafe tersebut. Sanghyun bisa makan saat ditempat dia bekerja.. karna dia mendapatkan uang juga karna dia bekerja disitu. “prince doongi-aaaaa.. soju kelas pertama hanya untukku neh...” kata seorang wanita salah satu pelanggan cafe, sanghyun tak pernah memperkenalkan dirinya sebagai sanghyun park, melainkan sebagai cheondung. Sanghyun mengangguk dan segera menyiapkan pesanan itu. “aw.. tetap cold dengan wajah tampannya..” celetuk wanita itu. Sanghyun hanya diam terus menyiapkan pesanan.. sanghyun merasa ada yang salah dengan badannya.. saat menyiapkan pesanan wanita cantik itu.. sanghyun seperti mendengar gelasa yang pecah dan teriakkan wanita tadi.. sanghyun merasakan pipinya menyentuh dinginnya lantai. Dan lampu gemerlap warna warni menjadi gelap gulita.
Sanghyun membuka mata dan dia mendapatii dirinya terbaring di kasur yang empuk dan besar. Samar-samar dia masih bisa mendengar musik cafe tempat dia bkerja. “odiga?” celetuknya tiba-tiba. “di kamar ruanganku..” jawab seseorang dan saat dia menoleh... “park-park jungsoo?” . “leeteuk.. panggil aku dengan leeteuk hyung.. saja.. dan aku kebetulan sedang survey di cafeku dan mendapati salah satu pekerja terbaikku jatuh pingsan. Kamu – kamu memiliki magh yng akut cheondung.. ah.. atau bisa aku panggil dengan sanghyun? Eum.. tuan muda?” sanghyun terbelalak.. “na-naneun. Cheondung imnida..” jawabnya buru2 dan gugup. “yeh-yeh-yeh... cheondung... sbenarnya apa yang terjadi di rumah besarmu? Kenapa sampai kamu bekerja disini?” tanya owner cafe itu. Sanghyun hanya terus menunduk tak menjawab. Dia amat bingung.. kenapa bisa ada salah satu orang appanya yang menjadi pemiliki cafe tempat dia bekerja dan wajahnya yang begitu familiar di mata sanghyun.. tapi sanghyun enggan memikirkan hal yang memusingkan baginya, sanghyun bergegas turun dari kasur dan membungkuk. “khamsahamnida.. master.. saya akan kembali bekerja..” dan dengan begitu sanghyun meninggalkan ruangan bosnya.



---TBC---





tentang apakah yang akan terjadi dikelanjutan harinya sanghyun, kuatkah dia menahan semua ini? dan siapakah Park jungsoo yang sangat familiar dimata sanghyun.. hehehe nantikan kelanjutannya.. muski lama.. haha..

oh iya aku masukan leteuk oppa disini.. abis pengennnn,, hehehehe angels... aku minjem leeteuk oppa bwt crita saye neh.. #Nehhh..--Angels answer. kekekeke

oiyah.. bonus...>_____<

sebagai orangnya Mr Park

 
saat sebagai owner cafe


uke anneyong... >.< 
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar